Kisah Warga Lari Selamatkan Diri Saat Gunung Semeru Meletus, Saat Erupsi Seperti Kiamat
Keduanya berlari ke tempat lebih aman sebelum awan panas guguran menyapu rumahnya hingga luluh lantak
Kisah Warga Lari Selamatkan Diri Saat Gunung Semeru Meletus, Saat Erupsi Seperti Kiamat
SERAMBINEWS.COM, LUMAJANG - Erupsi Gunung Semeru benar-benar mengangetkan warga sekitar.
Mereka langsung bergegas menjauh dari Gunung Semeru untuk menyelamatkan diri.
Berbagai kisah duka dialami warga yang lari menyelamatkan diri di tengah awan panas.
Warga tak sempat menyelamatkan harta benda.
Karena mereka lebih penting menyelamatkan diri saat Gunung Semeru meletus.
Warga Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Sinten (60) dan cucunya Dewi Novitasari (17), jadi korban selamat dari ganasnya erupsi Gunung Semeru, Sabtu (5/12/2021).
Baca juga: Terlambat Menyelamatkan Diri Setelah Gunung Semeru Meletus, Penambang Pasir Luka Bakar
Keduanya berlari ke tempat lebih aman sebelum awan panas guguran menyapu rumahnya hingga luluh lantak.
Sinten bercerita (60) sebelum letusan terjadi, Dusun Curah Kobokan diguyur hujan abu bercampur batu.
Batu-batu itu meluncur deras menghantam genting rumahnya hingga menimbulkan suara gemuruh.
Sinten yang saat itu sedang bersantai di rumah tamu langsung terperanjat dan panik.
Ia kemudian menggedor pintu kamar cucunya, Dewi.
Mendengar gedoran pintu, Dewi langsung bangun dari tidurnya.
Lalu dewi membuka pintu kamarnya.
Baca juga: Dampak Gunung Semeru Meletus, Jembatan Putus, Sejumlah Orang Dikabarkan Hilang
Dengan memekikkan suara, Sinten bilang kepada Dewi bila Gunung Semeru sedang tidak baik-baik saja.
Lalu, Sinten menarik tangan Dewi untuk ikut berlari menyelamatkan diri.
"Gunung Semeru meletus dengan cepat. Sebelumnya, tidak ada tanda-tanda akan erupsi. Saat erupsi seperti kiamat," katanya, saat ditemui di RSUD dr. Haryoto, Lumajang, Sabtu (4/12/2021).
Sesampainya di luar rumah, Sinten dan Dewi sempat menengok ke arah Gunung Semeru.

Gunung Semeru terlihat memuntahkan asap abu-abu tebal ke udara.
Suhu udara langsung terasa panas, menyengat kulitnya.
Tak lama, langit berubah gelap, kilatan petir juga menyambar-nyambar.
Baca juga: Korban Jiwa Erupsi Gunung Semeru Bertambah Jadi 13 Orang, 2 Orang Sudah Teridentifikasi
"Saya tak sempat menyelamatkan harta benda. Saya tak memikirkan itu, yang terpenting selamat dari terjangan awan panas. Lima motor hangus dan rumah saya roboh," paparnya.
Ia bersama Dewi berlari ke rumah tetangga yang berjarak sekira 1 kilometer untuk berlindung.
Setelah langit kembali terang, mereka kembali berlari ke masjid sekitar 5 kilometer.

Di sana, mereka beristirahat sejenak dan merapalkan doa.
"Lalu, kami berjalan lagi hingga ke Dusun sebelah, Dusun Gunung Sawur sekira 7 kilometer. Napas sudah ngos-ngosan.
Selama dua jam, kami mengamankan diri di rumah warga Dusun Gunung Sawur. Setelah itu, kami dievakuasi menggunakan mobil pick up ke Desa Sumbermujur," terang Dewi.
Baca juga: Milad GAM Ke-45, Bendera Bintang Bulan Dikibarkan di Kandang Lhokseumawe, Kemudian Diturunkan
Bukannya tenang karena dapat lolos dari maut, pikiran Sinten dan Dewi berkecamuk.
Betapa tidak, mereka mendapat kabar jika satu keluarganya, Samsul Arifin (30), menjadi korban luka dan tengah dilarikan di RSUD dr Haryoto Lumajang.
Samsul Arifin saat itu sedang bertugas menjaga portal tambang dekat Gunung Semeru.
"Kami langsung bergegas mendatangi RSUD dr Haryoto. Saat ini mas Samsul sedang dirawat," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul 'Seperti Kiamat', Warga Curah Kobokan Lumajang Selamat dari Erupsi Gunung Semeru Seusai Lari 13 KM,
Update berita Gunung Semeru Meletus
Baca juga: Gunung Semeru Meletus, Warga dari Dua Kecamatan Diminta Untuk Mengungsi