Sempat Dikurangi, Kementan akan Tambah Pupuk Subsidi untuk Aceh

Setelah sempat mengurangi sebanyak 10.199 ton, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian (Kementan) RI melakukan realokasi

Editor: bakri
FOR SERAMBINEWS.COM
Anggota Komisi IV DPR RI asal Aceh, Muslim SHI MM 

* Petani Sebut Sering Terjadi Kelangkaan

BANDA ACEH - Setelah sempat mengurangi sebanyak 10.199 ton, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian (Kementan) RI melakukan realokasi (pengalokasian kembali) kuota pupuk subsidi untuk Aceh tahun ini. Malah, jumlahnya akan ditambah menjadi 11.727 ton. Informasi itu disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Kadistanbun) Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, melalui Kabid Sarana dan Prasarana, Fakhrurrazi SP MSc, kepada Serambi, Jumat (5/11/2021) malam.

Setelah keluar SK tentang pengurangan kuota pupuk subsidi untuk Aceh tahun ini sebanyak 10.199 ton, menurut Fakhrurrazi, pihaknya pada 3 November 2021 menyurati Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan agar menambah alokasi tersebut. Surat itu, sebutnya, ikut ditembuskan ke Anggota Komisi IV DPR RI asal Aceh, Muslim SHI MM.

“Atas bantuan dan support Pak Muslim yang berkomunikasi langsung dengan Direktur Pupuk dan Pestisida Ditjen PSP Kementan RI, akhirnya Pemerintah Pusat komit mengalokasikan kembali kuota pupuk subsidi untuk Aceh. Malah, jumlah yang akan ditambah lebih banyak dari yang dikurangi sebelumnya yaitu 11.727 ton,” jelas Fakhrurrazi via telepon selulernya.

Ditanya rincian tambahan untuk masing-masing jenis pupuk Subsidi, Fakhrurrazi mengatakan, saat ini masih dalam bentuk draf dan dalam waktu dekat akan keluar SK terbaru tentang realokasi pupuk subsidi untuk semua provinsi di Indonesia. “Hal ini sesuai dengan informasi yang kami terima dari Pak Muslim,” ujarnya.

Tapi, sebut Fakhrurrazi, jika mengacu pada Permentan Nomor 49 Tahun 2020 tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2021, tambahan pupuk subsidi yang dibutuhkan di Aceh untuk jenis urea 3.706 ton, SP-36 sebanyak 1.325 ton, ZA sebanyak 5.006 ton, NPK sebanyak 163 ton, dan pupuk organik sebanyak 1.527 ton.

Untuk itu, sebutnya, Kadistanbun Aceh atas nama Pemerintah Aceh menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Anggota Komisi IV DPR RI, Muslim SHI MM, yang langsung menjalin komunikasi dengan Dirjen PSP hingga alokasi pupuk subsidi untuk Aceh dikembalikan dan malah akan ditambah jumlahnya. “Ucapan yang sama juga disampaikan oleh kadis pertanian kabupaten/kota se-Aceh yang saat ini sedang melakukan pertemuan di Aceh Tengah,” ungkap Fakhrurrazi.

Ia menambahkan, pupuk subsidi tersebut diperuntukkan bagi lima subsektor pertanian yaitu tanaman Pangan (padi, jagung, kedelai, dan lain-lain), hortikultura (bawang merah, cabai,tomat,kentang, dan lain-lain), perkebunan (kopi, kakao, kelapa sawit, dan lain-lain), peternakan (bahan pakan ternak), serta perikanan tambak (bahan pakan ikan).

Informasi tentang akan dilakukan realokasi pupuk subsidi untuk Aceh oleh Kementan sebelumnya juga disampaikan Anggota Komisi IV DPR RI asal Aceh, Muslim SHI MM. “Alhamdulillah, tadi (Kamis-red) saya sudah berkomunikasi langsung dengan Direktur Pupuk dan Pestisida Ditjen PSP. Hasilnya, mereka komit akan merealokasi kembali pupuk subsidi untuk Aceh yang sebelumnya sudah dipotong. Bahkan, jumlah yang ditambah hampir 2.000 ton dibanding alokasi sebelumnya,” jelas Muslim kepada Serambi, Kamis (4/11/2021).

Atas komitmen itu, Muslim menyampaikan terima kasih kepada Kementan RI dan jajarannya. Sebab, kebijakan tersebut sangat penting bagi petani. Apalagi, menurut Muslim, di Aceh dalam bulan November ini dan Desember mendatang merupakan puncak musim tanam rendengan. Kondisi itu, tambahnya, jelas membutuhkan pupuk dalam jumlah yang banyak.

“Kita berharap, pupuk subsidi ini bisa membantu meringankan para petani di Aceh yang sedang melaksanakan musim tanam rendengan. Kita juga akan melakukan pengawasan secara ketat agar pupuk subsidi yang dialokasikan oleh Pemerintah Pusat bisa diterima oleh petani yang berhak,” pungkas anggota DPR RI Fraksi Demokrat dari Daerah Pemilihan (Dapil) Aceh II, ini.

Menghilang

Sementara itu, harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Aceh Tamiang terus melonjak hingga menembus level tertinggi yaitu Rp 2.800 per kilogram. Namun, melambungnya harga komoditas perkebunan itu belum diimbangi dengan meningkatnya pendapatan petani akibat biaya perawatan juga ikut naik.

Safrizal (32), petani yang mengelola kebun kelapa sawit seluas 1,5 hektare di Dusun Tualangniat, Kampung Selamat, Kecamatan Tenggulun, Aceh Tamiang, mengaku harus mengeluarkan ongkos perawatan Rp 1,5 juta per tiga bulan. Sebelumnya, sebut dia, biaya perawatan kelapa sawitnya tidak pernah melewati Rp 1 juta. “Hal ini akibat harga pupuk dan racun mahal,” kata Safrizal kepada Serambi, Jumat (5/11/2021).

Pria yang akrab disapa Ijal ini merincikan, harga pupuk yang biasanya berkisar Rp 450 ribu per zak sekarang melonjak menjadi Rp 600 ribu. Harga racun, katanya, juga mengalami kenaikan signifikan yaitu dari sebelumnya Rp 60 ribu per liter kini mulai tembus Rp 100 ribu per liter.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved