Berita Aceh Tamiang
Banjir di Bendahara Aceh Tamiang Meluas, Kantor Pemerintahan Terendam
Banjir di Kecamatan Bendahara, Aceh Tamiang semakin meluas dan sejauh ini sudah merendam 13 kampung, Selasa (1/3/2022)
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Banjir di Kecamatan Bendahara, Aceh Tamiang semakin meluas dan sejauh ini sudah merendam 13 kampung, Selasa (1/3/2022).
Camat Bendahara, Fakhrurrazi mengungkapkan meluasnya banjir ini mulai terjadi pada Senin (28/2/2022) malam.
Secara perlahan, luapan air sungai yang awalnya hanya merendam tiga kampung, terus meningkat hingga menyentuh 13 kampung.
“Sudah mencapai 13 kampung, potensinya terus meningkat karena hujan masih turun,” kata Aji, sapaannya, Selasa (1/3/2022).
Baca juga: Banjir Bertambah Lagi di Aceh Utara, Warga Masih Mengungsi
Disebutnya, ke 13 kampung tersebut merupakan Marlempang, Balai, Lubukbatil, Lambungblang, Raja, Mesjid BDH, Telukkepayang, Telukhalban, Rantaupakam, Cintaraja, Mesjid Sungai iyu, Seuneubok Dalam Mesjid dan Bandarbaru.
Aji mengatakan dampak banjir ini tidak hanya merendam rumah, tapi beberapa kantor pemerintahan dan tempat layanan kesehatan turut terendam.
“Di Telukhalban kantor datok penghulu Tdan polindesnya sudah terendam, otomatis pelayanan terhambat,” sambungnya.
Aji khawatir jangkauan banjir semakin meluas mengingat curah hujan masih tinggi dan kondisi tanggul di wilayah itu semakin kritis.
Baca juga: Rusia Bawa Bom Termobarik ke Ukraina, Senjata Paling Ditakuti di Dunia, Paru-paru Manusia Bisa Copot
“Warga sempat mau gotong royong benahi tanggul, tapi kondisinya sudah parah, mesti pakai alat berat,” ungkap Aji.
Hadi, warga Telukhalban berharap Pemerintah Aceh merealisasikan janjinya untuk membenahi tanggul dan sheet pile.
Dia memastikan selama dinding sungai tidak dibenahi, maka kampungnya akan terus dilanda banjir.
“Sudah capek kami memohon, tapi sepertinya gubernur memang tidak mau tahu,” kata Hadi. (*)
Baca juga: Permukiman Penduduk Masih Tergenang, Warga Telukhalban Aceh Tamiang Gantungkan Hidup dari Dapur Umum