Konflik Rusia vs Ukraina
Jadi Kenyataan, Nostradamus Sudah Ramal Rusia Bakal Invasi Ukraina pada Tahun 2022, Begini Isinya
Ramalan itu berbunyi, "Si rambut biru akan membahayakan kepala putih dalam tingkat tertentu, seperti kebaikan Prancis untuk keduanya."
SERAMBINEWS.COM - Ketakutan perang bahwa Rusia akan menyerang Ukraina, tampaknya benar-benar terjadi.
Bahkan hal ini sudah diramalkan oleh astrolog Prancis ratusan tahun yang lalu tampak lebih relevan sekarang.
Dia yang meramalkan Kebakaran Besar London, kedatangan Adolf Hitler, pembunuhan John F Kennedy dan ketika Rusia mengacak-acak bulu di barat.
Perlu dicatat bahwa peramal itu juga meramalkan perang yang akan datang sekitar tahun ini.
Michel de Nostradame, begitu ia dikenal dengan nama Nostradamus pada saat itu, menerbitkan bukunya yang terkenal Les Prophéties pada tahun 1555 yang menampilkan 942 ramalan.
Meskipun sulit untuk menentukan tanggal pasti dengan prediksi Nostradamus.
Karena mereka didasarkan pada pergerakan astrologi daripada kalender, prediksi perang yang mencapai Eropa adalah salah satu yang dapat dipersempit menjadi mungkin pada tahun 2022.
Tema yang berulang di seluruh prediksi Nostadamus adalah invasi Prancis oleh ancaman dari timur.
Namun, prediksi berikut ini diperkirakan merujuk pada musim semi 2022.
Ramalan itu berbunyi, "Si rambut biru akan membahayakan kepala putih dalam tingkat tertentu, seperti kebaikan Prancis untuk keduanya."
Sama seperti semua prediksi Nostradamus, yang satu ini agak kabur, tapi bisa jadi mengacu pada pecahnya Perang Dunia 3.
Referensinya tentang ancaman dari timur cocok dengan situasi saat ini di sekitar Rusia yang tampaknya akan menyerang negara tetangga Ukraina.
Pemerintah Inggris dan kekuatan barat lainnya menganggap Rusia telah memulai invasi ke Ukraina.
Konvoi militer Rusia terlihat memasuki 'daerah yang memisahkan diri' separatis di Ukraina setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan pengerahan pasukan pada Senin malam (21 Februari).
Nostradamus juga bisa merujuk pada ketegangan yang sedang berlangsung antara China dan Taiwan ketika dia mengalokasikan ancaman timur.