UIN Ar Raniry
Mahasiswa UIN Ar-Raniry Ciptakan Alat Penentuan Awal Waktu Shalat dan Arah Kiblat Berbasis IoT
Hebatnya lagi, inovasi mahasiswa cabang Astronomi Islam/Ilmu Falak itu meraih peringkat 2 nasional dalam kegiatan Olimpiade, Agama, Sains dan Riset...
SERAMBINEWS.COM - Ada hal menarik sekaligus membanggakan pada perhelatan Olimpiade, Agama, Sains dan Riset (OASE) Nasional 2021.
Mahasiswa UIN Ar-Raniry berhasil menciptakan ‘Alat Penentuan Awal Waktu Shalat dan Arah Kiblat’ Berbasis Internet of Things (IoT).
Hebatnya lagi, inovasi mahasiswa cabang Astronomi Islam/Ilmu Falak itu meraih peringkat 2 nasional dalam kegiatan Olimpiade, Agama, Sains dan Riset (OASE) Nasional 2021, yang ditutup 27 November 2021 lalu.
Setelah melalui tahapan penyisihan pada satu bulan sebelumnya, karya ini pun dinyatakan lolos ke babak final yang diselenggarakan pada hari tersebut.
Dari beberapa tim peserta Karya Inovasi Astronomi Islam/Ilmu Falak yang berasal dari PTKIN dan PTKIS di Indonesia, hanya 10 tim yang dinyatakan lolos ke tahap final.
Saat final, seluruh tim mempresentasikan dan menunjukkan hasil karya inovasinya di bidang Ilmu Falak ini. Terdapat berbagai macam pengembangan, baik berupa alat optik maupun non optik.
Kontingen UIN Ar-Raniry sendiri, melakukan inovasi terhadap sundial atau mizwala. Dimana alat ini merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengukur arah kiblat.
Inovasi yang diciptakan oleh kontingen UIN Ar-Raniry berupa pengintegrasian keilmuan, antara ilmu falak dengan teknologi informasi.
Alat yang dinamai Smart Sundial tersebut dikolaborasikan dengan Internet of Things (IoT), yang terdiri dari sensor LDR yang dapat mendeteksi bayangan Matahari dengan dukungan perangkat-perangkat lain.
Alat ini dapat menentukan waktu zuhur dan asar dengan bayangan Matahari yang ditutupi oleh Gnomon atau Tongkat. Sundial (bidang datar) sudah dibubuhi beberapa sensor LDR pada beberapa titik, yang terdiri dari titik untuk waktu zuhur dan titik untuk waktu ashar pada -23,5 derajat sampai dengan +23,5 derajat di bagian barat.
Sensor pada titik-titik tersebut akan memberikan notifikasi berupa waktu zuhur dan asar pada saat bagian sensor tertutup oleh bayangan Matahari.
Sedangkan untuk arah kiblat digunakan notifikasi untuk memberitahukan kepada user bahwa tempat tersebut terjadi rashdul kiblat harian atau waktu Matahari melintas di jalur Kakbah.
"Alat ini sudah cukup akurat, meskipun diperlukan pengembangan lebih lanjut terutama pada desain peletakan sensor yang sejajar dengan bidang dial. Selain itu perlu dilakukan penambahan perangkat untuk kebutuhan rashdul kiblat sehingga lebih tepat dan akurat," kata Riza Afrian Mustaqim, selaku Koordinator Pembina Karya Inovasi Ilmu Falak UIN Ar-Raniry melalui rilisnya yang diterima Serambinews.com.
"Dengan kerja keras semua pihak terkait, meraih peringkat 2 Nasional merupakan suatu hal yang membanggakan dan dapat meningkatkan kajian ilmu falak di UIN Ar-Raniry," katanya lagi.(*)