Kajian Islam
Mengenal Karakteristik Akhlak Mahmudah dan Mazmumah
Masalah akhlak dalam Islam mendapat perhatian yang sangat besar. Berdasarkan bahasa, akhlak berarti sifat atau tabiat.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM – Islam merupakan ajaran yang bersumber pada wahyu Allah, Al-Qur’an dalam penjabarannya terdapat pada hadis Nabi Muhammad SAW.
Masalah akhlak dalam Islam mendapat perhatian yang sangat besar. Berdasarkan bahasa, akhlak berarti sifat atau tabiat.
Berdasarkan istilah, akhlak berarti kumpulan sifat yang dimiliki oleh seseorang yang melahirkan perbuatan baik dan buruk.
Konsep akhlak menurut Al-Ghazali adalah sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang, darinya lahir perbuatan yang mudah tanpa pertimbangan pikiran terlebih dahulu.
Menurut Ketua Komisi B MPU Kota Banda Aceh, Tgk Bustamam Usman, SHI, MA, akhlak meliputi hubungan hamba dengan Tuhannya (vertikal) dalam bentuk ritual keagamaan dan berbentuk pergaulan sesama manusia (horizontal) dan juga sifat serta sikap yang terpantul terhadap semua makhluk (alam semesta).
“Bagi seorang muslim, akhlak yang terbaik ialah seperti yang terdapat pada diri Nabi Muhammad SAW karena sifat-sifat dan perangai yang terdapat pada dirinya adalah sifat-sifat yang terpuji dan merupakan uswatun hasanah (contoh teladan) terbaik bagi seluruh kaum Muslimin,” terangnya.

Baca juga: Berikut, Keutamaan Bulan Rajab Beserta Doa yang Dicontohkan Rasulullah SAW
Baca juga: Awali Aktivitas Baca Doa Pagi, Dianjurkan Rasulullah SAW Agar Dijauhkan dari Bahaya
Allah SWT sendiri memuji akhlak Nabi Muhammad SAW di dalam Al Quran sebagaimana firman-Nya di QS Al-Qalam: 4: “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berakhlak agung.”
Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk berakhlak baik seperti yang terkandung dalam hadist: “Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya.”
Akhlak Mahmudah merupakan akhlak-akhlak baik, sementara akhlak Mazmumah sebaliknya, yakni akhlak tercela.
Berikut sifat-sifat Mahmudah
- Taubat
Taubat ialah keazaman untuk meninggalkan segala kesalahan dan dosa-dosa besar, melalui jalan ilmu, penyesalan dan niat untuk tidak mengulanginya (taubat Nasuha).
- Zuhud
ialah satu corak kehidupan insan mukmin yang mengekang jiwa daripada segala rupa kesenangan dunia sambil berusaha meninggalkan semua perkara yang tidak baik.
- Takut Allah
ialah seorang muslim itu mengenali zat Allah melalui mengenal sifat-sifat Allah dan mempunyai jiwa yang takut akan melakukan perkara dosa atau perkara yang dilarang oleh Islam.
- Mahabbah (cinta Allah dan Rasul)
ialah kasih seorang mukmin kepada Allah dan RasulNya melebihi segala yang lain. Melahirkan jiwa insan yang benar-benar cintakan agama dan rela mengorban dirinya ke jalan Allah.
- Sabar
Sabar merupakan separuh dari iman. Sabar juga adalah susah untuk dipraktikkan dalam diri seseorang kecuali mukmin yang kuat imannya dan ridho segala ujian dari Allah.
- Syukur
ialah seorang mukmin yang sentiasa berterima kasih kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan. Bersyukur kepada Allah ini banyak caranya seperti melaksanakan segala ibadah kepada Allah dengan hati yang ikhlas. Sentiasa memuji Allah dengan menyebut kalimah tayyibah (Perkataan yang baik) seperti Allah Akbar, Subhanallah, Alhamdulillah dan sebagainya.
- Ikhlas dan benar
ialah mukmin yang sentiasa membersihkan amalannya dinamakan orang yang benar ikhlas. Setiap amalan ibadah atau pekerjaan agama hendaklah dilaksanakan dengan ikhlas hati, ihsan kepada Allah dengan sebenar-benar ibadah seolahnya Allah berada dihadapan kita.
- Tawakal
ialah meletakkan pergantungan hanya pada Allah setelah berazam dan diikuti dengan usaha. Ridha dengan qadah Allah ialah salah satu daripada sifat mahmudah. Segala ketentuan Allah sama ada baik atau buruk diterima dengan syukur atau sabar.
- Mengingati mati
ialah mukmin yang sentiasa mengingati mati adalah orang yang pintar, karena mereka sentiasa bersedia untuk mati dengan segala ibadah yang dilaksanakan.
Baca juga: Doa Pagi yang Dianjurkan Rasulullah SAW Agar Dijauhkan dari Bahaya dan Dibuka Pintu Rezeki
Baca juga: Berikut Doa Agar Dimudahkan Rezeki Setiap Hari, Dapat Dibaca Usai Sholat
Berikut sifat Mazmumah
- Gemar Makan dan Minum
Terdapat dalam hadist Nabi saw : “Yang terlebih Afdal(utama) pada Allah swt ialah orang yang banyak berlapar dan banyak tafakur (berfikir sambil meneliti) Dan yang terlebih benci kepada Allah ialah orang yang banyak makan, banyak tidur dan banyak minum”.
- Banyak berkata-kata perkara sia-sia
ialah manusia yang suka berkata-kata, berbual-bual dan bersembang-sembang perkara yang laqa (lalai) seperti mencaci orang, menfitnah, hanya kepentingan dunia, perkara tanpa faedah dan sebagainya.
Firman Allah swt yang bermaksud : “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan2 mereka, melainkan bisikan2 daripada yang menyuruh (manusia) bersedekah, atau berbuat makruf, atau mendamaikan manusia”. (An-Nisa : 114).
- Marah
ialah berpunca dari kurang kesabaran dalam menghadapi sebarang keadaan. Orang yang demikian, selalunya didorong oleh pengaruh Syaitan yang ingin merusakkan iman dan dirinya.
- Hasad dengki dan iri hati
ialah seseorang yang kurang senang dengan nikmat yang dicapai orang lain lalu mengharapkan nikmat itu terhapus dari orang tersebut.
Hadis Nabi saw yang bermaksud : “Hasad itu memakan (memusnahkan) kebaikan , sebagaimana api memakan (membakar) kayu.” (HR Abu Dawud)
- Kasih kepada harta
ialah seseorang yang memiliki harta dan kemewahan hidup. Tetapi kemewahan yang membawa kepada sifat bakhil , tamak haloba dan juga mubazir dibenci oleh Islam.
- Takbur
Banyak sebab yang menyebakan seseorang itu takbur atau sombong diri seperti nasab keturunan, kuasa pemerintahan, kekayaan, kelebihan ilmu, banyak pengikut dan banyak ibadah.
- Riya
Orang yang riya pula diartikan sebagai sifat untuk menarik pandangan orang dengan menampakkan berbagai amalan yang baik dilakukan semata-mata menginginkan pujian, pangkat atau kedudukan.
- Ujub
ialah berkait dengan takbur dan riya. Ujud berarti heran dengan keistimewaan dan kelebihan diri sendiri. Ini juga berkait dengan kelebihan dari segi kecantikan, kepandaian, kekayaan dan lain-lain.
- Kasih akan Dunia
ialah orang yang mempunyai hati yang sentiasa berpaut kepada kehidupan dan kesenangan dunia, sehingga akan menyebabkan seseorang itu takut akan mati.
Firman Allah yang bermaksud : “Ketahuilah sesungguhnya kehidupan dunia adalah permainan, senda gurau, perhiasan, bermegah-megah antara kamu dan berlomba-lomba dalam mengumpul harta kekayaan dan anak pinak.”(Al-Hadid : 20).
Baca juga: Berikut, Bacaan Doa Saat Dihadapkan Masalah Hidup, Mustajab Dibaca Usai Sholat
" Sebagai seorang Islam yang mengaku dan percaya akan adanya Allah, maka perlulah dan wajiblah kita tunduk dan patuh kepada perintah Allah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW,”kata Tgk Bustamam.
Dosen UIN Ar-Raniry Banda Aceh itu mengakatkan, umat manusia wajib membenarkan hati, perbuatan dan perkataan setiap perkara yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw adalah dari Allah.
Panduan bagi umat Islam untuk menuju kepada Allah atau menuju ridho Allah adalah perlu menjadikan Nabi sebagai contoh suri tauladan dalam setiap amalan kehidupan kita.
“Jangan jadikan artis atau nama-nama tokoh bukan agama sebagai ikutan atau idola, karena mereka ini akan menyesatkan kita semua,” ujarnya.
Kecuali, lanjut Tgk Bustamam, jadikan ulama atau orang alim sebagai idola dalam kehidupan kita, karena orang alim atau ulama adalah pewaris Nabi dan mereka adalah penerus dari usaha dakwah Nabi.
“Kita tidak akan sesat selamanya jika jadikan ulama sebagai panduan dan idola, sebab mereka hidup dalam ketaqwaan kepada Allah dan mereka juga mendekatkan diri dengan Allah,” terang Ketua Komisi B MPU Kota Banda Aceh itu.
Ulama yang di maksud ialah ulama atau ahli agama yang benar-benar berjalan di jalan Allah yang mempedomani Alqur’an, hadits atau mujtihad sebagai dasar dalam bertindak dan mengambil keputusan soal hukum agama.
“Bukan mereka yang mengaku ahli agama dengan tujuan mempengaruhi umat manusia untuk mengikuti ajaran mereka sendiri, ajaran yang mereka ciptakan untuk menyesatkan umat manusia seperti yang banyak terjadi saat ini,” tutup alumni Dayah Istiqamatuddin Darul Muarrif Lam Ateuk Aceh Besar itu. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)