Anggaran
Pembahasan APBK Perubahan Aceh Singkil Deadlock
Ketua DPRK Aceh Singkil, Hasanuddin Aritonang, saat dikonfirmasi membenarkan bahwa pembahasan APBK Perubahan 2021 belum selesai di tingkat Banggar.
Penulis: Dede Rosadi | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Pembahasan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK) Aceh Singkil tahun 2021 deadlock.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun pembahasan APBK Perubahan semestinya tuntas di tingkat Badan Anggaran (Banggar) DPRK setempat, pekan kemarin. Namun ternyata jangankan tuntas, pembahasan saja tidak bisa dilakukan.
Alasan tidak tuntas disebut-sebut akibat banyak anggota Banggar mangkir dari tugasnya. Sehingga tidak cukup kuorum.
Ketua DPRK Aceh Singkil, Hasanuddin Aritonang, saat dikonfirmasi membenarkan bahwa pembahasan APBK Perubahan 2021 belum selesai di tingkat Banggar.
Dia juga tidak menampik jika alasan belum tuntas akibat anggota Banggar banyak tidak hadir.
Baca juga: Luhut Masih Buka Pintu Maaf untuk Haris Azhar dan Fatia Maulidianti, Tapi Ada Syarat
Aritonang mengaku tidak tahun alasan koleganya tidak hadir. Sebab sepengetahuannya jadwal pembahasan sudah diketahui semua anggota Banggar.
"Saya tidak tahun teman-teman Banggar tidak hadir sehingga tak cukup kuorum," kata Aritonang, Minggu (26/9/2021).
Sebelumya Bupati Aceh Singkil, Dulmusrid sampaikan perubahan APBK 2021 dalam rapat paripurna DPRK setempat, Senin (6/9/2021).
Dalam penyampaiannya APBK perubahan terjadi pengurangan pendapatan senilai Rp 13.334.995.392. Dari tadinya Rp 939.301.103.845 menjadi Rp 925.966.108.453.
Baca juga: Nasib Pilu Bocah 3 Tahun, Korban Meninggal Dunia Setelah Disiram Air Panas oleh Ayah Tirinya
Walau secara umum berkurang namun pada kelompok pendapatan daerah (PAD) terjadi kenaikan dari target Rp 62.354.932.666 bertambah Rp 358.161.038.
Sedangkan pendapatan transfer berkurang dari semula Rp 858.744.510.464 jadi Rp 845.051.354.034. Kemudian lain-lain pendapatan yang sah tetap Rp 18.201.6607.715.
Sedangkan alokasi belanja Rp 942.801.103.845 berkurang Rp 4.715.927.145 menjadi Rp 938.085.176.700
Berikutnya penerimaan pembiayaan Rp 13.619.068.247. "Sedangkan pengeluaran Rp 1,5 miliar yaitu penyertaan modal ada Bank Aceh Syariah," ujar Bupati.(*)