Internasional
Pemimpin Kudeta Guinea Tutup Perbatasan Sepekan, Kabinet Dipanggil
Pemimpin kudeta, seorang tentara berpangkat kolonel menguasai televisi pemerintah pada Minggu (5/9/2021).
Dia sempat mengatakan batasan masa jabatan tidak berlaku untuknya.
“Kami tidak akan lagi mempercayakan politik kepada satu orang; kami akan mempercayakannya kepada rakyat,” kata Doumbouya.
Dia menambahkan konstitusi juga akan dibubarkan dan perbatasan negara akan ditutup selama satu minggu.
Doumbouya, yang mengepalai unit pasukan khusus di militer, mengatakan dia bertindak demi kepentingan terbaik bangsa.
Dia mengatakan tidak cukup kemajuan ekonomi telah dibuat sejak negara itu merdeka dari Prancis pada tahun 1958.
“Jika Anda melihat keadaan jalan kami, jika Anda melihat keadaan rumah sakit kami, Anda menyadari setelah 72 tahun, sudah waktunya untuk membangun,” katanya.
“Kita harus bangun," tambahnya.
Letusan senjata meletus Minggu pagi di dekat istana presiden dan berlangsung selama berjam-jam.
Sehingga, memicu ketakutan di negara yang telah mengalami banyak kudeta dan upaya pembunuhan presiden.
Baca juga: Presiden Guinea Masih Ditahan, Foto di Medsos Belum Diverifikasi Kebenarannya
Tidak segera diketahui seberapa luas dukungan Doumbouya dalam jajaran militer.
Dalam pidatonya, dia meminta tentara lain untuk menempatkan diri di pihak rakyat dan tetap tinggal di barak.
Terpilihnya kembali presiden pada Oktober telah memicu demonstrasi jalanan yang penuh kekerasan.
Di mana oposisi mengatakan puluhan orang tewas.
Perkembangan baru menggarisbawahi bagaimana dia juga menjadi rentan terhadap elemen-elemen yang berbeda pendapat di dalam militernya.
Conde berkuasa pada 2010 dalam pemilihan demokratis pertama di negara itu sejak kemerdekaan dari Prancis.