Internasional

Pejabat Guinea Dilarang Bepergian ke Luar Negeri, Politisi Ditangkap

Pemimpin kudeta Guinea melarang seluruh pejabat pemerintahan di bawah Presiden Alpa Conde bepergian ke luar negeri.

Editor: M Nur Pakar
AFP
Perdana Menteri Guinea, Ibrahima Kassory Fofana dan Menteri Pertahanan Mohamed Diane berkumpul untuk menghadiri pertemuan dengan komandan pasukan khusus Mamady Doumbouya di Canokry, Senin (6/9/2021). 

SERAMBINEWS.COM, CONAKRY - Pemimpin kudeta Guinea melarang seluruh pejabat pemerintahan di bawah Presiden Alpa Conde bepergian ke luar negeri.

Pemimpin kudeta, Kolonel Angkatan Darat Mamadi Doumbouya mengumumkan hal itu untuk seluruh pejabat.

Dia juga meminta para pejabat mengembalikan kendaraan resmi mereka.

Dia berjanji tidak akan ada perburuan penyihir.

Dilaporkan, perbatasan darat dan udara negara itu juga telah dibuka kembali, menurut seorang juru bicara militer.

Doumbouya juga mengizinkan perusahaan pertambangan untuk melanjutkan operasi dan secara efektif membebaskan mereka dari jam malam nasional, lansir BBC, Selasa (7/9/2021).

Dia mengatakan pemerintahan baru akan dibentuk dalam beberapa minggu mendatang, tetapi tidak merinci waktunya.

Sedangkan Condé (83) telah menghadapi kritik tajam setelah masa jabatan ketiga tahun lalu dengan popularitasnya yang anjlok secara signifikan sejak itu, menurut AP.

Keberadaannya tidak segera diketahui.

Baca juga: Pemimpin Kudeta Guinea Tutup Perbatasan Sepekan, Kabinet Dipanggil

"Personalisasi kehidupan politik sudah berakhir," kata Doumbouya pada Minggu (5/9/2021).

"Kami tidak akan lagi mempercayakan politik kepada satu orang, kami akan mempercayakannya kepada rakyat," tambahnya.

Doumbouya tidak secara eksplisit menyebut Condé selama pernyataannya di televisi.

Sementara, Amerika Serikat mengutuk kejadian di Conakry.

"Kekerasan dan tindakan ekstra-konstitusional hanya akan mengikis prospek Guinea untuk perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.

"Saya mengutuk keras pengambilalihan pemerintah dengan kekuatan senjata dan menyerukan pembebasan Presiden Alpha Conde," cuit Sekretaris Jenderal PBB António Guterres.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved