Berita Lhokseumawe
Sosok Fakhri Husaini Ketika Remaja Menjadi Penyemangat Tim PS Arun, Begini Kisahnya
“Bahkan, Tim PS Arun ketika itu, setiap tahun selalu mewakili Aceh untuk melawan tim hebat di Pulau Jawa. Kendati tidak juara, tapi kami saat itu...
Penulis: Jafaruddin | Editor: Nurul Hayati
“Bahkan, Tim PS Arun ketika itu, setiap tahun selalu mewakili Aceh untuk melawan tim hebat di Pulau Jawa. Kendati tidak juara, tapi kami saat itu sering masuk final atau semifinal,” kenang Nasir.
Laporan Jafaruddin I Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM,LHOKSEUMAWE – Sosok Fakhri Husaini yang sukses mengantarkan tim Sepakbola Aceh ke final, kemudian meraih medali perak dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua, menyimpan banyak kenangan di Lhokseumawe, khususnya pemain PS Arun dan Aceh.
Salah satunya adalah Nasir Usman mantan kiper PS Arun Era-1990-an, yang kini menjabat Humas di Perta Arun Gas (PAG).
Bagi Nasir, Fakhri adalah sosok yang bersahaja yang selalu mampu menjadi penyemangat tim dalam setiap pertandingan.
Bersama Fakhri, Nasir dan sejumlah pemain ternama Aceh lainnya kala itu, PS Arun sering tampil menjadi juara di Aceh, dalam Liga Sepakbola Karyawan (Gala Karya).
“Bahkan, Tim PS Arun ketika itu, setiap tahun selalu mewakili Aceh untuk melawan tim hebat di Pulau Jawa. Kendati tidak juara, tapi kami saat itu sering masuk final atau semifinal,” kenang Nasir.
Bakat sepakbola Fakhri sudah mulai terlihat ketika bermain di lapangan Kompleks Perumahan PT Arun (sekarang PAG), Kecamatan Muara Satu Lhokseumawe, bersama teman-teman usianya, SD.
“Saya bergabung dengan PS Arun ketika usia remaja juga dengan posisi penjaga gawang, ketika itu pelatihnya adalah Husaini Harun (almarhum) ayah Bang Fakhri,” kenang Nasir.
• Finish Diperingkat 12, NasDem Aceh Apresiasi Pejuang Tanoh Rencong di Pentas PON Papua
Saat itu Husaini Harun adalah seorang karyawan di PT Arun dengan jabatan sebagai supervisor.
Nasir mengaku dirinya bisa bergabung PS Arun, juga karena direkrut oleh Husaini Arun.
Saat itu, Nasir juga menjadi salah satu penjaga gawang terbaik di Aceh.
Bukan hanya dirinya kata Nasir, almarhum ayah Fakhri, saat itu banyak merekrut pemain berbakat dari sejumlah kabupaten di Aceh untuk memperkuat PS Arun, antara lain Imran Juned, Rasyidin dari Aceh Timur.
Menurut Nasir, sosok Fakhri yang kini bisa menjadi pelatih terkenal karena kegigihan dan ketekunannya dalam mengikuti latihan sepakbola.
Karena menurut Nasir, jika tidak memiliki kemauan, tidak mungkin bisa menjadi pemain terbaik saat itu meskipun dipaksa oleh orangtuanya yang juga pelatih.
Baca juga: Sudah Deal, Ini Alasan Presiden Persiraja Rekrut Lima Pemain tim PON Aceh untuk Liga 1
“Almarhum Husaini Harun sangat santun orangnya dan sangat pandai dalam memotivasi pemain, itu juga diwarisi oleh anaknya, Bang Fakhri sehingga ia selalu menjadi penyemangat tim, dengan ucapanya,” katanya.
Kelebihan lain yang dimiliki Fakhri ketika usia remaja saat bergabung dengan PS Arun mampu menjinakkan bola dengan baik dengan posisi gelandang.
“Kalau bola sudah kena kaki Bang Fakhri seperti sudah jinak,” kenang Nasir.
Satu hal lain yang juga dimiliki pelatih Tim PON Aceh itu ketika usia remaja, jeli dan selalu mampu membangun serangan yang bisa menyebabkan pemain bawah lawan ketar-ketir.
Informasi lain yang dikumpulkan Serambinews.com dari berbagai sumber, kendati usia remaja Fakhri pernah memperkuat PSKB Bireuen ketika melawan klub-klub di Semarang.
Bahkan ketika itu, Fakhri termasuk pemain termuda.
Fakhri mulai dilirik PSSI Garuda ketika tampil memperkuat PS Jangka di Stadion Rawa Sakti Lhokseumawe ketika itu. Pun saat itu PS Jangka kalah, tapi kemudian official PSSI Garuda meminta Fakhri berangkat ke Jakarta.
Fakhri baru mendapat izin orangtua setelah mengikuti ujian Ebtanas SMA, lalu bergabung dengan klub Bina Taruna Bea Cukai di daerah Rawamangun Jakarta Timur.
Husaini Harun saat itu berharap putra sulungnya itu bisa kuliah kedokteran, ketika sudah berangkat ke Jakarta.
Kendati sudah berusaha mendaftar dan mengikuti tes di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Namun, saat itu Fakhri tidak lulus, kemudian ia kuliah di Fakultas Hukum, pada sebuah perguruan tinggi di Jakarta tahun 1984.
Lalu Tahun 1989 Fakhri bergabung dengan Lampung Putera selama satu semusim, kemudian pindah lagi ke Petrokimia Putra di Gresik selama satu setengah tahun.
Kemudian ketika bergabung dengan PS Pupuk Kaltim (PKT), Fakhri juga mendapat kesempatan untuk menyelesaikan kuliahnya di Jurusan Hukum Perdata, lulus pada 1994 dan kemudian menjadi karyawan PKT.(*)
Baca juga: Sudah Deal, Ini Alasan Presiden Persiraja Rekrut Lima Pemain tim PON Aceh untuk Liga 1