Berita Aceh Barat
Atap Rumah Warga di Aceh Barat Diselimuti Terpal, Usai Diterjang Angin Kencang
Sementara musibah yang terjadi pada di Desa Suak Ribee, pada pada Jumat (1/10/2021) saat menjelang subuh tersebut, telah menyebabkan belasan rumah...
Penulis: Sadul Bahri | Editor: Nurul Hayati
Sementara musibah yang terjadi pada di Desa Suak Ribee, pada pada Jumat (1/10/2021) saat menjelang subuh tersebut, telah menyebabkan belasan rumah rusak. Warga setempat bergotong royong, guna memperbaiki bagian rumah yang rusak tersebut. Namun sebagian yang terparah rusak, warga hanya menutup dengan menggunakan terpal plastik saja.
Laporan Sa'dul Bahri | Aceh Barat
SERAMBINEWS.COM, MEULABOH – Setelah musibah angin kencang yang menerjang Desa Suak Ribee, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, pada Sabtu (2/10/2021), terlihat salah satu rumah warga terpaksa diselimuti terpal plastik untuk dijadikan atap sementara.
Tujuannya, agar bisa berteduh sementara dari guyuran hujan dan terik matahari.
Sementara musibah yang terjadi pada di Desa Suak Ribee, pada pada Jumat (1/10/2021) saat menjelang subuh tersebut, telah menyebabkan belasan rumah rusak.
Warga setempat bergotong royong, guna memperbaiki bagian rumah yang rusak tersebut.
Namun sebagian yang terparah rusak, warga hanya menutup dengan menggunakan terpal plastik saja.
“Musibah angin kencang itu saat kami sedang terlelap, kami mengetahuinya saat suara menggelegar diatas, dan setelah kami terbangun atap sudah tidak ada lagi,” kata Nurjali Johan, korban angin kencang, warga Desa Suak Ribee saat diwawancarai Serambinews.com, Sabtu (2/10/2021) di rumahnya.
Disebutkan, atap rumahnya diterbangkan oleh angin kencang sekitar 50 meter dari rumahnya.
Baca juga: Angin Kencang Terbangkan Belasan Atap Rumah Warga di Aceh Barat
Saat kejadia tersebut, keluarga itusedang terlelap.
Sedangkan satu orang anaknya yang paling besar, pada malam itu belum tidur dan masih duduk santai di kedai yang dibangun di depan rumahnya.
Peristiwa itu sontak membuat penghuni seisi rumahnya terbangun, karena sudah tersiram oleh air hujan.
Sebab atap rumah sudah tidak ada lagi.
Seluruh keluarga saat itu berteduh di bagian dapur rumah yang masih tersisa yang tidak rusak pada subuh buta itu.
Kepanikan warga tidak terelakkan, saat melihat atap rumah hilang disapu angin kencang yang diduga angin puting beliung.