Berita Banda Aceh
CEO Trans Continent Raih USK Award, Ini Pesan Ismail Rasyid dalam Orasinya
Penghargaan itu diserahkan oleh Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof Dr Ir Samsul Rizal, MEng, IPU, ASEAN, Eng, Rabu (9/2/2022) di Gedung AAC Dayan Da
Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Mursal Ismail
Penghargaan itu diserahkan oleh Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof Dr Ir Samsul Rizal, MEng, IPU, ASEAN, Eng, Rabu (9/2/2022) di Gedung AAC Dayan Dawood, Darussalam, Banda Aceh.
Laporan Muhammad Nasir I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - CEO Trans Continent, Ismail Rasyid, meraih penghargaan 'USK Award” dari Universitas Syiah Kuala.
Penghargaan itu diserahkan oleh Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof Dr Ir Samsul Rizal, MEng, IPU, ASEAN, Eng, Rabu (9/2/2022) di Gedung AAC Dayan Dawood, Darussalam, Banda Aceh.
Ismail Rasyid diberikan penghargaan sebagai sosok pengusaha, sekaligus motivator dalam dunia usaha.
Seperti diketahui, Ismail Rasyid merupakan pemilik gurita bisnis di bawah bendera Trans Continent, yang saat ini beroperasi hingga ke luar negeri.
Ismail Rasyid dalam orasinya di hadapan seribuan mahasiswa menyampaikan, semua profesi membawa kebaikan, namun memiliki karakter yang berbeda satu sama lainnya.
Katanya, saat ini persaingan di Indonesia sangat ketat, sehingga para mahasiswa harus memiliki bekal yang kuat.
Baca juga: VIDEO Pangdam IM dan CEO Trans Continent Ismail Rasyid Keliling Basecamp, Ungkap Siap Beri Dukungan
Baca juga: VIDEO Alasan Ismail Rasyid Pindahkan PT Trans Continent dari KIA Ladong
Baca juga: VIDEO Kisah Hidup Ismail Rasyid CEO Trans Continent, Merantau ke Batam Bawa Uang Rp 200 Ribu
“Saya melihat sebagian alumni kita (Universitas Syiah Kuala) kurang rasa percaya diri, sehingga mereka kalah dalam bersaing.
Jadi bukan karena kalah intelegensinya, ini yang saya lihat di Jakarta dan daerah lainnya,” ujarnya.
Selanjutnya, ia menyoroti jiwa korsa ke-USK-an yang kurang. Ia melihat kekompakan antara para alumni USK masih kalah dibandingkan dengan alumni perguruan tinggi lainnya.
Ia menambahkan, saat ini dirinya dipercayakan sebagai Ketua Ikatan Alumni USK Jakarta dan sekitarnya.
Oleh karena itu, ia berusaha merangkul para junior dan senioir, supaya dapat berkontribusi dalam kancah nasional maupun internasional.
“Dengan kondisi Aceh, di mana terbatasnya dunia kerja, kita tidak punya industri, tidak memiliki swasta, itu menjadi tantangan besar bagi lulusan.
Saya belum kemana adek-adek, kita mendapatkan ruang untuk berkarya,” ujarnya.
Ia berpesan, lulusan USK tidak hanya menargetkan jadi PNS maupun pegawai BUMN. Namun harus tumbuh menjadi pelaku usaha. (*)