Surat 'Keramat' dari Gubernur Ibrahim Hasan Membawa Sakum Nugroho ke Persiraja
Ya, saat itu, Lantak Laju harus terjun bebas ke divisi I setelah lama bermukim di kompetisi elit divisi utama.
Penulis: Imran Thayib | Editor: Imran Thayib
Sebagaimana diketahui, Sakum Nugroho juga mampu mengantarkan PSMS juara Perserikatan tahun 1983 dan 1985.
Kemudian, Sakum juga ikut andil saat tim sepakbola Sumatera Utara merebut medali emas pada PON 1985.
“Setelah pensiun dari PSMS, Sakum pindah tugas ke Lhokseumawe. Saat itu, dia berkerja di sebuah bank,” cerita mantan pemain Persiraja, Anwar dan Dahlan Jalil kepada Serambinews, Sabtu (4/9/2021) malam.
Saat itu, Ketua Umum Persiraja, H Iskandar Husein turun langsung untuk mengurus proses perpindahan Sakum dari Lhokseumawe ke Banda Aceh.
Bergabungnya mantan pemain timnas Indonesia era 80-an, membuat kekuatan Persiraja semakin tangguh dan solid.
“Sebagai gelandang bertahan, dia benar-benar kuat di lini tengah terutama saat menghadang serangan lawan,” kenang rekan Sakum di lini tengah, Anwar.
Dahlan Jalil mengungkapkan, kemampuan yang dimiliki Sakum benar-benar di atas rata-rata.
“Bila sudah mampu merebut bola, dia langsung memberikan umpan akurat buat saya dan A Gamal,” cerita ayah tiga putra itu.
Di bawah asuhan Parlin Siagian, Persiraja tampil dengan formasi 4-4-1-1.
Kala itu, ciri khas permainan Lantak ngotot, cepat, keras dan agresif.
Tak ayal, saat itu, gol Persiraja saat bermain di kandang dan tandang selalu tercipta di menit awal pertandingan.
Taufik Junianto menjadi pilihan utama di bawah mistar.
Di lini bawah, kolaborasi kapten Samsul Bahri (almarhum), Abdurrahman, Hendra Saputra, dan Ramadana menjadi tembok kokoh bagi lawan.
Sementara di sektor lapangan tengah menjadi milik kuartet Zarmansyah Tompi, Sakum Nugroho, Mustafa Jalil, dan Anwar.
Di posisi second-striker ditempati mantan punggawa timnas yang pernah tampil di Pra-Piala Asia Pelajar di Doha, Qatar, Dahlan Jalil.