Kerukunan Umat Beragama

Pemerintah Imbau Warga Aceh Jaga Kerukunan dan Kesatuan Bangsa

Pemerintah mengimbau seluruh penduduk Aceh untuk senantiasa menjaga kerukunan kehidupan beragama. Saling memahami dan menghargai diantara warga negarA

Editor: IKL
FOR SERAMBINEWS.COM
Pemerintah Imbau Warga Aceh Jaga Kerukunan dan Kesatuan Bangsa 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Pemerintah mengimbau seluruh penduduk Aceh untuk senantiasa menjaga kerukunan kehidupan beragama. Saling memahami dan menghargai di antara warga negara atas berbagai perbedaan menjadi fondasi utama dalam mewujudkan kestabilan sosial, politik dan ekonomi yang berujung pada penguatan kesatuan bangsa.

Demikian intisari yang disampaikan oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Aceh, Drs. Mahdi Effendi atas nama Pemerintah Aceh serta Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh, Dr. H. Iqbal Muhammad M.Ag, dalam evaluasi dan refleksi akhir tahun 2021.

“Sepanjang tahun 2021 tidak ada gangguan kehidupan beragama di Aceh. Semua berjalan dengan baik, rukun dan nyaris tidak ada gesekan. Kondisi aman dan stabil ini harus kita rawat dan pelihara hingga berlanjut ke tahun 2022 yang akan segera kita masuki,” ujar Mahdi Effendi, Senin (27/12/2021).

Kaban Kesbangpol Aceh meminta seluruh penduduk Aceh untuk tidak merayakan malam pergantian tahun baru dengan aksi hura-hura di jalanan, cafe dan membakar petasan. Sebaliknya, semua orang harus menjadikan pergantian tahun sebagai momentum evaluasi dan introspeksi terhadap pencapaian di tahun 2021 sebagai batu pijakan agar tahun 2022 menjadi lebih baik.

“Mari kita jadikan momen pergantian tahun untuk evaluasi dan introspeksi diri agar kehidupan pada tahun 2022 menjadi lebih baik, terutama dalam aspek ekonomi, pendidikan, kesehatan hingga ibadah,” pesan Mahdi.

Ditambahkan, pergantian tahun bagi manusia adalah penambahan usia. Penambahan usia sejatinya menjadikan kita lebih matang.
“Semua hal negatif mari kita tinggalkan. Mari kita isi tahun baru 2022 dengan hal-hal positif dan membangun. Dengan pola pikir seperti inilah visi Aceh Hebat yang dikampanyekan Gubernur Aceh dapat lebih mudah terwujud,” katanya.

Aceh Toleran
Sementara Dr. Iqbal Muhammad menilai tingkat toleransi kehidupan beragama di Aceh sangat tinggi. Toleransi dan moderasi beragama merupakan warisan Kesultanan Aceh sejak ratusan tahun silam.

“Masyarakat Aceh itu sejak zaman dahulu dikenal toleran dan moderat. Tidak pernah muncul permusuhan antarumat beragama di Aceh,” ujar Iqbal.

“Penerapan Syariat Islam di Aceh tidak pernah dipaksakan kepada penganut agama-agama lain. Qanun Syariat Islam hanya berlaku bagi penganut Islam. Sementara bagi penganut agama lain bersifat opsional,” kata jebolan S3 UIN Ar-Raniry ini.
Ditambahkan, Syariat Islam di Aceh melindungi umat agama-agama lain dalam beribadah di tempat-tempat yang telah disediakan. Iqbal menyarankan agar umat Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha yang ada di Aceh untuk beribadah di tempat-tempat resmi dan tidak mendirikan tempat ibadah secara ilegal. (adv/hbn)

Islam Rahmatan Lil Alamin

H. Juniazi, S.Ag, M.Pd (Sekretaris FKUB Aceh)
H. Juniazi, S.Ag, M.Pd (Sekretaris FKUB Aceh)

H. Juniazi, S.Ag, M.Pd (Sekretaris FKUB Aceh)
Sepanjang tahun 2021 kondisi kehidupan umat beragama di Aceh berjalan dengan baik, rukun dan harmonis. Kehidupan umat beragama di Aceh dapat menjadi contoh dan model di tanah air, bahwa pluralitas dan keberagaman dapat hidup dan berkembang dengan baik.

Tidak ada tirani mayoritas, begitu pun sebaliknya. Minoritas dapat hidup dan berkembang dengan baik, di tengah mayoritas masyarakat muslim dan pelaksanaan syariat Islam. Tidak ada paksaan dalam beragama. Bagimu agamamu bagiku agamaku. Islam sebagai agama mayoritas, benar-benar jadi rahmatan lil alamin di Aceh.

Ke depan perlu dilakukan upaya terus menerus akan pentingnya merawat dan memelihara kerukunan umat beragama di Aceh. Upaya memelihara kerukunan, baik di internal umat Islam maupun antar umat beragama, mesti jadi cita cita luhur bersama setiap pemeluk agama yang ada di Aceh. Perbedaan suku bangsa, keyakinan, pandangan adalah realitas dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Kerukunan umat beragama merupakan bagian penting dari kerukunan nasional.

Harapan ke depan, pemerintah mesti hadir memfasilitasi terciptanya ruang ruang publik untuk menciptakan interaksi umat beragama di Aceh, sehingga suasana rukun dan damai, terawat dengan baik di Serambi Mekah ini.

Sebagai mitra Pemerintah, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang ada di tingkat provinsi dan kabupaten/kota sebagai forum yang dibentuk oleh masyarakat mesti difasilitasi oleh Pemerintah menjadi penting sebagai mitra terdepan dalam pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama di Aceh. Salam Kerukunan!

Jangan Ada Hura-hura di Malam Tahun Baru

Yuswar (Pemuka Buddha)
Yuswar

Yuswar (Pemuka Buddha)
Umat Buddha di Aceh mendukung kebijakan pemerintah Aceh yang melarang perayaan pergantian tahun baru secara hura-hura, membakar mercon, petasan dan kembang api. Perilaku hura-hura tidak dibenarkan dalam agama Buddha. Kepada umat Buddha yang ada di Aceh kami serukan untuk menjunjung tinggi kearifan lokal. Prinsip “di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung” harus ditegakkan.

Idaman Sembiring (Pemuka Kristen)
Idaman Sembiring 

Idaman Sembiring (Pemuka Kristen)
Ibadah Natal umat Kristen di Aceh berlangsung aman dan damai. Tidak ada gangguan. Kami sangat nyaman di sini.
Pada malam pergantian tahun 2021 ke 2022 semua umat Kristen diimbau untuk tidak berkeliaran di jalanan, cafe atau tempat keramaian mana pun. Jam 18 petang hingga malam mereka harus ke gereja, lalu menjelang jam 12 malam semua wajib sudah berada di rumah masing-masing untuk berdoa.

Baron Ferryson Pandiangan S.Ag, M.Th (Pembina Umat Katolik)
Baron Ferryson Pandiangan S.Ag, M.Th 

Baron Ferryson Pandiangan S.Ag, M.Th (Pembina Umat Katolik)
Kami bersyukur perayaan Natal tahun ini sudah bisa dilakukan secara luring dengan tetap mematuhi protkes. Di gereja Hati Kudus Banda Aceh kami mengadakan ibadah Natal sejak malam tanggal 24 Desember dalam dua sesion (gelombang) karena alasan protkes.
Untuk malam pergantian tahun, semua umat Katolik wajib berada di rumah masing-masing, terutama menjelang jam 12 malam hingga jam 1 dini hari. Umat Katolik dilarang hura-hura dan membakar mercon di jalanan pada malam tahun baru. Semua wajib berkumpul di rumah masing-masing untuk mengikuti doa yang dipimpin kepala keluarga dan bermaaf-maafan.

Ir. Paini (Pemuka Hindu)
Ir. Paini 

Ir. Paini (Pemuka Hindu)
Beberapa waktu lalu kami mengadakan pertemuan dan refleksi akhir tahun di kuil di Banda Aceh. Kami sepakat dan menyeru kepada umat Hindu di Aceh untuk merawat kerukunan beragama yang sudah berjalan dengan baik dan tidak ikut dalam perayaan tahun baru dengan hura-hura.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved