Video

VIDEO Tak Ingin Dicap Sebagai Anak Durhaka, Asmaul Husna Ungkap Alasan Gugat Ibu Kandungnya

“Mungkin klarifikasi saya, sudah sangat terlambat. Tapi sudah menjadi komitmen sejak awal, karena saya akan mengklarifikasi setelah putusan pengadilan

Penulis: Mahyadi | Editor: Hari Mahardhika

Laporan Mahyadi | Aceh Tengah

SERAMBINEWS.COM, TAKENGON – Nama Asmaul Husna akhir-akhir ini, menjadi buah bibir warga di kota dingin Takengon.

Pasalnya, ia dituding menjadi “anak durhaka” karena tega menggugat ibu serta beberapa orang saudara kandungnya gara-gara harta warisan. 

Sejak beredar kabar tersebut, Asmaul Husna memilih bungkam. Bahkan tidak ingin berkomentar meskipun ia telah dicap negatif oleh publik lantaran menggugat ibu serta saudara kandungnya.

Namun akhirnya, Asmaul Husna angkat bicara untuk mengklarifikasi kabar negatif yang beredar tentang dirinya. 

Ketika ditemui Serambinews.com di kediamannya, Sabtu (4/12/2021), Asmaul Husna, membeberkan kronologis serta latar belakang tentang gugatan yang ia layangkan ke Pengadilan Negeri (PN) Takengon hingga gugatannya ditolak karena dinilai tidak cukup bukti. 

Asmaul Husna, menjelaskan panjang lebar tentang polemik yang sedang menimpa pribadi dan keluarga besarnya. 

“Mungkin klarifikasi saya, sudah sangat terlambat. Tapi sudah menjadi komitmen sejak awal, karena saya akan mengklarifikasi setelah ada putusan pengadilan.   

Apapun itu, keputusannya walaupun akhirnya tidak berpihak ke saya,” keluh Asmaul Husna

Asmaul Husna menuturkan, pertimbanganya melayangkan gugatan ke PN Takengon, karena sebelumnya pihak ibu serta beberapa saudara kandungnya yang terlebih dulu menggugat dirinya ke Mahkamah Syar’iyah terkait dengan harta warisan.   

“Saudara kandung saya, dua kali lebih dulu melayangkan gugatan ke Mahkamah Syar’iyah terkait dengan harta warisan itu. Padahal, pengalihan kepemilikan rumah kepada saya sudah didasari kesepakatan seluruh saudara-saudara saya, termasuk juga ada ibu saat itu,” paparnya.   

Ketika disinggung tentang kesan negatif terkait dengan perbuatanya melawan ibu kandung gara-gara harta warisan, Asmaul Husna, sempat terdiam. Sembari menghela nafas panjang, serta dengan mata berkaca-kaca, ia mengaku sama sekali tidak ingin melawan ibu kandungnya sendiri.   

“Orang tua itu yang nomor satu. Tidak ada bandingannya dimana pun. Jangankan yang masih hidup, yang sudah tiada pun harus kita hormati. Ibu saya tetap menjadi ibu. Upaya yang saya lakukan, hanya ingin meluruskan kekeliruan yang terjadi, justru bukan untuk melawan ibu kandung saya,” ucap  Asmaul Husna.   

Asmaul Husna berandai-andai, jika pengadilan memutuskan gugatanya diterima serta rumah yang menjadi objek utama gugatan sah menjadi miliknya, ibu kandungnya, Kausar akan tetap tinggal bersama dirumah tersebut. “Saya merupakan anak tertua dan akan menjadi pengganti bapak untuk merawat ibu,” sebut Asmaul Husna.   

Dia juga menyesalkan dengan kabar yang beredar selama ini, sehingga dinilai oleh publik ia sebagai anak yang melawan ibu kandungnya. Padahal, upaya dilakukan untuk memperbaiki kekeliruan yang terjadi di keluarga besarnya.   

“Saya meyakini, ada adik-adik saya yang sengaja menjual nama ibu, sehingga terkesan, saya berseteru dengan ibu. Cerita sebenarnya tidak begitu,” paparnya.   

Berkaitan dengan adanya cap dari masyakat, bahwa ia telah diklaim sebagai anak durhaka, Asmaul Husna, mengaku sama sekali tidak menyalahkan masyarakat.   

Bahkan, ia mengaku jika berada diposisi masyarakat akan memiliki pandangan serupa.   

“Saya sendiri yakin, saya tidak melakukannya. Tapi juga saya anggap sebagai hukuman maupun konsekwensi dari sebuah upaya dalam mendapatkan hak yang memang awalnya sudah disepakati bersama. Munculnya berita inikan karena saudara saya sendiri yang menyebarkannya,” ungkap Asmaul Husna.   

Perseteruan antara Asmaul Husna dengan ibu serta beberapa saudara kandungnya yang sudah berproses di PN Takengon, dengan putusan gugatan tidak diterima, Asmaul Husna mengaku masih pikir-pikir untuk menempuh upaya hukum lain.  

“Kami juga sedang mencermati dan mempelajari untuk upaya hukum lain. Sebagai warga negara tentu diberikan hak untuk menempuh upaya hukum lain, jika memang putusan sebelumnya dirasa kurang memuaskan. Intinya, kita lihat dulu nanti,” terang Asmaul Husna.   

Asmaul Husna berharap, karena persoalan tersebut, sudah mengusik orang banyak, apalagi  profesinya sebagai seorang PNS, sehingga dia mengajak saudara-saudara kandungnya untuk berhenti untuk berbuat mengucilkan dirinya.   

“Sejelek apapun, mereka tetap adik adik dan saya tetap kakak mereka. Jadi, mohon demi orang tua kita, marilah berdamai serta jujur dengan hati masing-masing karena masih ada ibu yang harus dijaga dan dirawat bersama,” pungkasnya. (*)

Narator: Tia Andalusia
Video Editor: Hari Mahardhika

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved