113 Tahun Meninggalnya Tjoet Njak Dhien
Mersah Paloh, Tempat Tjoet Njak Dhien tak Lagi Jadi Tempat Ibadah karena Bangunan Lapuk dan Bocor
"Kondisi bangunan tidak memungkinkan lagi difungsikan sebagai mersah seperti sebelumnya. Tiang bangunan rapuh, atap bocor, dan bahkan beberapa bagian
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Mursal Ismail
"Kondisi bangunan tidak memungkinkan lagi difungsikan sebagai mersah seperti sebelumnya. Tiang bangunan rapuh, atap bocor, dan bahkan beberapa bagian hampir rubuh," kata Reje Awaluddin.
Laporan Fikar W Eda | Aceh Tengah
SERAMBINEWS.COM, TAKENGON - Mersah Paloh yang pernah jadi tempat tinggal Pahlawan Nasional Tjoet Njak Dhien selama di Kampung Celala Aceh Tengah, tidak lagi berfungsi sebagai "mersah" atau tempat ibadah sejak 2013.
Pasalnya kondisi bangunan yang bocor dan rusak parah.
Hal ini disampaikan Reje Kampung Celala, Kecamatan Celala, Aceh Tengah, Awaluddin menjawab Serambinews.com, Rabu (3/11/2021).
"Kondisi bangunan tidak memungkinkan lagi difungsikan sebagai mersah seperti sebelumnya. Tiang bangunan rapuh, atap bocor, dan bahkan beberapa bagian hampir rubuh," kata Reje Awaluddin.
Awaluddin mengatakan pihaknya pernah mengajukan permohonan merehabilitasi Mersah Paloh ke Pemerintah Provinsi Aceh, namun belum ada realisasi sampai sekarang.

Baca juga: Tjoet Njak Dhien Sudah 113 Tahun Meninggal, Sebelumnya Sempat Setahun Tinggal di Mersah Paloh Celala
"Dulu pada 2018 pernah ada yang mencari data tentang Mersah Paloh ini dari Banda Aceh. Tapi kemudian tidak ada kabar apa pun lagi," katanya.
Pahlawan Nasional Tjoet Njak Dhein menyingkir ke Tanah Gayo untuk menghindari pengejaran Belanda.
Janda Teuku Umar itu kemudian tinggal di Celala dan menempati sebuah bangunan berkonstruksi kayu yang disebut "Mersah Paloh".
Mersah dalam bahasa Gayo adalah masjid kecil atau musalla, sedangkan Paloh berarti bawah.
Jadi Mersah Paloh bermakna musalla bawah karena letaknya berada pada dataran lebih rendah.
Tjoet Njak Dhien berada di sana sejak tahun 1900 hingga pertengahan 1901.
Baca juga: Nasir Djamil Ajak Milenial Tonton Film Cut Nyak Dhien, Forbes Sedia Tiket Gratis untuk Pemuda Aceh
Tjoet Njak Dhien disambut sangat baik oleh penghulu, reje dan masyarakat Gayo. Bahkan para pejuang Gayo ikut mengawal Tjoet Njak Dhien saat berangkat menuju Beutong.
Kampung Celala berada pada lintasan Takengon-Nagan Raya, berbatasan dengan Beutong Ateuh.
Dulu Mersah Paloh adalah tempat singgah bagi para pelintas yang datang dari Nagan Raya atau sebaliknya dari Aceh Tengah.
"Letaknya persis di tengah-tengah, para pelintas dulu kan jalan kaki, tiba di Mersah Paloh biasanya sore menjelang malam baik yang datang dari Nagan maupun dari Angkop," cerita Reje Kampung Celala Awaluddin.
Bangunan Mersah Paloh masih seperti sedia kala, belum pernah direnovasi atau diperbaiki.
"Sejak dulu bangunannya begitu," ujar Reje Awaluddin.
Ia mengharapkan Pemerintah turun tangan memperbaiki kondisi rumah bersejarah itu.
"Ini salah satu tempat bersejarah. Karena Tjoet Njak Dhien pernah tinggal di rumah ini," katanya.
Selain rumah, menurut Awaluddin ada beberapa peninggalan lain dalam bentuk lumbung padi atau "keben" tapi sudah dirubuhkan semua akibat pembangunan.
Diceritakan dalam buku
Kisah tinggalnya Tjoet Njak Dhien dan pasukannya di Mersah Paloh Celala diceritakan dalam buku "Perang Gayo Alas Melawan Kolonialis Belanda" ditulis oleh MH Gayo, diterbitkan PN Balai Pustaka 1982.
Selama di Celala, tulis MH Gayo, juga mendapat pengawalan kuat dari pejuang-pejuang Gayo.
Tjoet Njak Dhien pasukannya meninggalkan Celala pada pertehan tahun 1901 menuju Beutong.
Keberangkatan Tjoet Njak Dhien diantar dan dikawal pejuang-pejuang Gayo.
Pada 4 November 1905 Tjoet Njak Dhien ditangkap Belanda atas "bocoran" dari Pang Laot, salah seorang panglima pasukan Tjoet Njak Dhien.
Pang Laot merasa kasihan karena alasan kesehatan Tjoet Njak Dhien yang makin memburuk.
Seperti tertera dalam catatan sejarah, Belanda kemudian membuang Tjoet Njak Dhien ke Batavia pada 1906.
Kemudian ditempatkan di Sumedang, Jawa Barat hingga ia meninggal dunia pada 6 November 1908 yang tahun ini genap 113 tahun. (*)