Perkebunan
Anggota DPRK Sebut Pemotongan TBS Sawit 2,5 Persen tak Sesuai Kesepakatan
Kesepakatan itu menyusul tidak seragamnya besaran pemotongan TBS, sehingga merugikan petani. Sayangnya kendati telah ada kesepakatan anggota DPRK Aceh
Penulis: Dea Duta Aulia | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Singkil Taufik mengungkapkan pemotongan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di pabrik perusahaan ada yang masih 2,5 persen.
Menurutnya besaran persentase pemotongan tersebut tak sesuai dengan kesepakatan antarapihak perusahaan dengan Pemkab Aceh Singkil, yang ditandatangani baru-baru ini.
"Masih ada oknum perusahaan pabrik kelapa sawit memotong 2,5 persen TBS sawit. Ini tidak sesuai kesepakatan," kata Taufik, Minggu (7/11/2021).
Ia meminta semua perusahaan pabrik kelapa sawit memberlakukan pemotongan TBS sesuai kesepakatan sebesar 2 persen.
Baca juga: VIDEO - Kisah Tgk Abrar Muda, Mantan Panglima GAM yang Kini Jadi Pembina Pemuda Pancasila
Pada 2 Oktober 2021 lalu perusahaan dan Pemkab Aceh Singkil, sepakati pemotongan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit petani di pabrik 2 persen.
Kesepakatan itu menyusul tidak seragamnya besaran pemotongan TBS, sehingga merugikan petani. Sayangnya kendati telah ada kesepakatan anggota DPRK Aceh Singkil, masih menemukan perusahaan tak patuh.
Sementara itu harga TBS kelapa sawit di Kabupaten Aceh Singkil, tembus Rp 2.800 per kilo.
Angka itu merupakan harga tertinggi di tingkat petani dengan kualitas TBS kelapa sawit super dan kuantitasnya banyak sekali panen.
Sementara untuk sawit dengan kualitas biasa dan jumlah panennya sedikit per kilo dikisaran harga Rp 2.500 sampai Rp 2.600.
Baca juga: Petani Simpang Tiga Pidie Panen Kacang Tanah, 1 Hektare Capai 5 Ton, Ini Harapan kepada Pemerintah
Tingginya harga sawit membuat pendapatan petani naik lebih dari tiga kali lipat. Hal ini jika dibandingkan harga sebelumnya yang hanya dikisaran Rp 700 sekilo.
Memang harga pupuk terjadi kenaikan lebih dari 100 persen per kwintalnya. Namun petani tetap beruntung ketika sawit harganya lebih dari Rp 2.500 sekilo.
Sebab pemupukan tidak dilakukan setiap bulan. Melainkan empat bulan sekali. Bahkan ada yang enam bulan sekali.
Sawit merupakan komoditas unggulan Kabupaten Aceh Singkil. Lebih dari 70 persen penduduknya bergantung dari sawit.
Areal sawit perkebunan rakyat yang sedang produksi sekitar 35 ribu hektar. Luasan kebun sawit itu didukung kehadiran delapan pabrik kelapa sawit milik perusahaan.
Sehingga petani tidak kesulitan menjual hasil kelapa sawitnya. Malah dimanjakan, sebab pengepul bersedia menjemput hingga ke kebun.(*)