Breaking News

Berita Aceh Utara

Abati Buloh Ketua Muna Aceh Utara, Pelantikan Dirangkai Maulid, Ini Pesan Abu Paya Pasi dan Wali

Pelantikan Pengurus Muna Aceh Utara yang diketuai Tgk H Nurdin atau akrab disapa Abati Buloh ini berlangsung, Minggu (23/1/2022).  

Penulis: Jafaruddin | Editor: Mursal Ismail
Dok Panitia   
Wali Nanggroe Tgk Malik Mahmud Al-Haytar menyampaikan sambutan dalam Maulid Nabi Muhammad SAW yang diadakan KPA/PA Pase di Aceh Utara, Minggu (23/1/2022). 

Pelantikan Pengurus Muna Aceh Utara yang diketuai Tgk H Nurdin atau akrab disapa Abati Buloh ini berlangsung, Minggu (23/1/2022).  

Laporan Jafaruddin I Aceh Utara 

SERAMBINEWS.COM, LHOKSUKON - Ketua Umum Majelis Ulama Nanggroe Aceh (Muna) Pusat Tgk H Muhammad Ali atau akrab disapa Abu Paya Pasi, melantik pengurus Muna Aceh Utara

Pelantikan Pengurus Muna Aceh Utara yang diketuai Tgk H Nurdin atau akrab disapa Abati Buloh ini berlangsung, Minggu (23/1/2022).  

Pelantikan tersebut berlangsung dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW, yang diadakan Komite Peralihan Aceh (KPA) dan Partai Aceh (PA).

Acara ini berlangsung di Kantor Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PA Aceh Utara, Desa Mancang Kecamatan Samudera, Aceh Utara

Tgk Nurdin memimpin MUNA Aceh Utara Periode 2022-2027 menggantikan Tgk Muhammad Yusuf Hasan yang sudah dipercayakan menjadi Sekretaris MUNA Aceh. 

Dalam acara tersebut turut dihadiri Wali Nanggroe, Tgk Malik Mahmud Al-Haytar, Abon Arongan, unsur ulama, pimpinan dayah, Bupati Aceh Utara, Jubir KPA Pusat.

Kemudian jajaran pimpinan KPA-PA Pase dan Kuta Pase, Unsur Muspika Kecamatan Samudra, Pimpinan Gampong Mancang, serta masyarakat dalam wilajah Samudra Pase.

Rangkaian acara maulid akbar yang disertai pelantikan MUNA Kabupaten Aceh Utara ini berlangsung khidmat.

Acara dimulai dengan zikir dari 4 daerah dalam wilayah Samudra Pase dan santunan 100 yatim.

Dalam kesempatan itu Abu Paya Pasi menyampaikan kepada semua jajaran KPA/PA supaya tetap menjaga kekompakan dan tetap terus memperkuat program keagamaan.

Menurutnya dengan menjaga kekompakan dan silaturahmi, ke depan tetap akan kuat. 

Kemudian memperkuat Agama Islam dengan berbagai program.

“Karena kalau kita memperkuat agama Allah, Allah akan membantu kita,” kata Abu Paya Pasi

Ketua Umum MUNA Pusat juga mengisahkan tentang suatu peperangan ketika masa Rasulullah.

Meski jumlah ujat Muslim saat itu lebih sedikit dibandingkan lawan, tapi umat Islam saat itu berhasil memenangkan peperangan. 

Abu Paya Pasi juga banyak memberikan tamsilan dengan contoh-contoh lainnya dalam menyampaikan pidato, agar pengurus KPA/PA tetap menjaga kekompakan dan memperkuat islam. 

Ketua Harian DPW PA Aceh Utara Tgk Fauzan Hamzah MHI kepada Serambinews.com menyebutkan, sampai sekarang ulama-ulama besar di Aceh masih dekat dengan Partai Aceh.

Pasalnya Partai Aceh mencintai ulama. 

“Kita harapkan ke depan supaya Partai Aceh tetap menjadi lebih baik dan kita akan terus berkonsultasi dengan ulama terhadap segala sesuatu yang akan kita jalankan ke depan,” pungkas Tgk Fauzan Hamzah.   

Ketua DPW PA Aceh Utara, H Muhammad Thaib (Cek Mad) dalam sambutannya menekankan pentingnya meningkatkan soliditas di kalangan pengurus dan kader Partai Aceh, karena Partai Aceh sebagai wadah perjuangan politik Aceh. 

Oleh karena itu, setiap kader PA harus menjadi cermin dan contoh bagi masyarakat, baik dalam tutur kata maupun dalam bersikap sehari-hari.

"Geutanyoe bek male ta peuleumah droe teuh sebagai kader Partai Aceh," tutup Cek Mad di akhir sambutannya.

Sementara Juru bicara KPA Pusat Azhari Cage menyampaikan pesan agar seluruh komponen KPA dan Partai Aceh harus lebih fokus berperan dan menyuarakan kepentingan Aceh yang berlandaskan MoU dan UUPA.

Pada moment tersebut Wali Nanggroe Tgk Malik Mahmud Al-Haytar mengajak masyarakat untuk merenungi kembali makna hari kelahiran dan perjuangan Rasulullah dalam menegakkan kebenaran. 

Wali Nanggroe juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh masyarakat Aceh yang selalu bahu-membahu dalam memperjuangkan kepentingan Aceh dari masa endatu, para syuhada sampai pada anak cucunya sekarang yang tetap konsisten memperjuangkan kepentingan Aceh.

Dalam kesempatan tersebut Wali juga sempat meng-ilustrasikan lambang dan bendera Aceh dengan sejarah perjuangan panjang yang telah banyak merenggut korban rakyat Aceh.

Dalam hal transformasi politik wali menekankan agar bangsa aceh tidak boleh meninggalkan akidah islamiyah yang pernah berjaya dan di akui dunia internasional.

Penting sekali menjaga akidah dan berakhlakul karimah, Karena salah satu tujuan diutusnya rasulullah adalah untuk memperbaiki akhlak.

Di usia yang sudah 83 tahun, Wali Nanggroe masih kelihatan energik dan bersemangat dalam menyampaikan sambutannya.

"Geutanyoe peureule ta peutimang peu yang ka geu-amanah dan geukeubah di endatu-endatu geutanyoe awai. 

Geutanyoe bek sampe dipeubicah-bicah lage masa prang cumbok awai meuseubab deungoen politik yang hana tatu'oeh peutimang,” ucapnya.  

“Jadi geutanyoe Aceh meunyoe hana tameudong dan tameusaboh akan meuwoe lagee masa awai lom masa konflik. Geutanyoe ureung Aceh na pikiran dan tujuan yang saban untuk meusaboh. 

Bek sampe geutanyoe jeut keu bangsa yang hana thee droe, maka nyoe yang payah ta seumike saban-saban.

Geutanyoe Aceh ureung caroeng dan beuhe, bila peureule kiban yang ji lake ta tem, kon nyo meunan?"

Ajakan wali di sambut bergemuruh oleh semua yang hadir dengan tepuk tangan dan teriakan allahu akbar.

Di akhir sambutannya wali mengajak semua pihak untuk introspeksi dalam menyikapi dinamika politik Aceh kekinian.

"Geutanyoe harus bijaksana, beumeusaboh ngen ulama dan umara bak ta peujak politik nyoe," pungkas Wali Nanggroe. (*) 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved