Berita Bireuen

UNIKI Wisudah 264 Sarjana, Ini Pesan Ketua LLDIKTI Aceh

"Kita tidak bisa terkungkung dengan apa yang kita pelajari sekarang, jangan kita merasa pandai, karena sudah menyelesaikan pendidikan doktoral atau...

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM/ YUSMANDIN IDRIS
Ketua LLDIKTI Aceh, Prof Dr Faisal Rani SH M Hum menyampaikan sambutan pada wisuda perdana UNIKI, Sabtu (20/11/2021). 

"Kita tidak bisa terkungkung dengan apa yang kita pelajari sekarang, jangan kita merasa pandai, karena sudah menyelesaikan pendidikan doktoral atau sarjana, ahli madya," tuturnya.

Laporan Yusmandin Idris I Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (UNIKI) Bireuen, Sabtu 920/11/2021) mewisuda sebanyak 364 sarjana sebagai lulusan perdana.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 324 lulusan berbagai program studi jenjang sarjana lengkap (S1) serta 40 orang lulusan program studi Magister Manajemen (S2), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).

Dalam sidang senat terbuka yang dihadiri berbagai kalangan, orang tua wisudawan berlangsung di kampus UNIKI Blang Bladeh, Jeumpa Bireuen.

Dalam pertemuan tersebut , Kepala LLDIKTI  Wilayah XIII Aceh, Prof  Dr Faisal Rani SH M Hum turut menyampaikan sambutannya antara lain mengatakan,  dengan konsep Kampus Merdeka Merdeka Belajar, tidak lagi terkungkung saja di kampus.

Akan tetapi harus membuat inovasi dalam pembelajaran, agar mahasiswa lebih banyak memahami kebutuhan masyarakat dari pada dirinya sendiri.

Di hadapan para pejabat, wisudawan dan lainnya Prof Dr Faisal Rani memaparkan, pendidikan adalah kegiatan seumur hidup, tidak ada batas usia kapan  waktu berhenti belajar, sesungguhnya belajar itu adalah pekerjaan sepanjang masa.

Baca juga: UNIKI Wisuda 324 Sarjana Lengkap dan 40 Lulusan Program Magister Manajemen

"Apalagi sekarang dengan konsep kampus merdeka, merdeka belajar, kita tidak saja terkungkung di kampus, tetapi kita harus membuat inovasi di dalam pembelajaran, lebih banyak memahami kebutuhan dari masyarakat dari pada diri sendiri," ujarnya.

Menurutnya, sarjana itu adalah orang yang pandai.

Pandai itu bukan hanya pada penguasaan terhadap ilmu pengetahuan, tetapi juga mempunyai karakter, dan kemampuan skill, serta mampu berkomunikasi dengan baik,
dan bermasyarakat.

Selain itu, sarjana juga pandai memahami kebutuhan masyarakat, membaca apa yang akan terjadi.

“Hal yang sulit bagi kita adalah memprediksi apa yang akan terjadi, ilmu pengetahuan perguruan tinggi yang paling penting adalah landasan kita untuk mampu memprediksi,” ujarnya.

Diuraikan, apa yang akan terjadi terkait dengan belajar saat ini belum tentu akan bermanfaat ke besok, terutama ilmu yang sifatnya terapan.

"Ilmu hukum sekarang 60 persen terapan, kita tidak lagi bicara soal akademik semata-mata, tapi kita harus mampu melihat perkembangan yang terjadi di masyarakat," sebutnya.

Baca juga: Puluhan Dosen UNIKI Ikut Pertemuan Visitasi dan Evaluasi

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved