Harga Sawit Tembus Rp 2.500/Kg

Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kabupaten Aceh Singkil tembus rekor baru, yakni Rp 2.500

Editor: hasyim
SERAMBINEWS.COM/ SENI HENDRI
Pekerja sedang menimbang buah sawit yang dibeli dari petani di Desa Panton Rayeuk M Keude Geurubak, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur, Minggu (8/11/2020). 

SINGKIL - Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kabupaten Aceh Singkil tembus rekor baru, yakni Rp 2.500 per kilogram di pabrik.  Sementara di tingkat petani berkisar Rp 2.180 sampai Rp 2.300 per kilogram, tergantung kepada kualitas dan kuantitas dari TBS.

Kuantitas turut mempengaruhi harga sawit. Jika kuantitasnya banyak, misal sampai satu mobil, pengepul tidak lagi keluar biaya bongkar muat, sehingga harga pembelian ke petani pun  bisa lebih tinggi.

"Sekilo sekarang Rp 2.200 dijemput ke kebun," kata Bibi, saat ditemui sedang panen sawit di kawasan Singkil Utara, Minggu (17/10/2021). Sayangnya, saat harga sawit tinggi, produksi mengalami penurunan. Menyusul masuknya musim kemarau sejak sebulan terakhir.  Namun tidak terlalu signifikan, per hektar produksi turun hanya sekitar 20 persen.

Problema yang dihadapi petani saat harga sawit mahal, terjadinya kenaikan harga pupuk. Kondisi itu menyebabkan petani tidak sepenuhnya bisa menikmati keuntungan sawit saat harga naik.

"Harga pupuk naik tinggi kali," ujar Buana, pemilik kebun kelapa sawit di kawasan Gosong Telaga Barat.  Berdasarkan  informasi, pupuk yang dibutuhkan petani sawit  harganya sudah di atas Rp 400 ribu per zak. Petani berharap harga pupuk kembali normal, sehingga petani bisa menikmati seutuhnya tingginya harga sawit di pasaran.

"Hampir semua jenis pupuk yang digunakan untuk memupuk sawit naik. Kami berharap kalau bisa diturunkan," ujar Eri, petani sawit di Simpang Kanan.

Sawit merupakan komoditas unggulan Kabupaten Aceh Singkil. Sekitar 70 persen penduduk di Kabupaten itu menggantungkan hidup dari perkebunan kelapa sawit.  Mulai dari pemilik, pemanen, pengepul, angkutan, tukang bersihkan kebun hingga penjaga kebun.  Tak mengherankan saat sawit mahal, ekonomi masyarakat bergairah. "Apalagi jika harga pupuk  baik, maka akan semakin bersemangat," kata Eri.(de)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved