Kupi Beungoh
MODERASI BAGI SEORANG MUSLIM; Tidak Dalam Urusan Beragama
MODERASI BERAGAMA menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan cara pandang, sikap, dan perilaku selalu mengambil posisi di tengah-tengah
Oleh: Ainal Mardhiah, S.Ag. M.Ag*)
MODERASI BERAGAMA menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan cara pandang, sikap, dan perilaku selalu mengambil posisi di tengah-tengah, selalu bertindak adil, dan tidak ekstrem dalam beragama.
Ekstrem menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah paling ujung (paling tinggi, paling keras, dan sebagainya); dalam arti lain sangat keras dan teguh; fanatik.
Berdasarkan pengertian MODERASI BERAGAMA tersebut, dapat kita simpulkan bahwa dalam MODERASI BERAGAMA, tidak boleh ada sikap MEMEGANG TEGUH aturan AGAMA, tidak boleh ada sikap PALING MENGUTAMAKAN Aturan AGAMA, Melainkan harus bersikap tengah-tengah.
Jika itu yang dimaksud dengan MODERASI BERAGAMA, maka BAGI SEORANG MUSLIM TIDAK ADA MODERASI BERAGAMA, kenapa demikian? Menurut pengetahuan saya berikut ini alasannya:
Pertama, seorang muslim itu harus teguh, harus patuh, harus taat, harus memegang teguh keyakinannya sebagai seorang muslim, jika tidak, atau salah-salah dalam berkata atau bersikap, bisa merubah atau bisa SYIRIK, itu artinya keluar dari Islam, dan neraka tempatnya.
Sementara dalam MODERASI BERAGAMA, sikap teguh terhadap keyakinan, tidak dibolehkan, sedangkan dalam Islam sikap demikian sangat di tuntut untuk menjaga akidah seorang muslim.
Termasuk dalam hal meyakini adanya MODERASI DALAM BERAGAMA, seorang muslim harus sangat berhati-hati
Kedua, cara pandang, sikap, dan perilaku seorang muslim harus mengikuti aturan agama, tidak bisa mengikuti kemauan sendiri atau kemauan orang lain, apalagi agama lain. Seperti yang dipahami dalam MODERASI BERAGAMA.
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ
Artinya:
"Untukmu agamamu, dan untukku agamaku." (QS. Al Kafirun ayat : 6).
Dalam Islam sudah pasti, sudah jelas yang boleh atau tidak, yang halal atau haram. Tidak ada tengah tengah, misalnya haram sedikit, halal sedikit, kalau haram tetap haram meski sedikit.
Sedangkan dalam MODERASI BERAGAMA,
sikap, dan perilaku selalu mengambil posisi di tengah-tengah. Sedangkan dalam Islam, sikap dan perilaku harus mengikuti aturan Islam yang yang sudah jelas dan sudah pasti. Apakah itu wajib, sunnah, makruh, haram, dan lainnya. Jelas, tidak ada pilihan agar bersikap tengah-tengah dalam urusan beragama.