Internasional

India Laporkan Dua Kasus Covid-19 Varian Omicron, Tutup Pintu untuk Sejumlah Negara

Pemerintah India, Kamis (2/12/2021) melaporkan temuan dua kasus Covid-19 varian Omicron. Kasus itu ditemukan di negara bagian Karnataka Selatan

Editor: M Nur Pakar
AP/Rafiq Maqbool/File
Petugas mengemas kotak berisi botol Covishield, versi vaksin AstraZeneca di Serum Institute of India di Pune, India 

SERAMBINEWS.COM, BENGALURU - Pemerintah India, Kamis (2/12/2021) melaporkan temuan dua kasus Covid-19 varian Omicron.

Kasus itu ditemukan di negara bagian Karnataka Selatan, kata seorang pejabat kementerian kesehatan.

"Semua kontak primer dan sekunder dari kedua kasus telah dilacak dan sedang diuji," kata sekretaris bersama Kementerian Kesehatan, Lav Agarwal.

Dua pria di negara bagian Karnataka di India selatan telah dites positif untuk Omicron setelah kembali dari luar negeri.

Pria tersebut, yang berusia 66 tahun dan 46 tahun, saat ini sedang dalam pengawasan, kata seorang juru bicara pemerintah.

Ini menjadi kasus pertama varian Omicron baru yang dilaporkan di India, seperti dilansir BBC, Kamis (2/12/2021).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan Omicron dapat menimbulkan risiko infeksi yang tinggi.

Sementara, enam sampel dari orang yang dites positif Covid-19 di ibu kota New Delhi, dan enam sampel lainnya dari negara bagian barat Maharashtra masih diperiksa.

Baca juga: India Tingkatkan Pengujian Covid-19, Omicron Tunda Pembukaan Kembali Sekolah

Dimana, untuk pengurutan genom, sehingga dapat menentukan variannya.

Petugas masih menunggu hasil.

Beberapa kota dan negara bagian lain mengikuti.

Mulai Rabu (1/12/2021), India mengumumkan pembatasan perjalanan baru untuk penumpang internasional.

Mereka datang dari negara-negara berisiko tinggi Covid-19 varian Omicron.

India memasukkan Inggris, Afrika Selatan, Selandia Baru, Bangladesh, Hong Kong, dan Israel.

Warga dari negara tersebut akan diuji saat kedatangan dan tidak dapat meninggalkan bandara tanpa hasil tes.

Mereka yang dites positif akan diisolasi dan dirawat, dan sampel akan dikirim untuk pengurutan genom.

Mereka yang dites negatif harus dikarantina di rumah selama tujuh hari dan dites lagi pada hari kedelapan.

Negara bagian India yang berbeda telah mengumumkan kebijakan yang berbeda untuk para pelancong.

Dimana, semua penumpang yang terbang ke Maharashtra dari negara-negara berisiko harus menghabiskan tujuh hari di karantina institusional.

Delhi dan Karnataka mengatakan semua penumpang internasional harus menjalani tes PCR saat kedatangan.

"Kami segera memeriksa kasus-kasus yang mencurigakan dan melakukan pengurutan genom," kata Menteri Kesehatan India, Mansukh Mandaviya.

Baca juga: Arab Saudi Investigasi Epidemi Kasus Pertama Covid-19 Varian Omicron

"Kami telah belajar banyak selama krisis Covid-19," tambahnya.

"Hari ini, kami memiliki banyak sumber daya dan laboratorium," ujarnya.

"Kami dapat mengelola situasi apapun," tambahnya.

Pekan lalu, Perdana Menteri Narendra Modi meninjau kesiapan kesehatan masyarakat.

Dia mendesak orang untuk terus mengikuti norma keselamatan Covid-19.

"Meninjau situasi terkait Covid-19 dan vaksinasi dan varian baru, kami tetap waspada," kata Modi.

Dia menyatakan pemerintah akan tetap fokus pada peningkatan cakupan dosis kedua.

Modi mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga jarak sosial dan memakai masker

Kehidupan di India India telah kembali normal setelah jumlah kasus yang rendah dan dorongan vaksin yang stabil.

Negara ini telah mencatat kurang dari 10.000 kasus baru setiap hari.

India telah memvaksinasi hampir 80% dari 940 juta orang dewasa yang memenuhi syarat dengan setidaknya satu dosis.

Tetapi yang terakhir telah mulai melambat dan munculnya varian baru yang mungkin lebih menular telah meningkatkan momok gelombang ketiga.

Bahkan, akan lebih menakutkan mengingat gelombang kedua menghancurkan India pada April dan Mei 2021.

Saat itu, rumah sakit kehabisan tempat tidur, oksigen dan obat-obatan. .

Afrika Selatan memperingatkan dunia tentang varian baru pada 24 November setelah mendeteksi kasus pertama Omicron.

Baca juga: Kasus Covid-19 Korea Selatan Capai Rekor, Kasus Omicron Jadi Lima Orang

Beberapa negara sejak itu mengumumkan pembatasan perjalanan.

Bukti awal menunjukkan Omicron memiliki risiko infeksi ulang yang lebih tinggi.

Tetapi para ilmuwan mengatakan perlu tiga minggu lagi untuk mengetahui bagaimana varian yang sangat bermutasi itu berdampak pada efektivitas vaksin.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved