Berita Abdya

Walangsangit dan Pipit Serang Tanaman Padi di Abdya

Selain dengan penyemprotan pestisida, petani juga melakukan cara-cara tradisional untuk mengusir hama.

Penulis: Rahmat Saputra | Editor: Taufik Hidayat
Serambinews.com
Areal persawahan di Keude Paya Kecamatan Blangpidie, Abdya dipasangi rambu-rambu pengusir hama burung menjelang masa panen tiba, Senin (14/2/2022) 

Laporan Rahmat Saputra | Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Sejak sepekan terakhir tanaman padi masyarakat di kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) diserang hama walangsangit dan burung pipit.

Rata-rata area persawahan yang diserang hama itu, terutama di sebagian areal persawahan Kecamatan Susoh, Blangpidie dan Kecamatan Jeumpa.

Hama walangsangit menyerang tanaman padi yang baru mekar di sejumlah areal persawahan di tiga kecamatan tersebut. Sementara untuk kecamatan lain masih tergolong aman dari gangguan hama tersebut, dikarenakan tanaman padi di kawasan itu masih berusia muda dan dalam proses tumbuh kembang.

Salah seorang petani di areal persawahan Kecamatan Jeumpa, Jamal mengaku sudah beberapa kali melakukan penyemprotan pestisida untuk mengusir hama walangsangit tersebut.  

“Bila tidak serius ditangani akan berdampak terhadap gagalnya panen, bahkan bulir padi bisa berwarna hitam serta kualitas beras yang dihasilkan juga tidak baik,” kata Jamal.

Karenanya, sebutnya, selain kegiatan mengusir dengan penyemprotan menggunakan pestisida, petani juga melakukan cara-cara tradisional untuk mengusir hama meresahkan tersebut. 

“Seperti menanam potongan pelepah kelapa dan tanaman lain yang dianggap mampu mengusir hama serta rutin membuat pengasapan di areal persawahan,” ungkapnya.

Sementara hama burung pipit juga sempat membuat para petani menjadi kewalahan. Umumnya burung ini lebih suka memakan bulir padi yang baru berisi. Tidak hanya ragam jenis burung pipit yang menyerang tanaman padi warga, burung merpati, burung balam atau tekukur, burung manyar tempua juga ikut memakan bulir padi petani jelang waktu panen.

“Tingkat umur padi bervariasi dari yang baru mekar hingga yang telah berisi. Hama walangsangit banyak, begitu juga hama burung pipit dan ragam jenis burung lain yang menyerang tanaman padi,” ujarnya.

Para petani harus menjaga areal tanaman padi sejak pagi hingga sore agar tidak dimangsa burung pipit yang jumlahnya mencapai ribuan. 

Bahkan petani setempat juga memasang rambu-rambu dari bahan pelastik yang diyakini bisa mengusir hama burung dari suara yang dihasilkan ketika tertiup angin.

Menurut Zamir petani lainnya, burung pipit yang menyerang tanaman padi harus dijaga ketat secara bergiliran melibatkan anggota keluarga. “Tanaman padi yang sedang berisi tersebut harus dikawal sampai ke tengah areal sawah, karena burung pipit dalam jumlah besar itu bersembunyi dibalik daun padi sambil mengisap bulirnya,” katanya.

Petani menduga bahwa serangan hama walangsangit dan burung pipit tersebut.

Terkait umur tanaman padi yang sangat bervariasi, sehingga membuat hama dimaksud leluasa dalam merusak dan memakan bulir padi.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved