Perubahan Iklim

Akibat Dampak Perubahan Iklim, Komodo Terancam Punah

Perubahan iklim yang memicu kenaikan permukaan laut berpotensi mengurangi habitat yang cocok bagi komodo setidaknya 30 persen dalam 45 tahun ke depan.

Editor: Taufik Hidayat
TWITTER/@VALEYELLOW46
Pebalap MotoGP asal Italia, Valentino Rossi mengunggah foto liburannya di Taman Nasional Komodo, NTT, Januari 2017 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - International Union for Conservation of Nature (IUCN) telah menetapkan komodo, spesies kadal endemik di Indonesia, sebagai fauna terancam punah (endangered) dalam kongres yang digelar di Perancis pada akhir pekan lalu.

Menurut IUCN, perubahan iklim yang memicu kenaikan permukaan laut berpotensi mengurangi habitat yang cocok bagi komodo setidaknya 30 persen dalam 45 tahun ke depan.

Spesies komodo sendiri berhabitat asli di sejumlah pulau yang masuk ke dalam area konservasi Taman Nasional Komodo. UNESCO juga telah menetapkan Taman Nasional Komodo sebagai situs warisan budaya dunia.

Meski subpopulasi komodo di area konservasi tersebut cenderung terjaga, IUCN menaruh perhatian pada komodo yang berada di luar wilayah konservasi seperti Flores.

“Komodo di luar kawasan lindung di Flores juga terancam kehilangan habitat yang signifikan akibat aktivitas manusia yang terus berlangsung,” tulis IUCN dikutip dari halaman resminya pada Senin.

Dihubungi secara terpisah, Peneliti komodo dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Evy Ayu Arida mengatakan penetapan status terancam punah semestinya menjadi pengingat bagi Indonesia untuk lebih berhati-hati mengelola keberlangsungan komodo.

Baca juga: Dokumen Intelijen Ini Ungkap Bahwa Lafarge Danai Terorisme

Baca juga: Catat! Ikut SKD CPNS di Aceh Barat Wajib Tes PCR, Ini Rekomendasi 3 Tempat Tes Swab di Meulaboh

Populasi komodo, lanjut dia, pada dasarnya memang kecil dan terbatas namun jumlahnya masih cenderung stabil dalam lima tahun terakhir.

Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan terdapat sekitar 3 ribu ekor komodo di Indonesia dengan konsentrasi terbanyak di Pulau Komodo dan Pulau Rinca.

Namun, dampak perubahan iklim yang kian nyata dan kenaikan permukaan air laut bisa berimbas langsung mengingat komodo merupakan spesies dataran rendah yang hanya bisa hidup pada ketinggian kurang dari 900 meter di atas permukaan laut.

“Kekhawatiran ini beralasan karena apabila pemanasan global terjadi, maka harus dilakukan penyelamatan populasi komodo,” kata Evy.

Dia menuturkan subpopulasi komodo yang paling terancam dengan kenaikan permukaan laut ini adalah yang berhabitat di pulau-pulau kecil seperti Nusa Konde dan Gili Motang.

“Pulau-pulau itu ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan Pulau Rinca dan Komodo, sehingga garis pantainya dekat dan ini (kenaikan permukaan laut) menjadi ancaman yang serius,” tutur dia.

Baca juga: Disapu Badai, Kapal Nelayan Aceh Barat Terpaksa Ditenggelamkan, Tak Bisa Lagi Ditarik ke Daratan

Baca juga: Ini 5 UMKM Olahan Perikanan Binaan USK di Kuala Bubon, Pakai Teknologi Pengeringan dan Pengemasan

Penurunan Populasi

Selain perubahan iklim, Evy mengatakan komodo juga menghadapi sejumlah ancaman lain yang dapat menurunkan populasinya terutama pada subpopulasi komodo di luar area konservasi.

Populasi komodo juga terancam ketika habitatnya, juga habitat dari hewan-hewan yang menjadi mangsanya, beralih fungsi akibat aktivitas manusia.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved