Internasional

Jaksa Anti-Terorisme Prancis Selidiki Kasus Ledakan Reli Dakar di Arab Saudi

Kantor Kejaksaan Anti-Terorisme Prancis meluncurkan penyelidikan ledakan mobil pekan lalu menjelang Reli Dakar di Arab Saudi.

Editor: M Nur Pakar
AFP/FRANCK FIFE
Pembalap Spanyol Nani Roma dan co-driver Alex Haro Bravo dari Prancis berkendara selama Etape 6 Dakar 2021 di dekat ibu kota Saudi, Riyadh, Jumat (7/1/2022) 

SERAMBINEWS.COM, PARIS - Kantor Kejaksaan Anti-Terorisme Prancis meluncurkan penyelidikan ledakan mobil pekan lalu menjelang Reli Dakar di Arab Saudi.

Ledakan itu menyebabkan pengemudi Prancis Philippe Boutron terluka parah.

Kantor tersebut akan menyelidiki sebuah percobaan pembunuhan dalam kaitannya dengan perusahaan teroris setelah ledakan di Jeddah pada Kamis (30/12/2021).

Saa itu, tim sedangkan berkumpul untuk mempersiapkan Tahun Baru 2022.

Boutron saat ini sedang memulihkan diri di Prancis.

Boutron sedang mengendarai kendaraan bantuan ketika ledakan terjadi di bawah pedal pengemudi.

Baca juga: Bandara Kerajaan Arab Saudi Siap Bantu Reli Dakar 2022

Dia termasuk di antara lima pengemudi di dalam kendaraan.

Direktur balapan David Castera mengatakan Boutron menjalani operasi yang sukses pada kakinya.

Timnya, SodiCars Racing, mengatakan Boutron dipulangkan Senin (3/1/2022) ke rumah sakit militer di Clamart, pinggiran barat daya Paris.

Di mana dia sempat mengalami koma buatan untuk meringankan penderitaannya.

SodiCars memberikan pembaruan medis atas perintah istri Boutron, Anne, dan anak-anaknya.

Kopilot Mayeul Barbet, yang juga telah kembali ke Prancis, mengatakan penumpang terkejut dan tidak bisa bergerak setelah ledakan.

Boutron kemudian meminta bantuannya.

Baca juga: Pembalap Wanita Arab Saudi Tak Putus Asa, Tiga Kali Patah Tulang, Siap Ikuti Reli Dakar 2022

"Mobil terbakar dan Philippe meminta saya untuk membantunya turun dari kursi," kata Barbet.

“Dia tidak bisa merasakan kakinya," ujarnya.

"Saya melihat kerusakan ketika saya mulai membantunya memberi pertolongan pertama," ungkapnya.

"Saya mulai menggunakan torniket, karena dia kehilangan banyak darah,” tambahnya.

Barbet mengatakan Boutron tetap sadar dan ambulans tiba setelah 20 menit.

Perlombaan ini sebelumnya dikenal sebagai Reli Paris-Dakar.

Hingga 2008, aksi unjuk rasa berlangsung di seluruh Afrika.

Tetapi ancaman di Mauritania membuat penyelenggara membatalkan acara tahun itu dan memindahkannya ke Amerika Selatan.

Sejak 2020, telah diadakan di Arab Saudi.(*)

Baca juga: Mobil Bergaya Reli Dakar Jadi Pemenang AMMDes Digimodz 2

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved