Berita Aceh Besar
Ini Harapan Kadistanbun Aceh atas Lahirnya SieBreuh Aceh Besar
"Sudah dua tahun kita berjuang bersama akhirnya langsung dihadiri Menteri Pertanian RI, Dr H Syahrul Yasin Limpo SH, untuk meresmikan kawasan SieBreuh
Penulis: Asnawi Luwi | Editor: Mursal Ismail
"Sudah dua tahun kita berjuang bersama akhirnya langsung dihadiri Menteri Pertanian RI, Dr H Syahrul Yasin Limpo SH, untuk meresmikan kawasan SieBreuh sebagai kawasan pertanian berbasis korporasi petani di Aceh Besar," kata Kadistanbun Aceh.
SERAMBINEWS.COM, JANTHO - Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan atau Kadistanbun Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, mengatakan mereka sangat mendukung penuh suksesnya kawasan SieBreuh sebagai kawasan pertanian berbasis korporasi petani.
"Sudah dua tahun kita berjuang bersama akhirnya langsung dihadiri Menteri Pertanian RI, Dr H Syahrul Yasin Limpo SH, untuk meresmikan kawasan SieBreuh sebagai kawasan pertanian berbasis korporasi petani di Aceh Besar," kata Kadistanbun Aceh.
Kadistanbun Aceh berharap petani agar serius dengan program tersebut dalam berbisnis dengan korporasi, sehingga bisa melahirkan bisnis dari hulu ke hilir dan bisa memanfaatkan KUR untuk mendukung modal.
Selain itu juga, Kadistanbun Aceh, sangat berharap Pemkab Aceh Besar serius mendukung melalui pendampingan dan hal-hal lainnya.
Kadistanbun Aceh menambahkan saat ini sudah ada 5.000 hektare lahan pertanian sawah.
Ia berharap secara bertahap bisa menuju 10 ribu hektare hingga terus meningkat demi meningkatkan perekonomian petani sawah di Aceh Besar.
Baca juga: VIDEO - Mentan RI Lihat Tanaman Padi di Aceh Besar

Profil Kawasan Halal Food Estate SieBreuh
Seperti diberitakan Serambinews.com sebelumnya, Kawasan Halal Food Estate (HFE) SieBreuh ditetapkan melalui SK Bupati Nomor 659 tahun 2021.
Selanjutnya pada Selasa 21 Desember 2021 di Babah Jurong Gampong Lamlheu diresmikan oleh Wakil Bupati Aceh Besar.
Hal tersebut disampaikan oleh Juanda Djamal, penggagas Kawasan HFE SieBreuh, yang ditemui seusai peresmian kawasan itu oleh Menteri Pertanian atau Mentan, Dr H Syahrul Yasin Limpo SH.
Penandatanganan prasasti sebagai tanda peresmian ini di Gampong Blang Miro, Kecamatan Simpang Tiga, Aceh Besar bersamaan panen padi, Jumat (4/3/2022).
“Kawasan HFE SieBreuh adalah perpaduan antara pertanian dengan peternakan dengan komoditii utamanya padi dan ternak 'sie dan breuh'.
Namun juga komoditi hortikultura lainnya. Yang ditargetkan adalah kualitas produksi dan intervensinya dari hulu ke hilir, agar mampu menciptakan stabilitas dan jaminan pasar," kata Juanda.
Juanda Djamal menyebutkan ada 5.120 hektare lahan persawahan yang dijadikan sebagai kawasan itu, meliputi Kecamatan Kuta Malaka, Sukamakmur, Ingin Jaya.
Kemudian Simpang Tiga, Darul Kamal dan Darul Imarah.
Program ini dibawah manajemen Koperasi SieBreuh yang menghimpun semua kelompok tani dengan keanggotaannya berdasarkan pendekatan “rumah tangga”.
“Kita berdayakan keluarga-keluarga menjadi keluarga yang memiliki semangat saudagar agar mandiri dan berdaulat, sehingga secara perlahan, ketergantungan pada bantuan menjadi berkurang.
Sejauh ini, HFE SieBreuh sudah memulai kegiatannya di 1.191 ha dan beberapa komoditi sudah dihasilkan seperti benih padi unggulan, pupuk kompos, dan beberapa produk turunan lainnya namun masih dalam skala IKM.
Harapan lainnya, selain untuk menguatkan perdamaian, menurut Juanda, HFE SieBreuh ini menjadi skema untuk program pembangunan kesejahteraan, maka dukungan TKP2K Aceh sangat besar dalam menyiapkan dokumen SieBreuh ini.
Sedangkan Wakil Bupati Aceh Besar, Waled Husaini, menyampaikan apresiasi atas semua pihak yang terlibat menyiapkan kawasan ini.
Terutama terhadap Koperasi SieBreuh yang pro aktif untuk mengurusi semua sampai terpilihnya Kawasan HFE sebagai salah satu program food estate Kementerian Pertanian RI.
Tentunya Pemkab Aceh Besar mendukung penuh.
Terpenting kata Waled ,”semua kita harus serius, fokus dan kompak.
Ini kunci berhasilnya kita menjalankan program HFE SieBreuh dan tentunya selalu memanjatkan doa pada Allah agar hasil padi kita meningkat
Kita Kerjasama secara serius Bu Kadistanbun Aceh.
Kita seriuskan agar gagasan yang sudah diinisiasi oleh Pak Juanda dan Koperasi SieBreuh dapat berhasil,” ucap Waled sesaat setelah meresmikan Kawasan SieBreuh.
Sedangkan Kadistanbun Aceh, Huzaimah, mengatakan dukungannya, ia mengaku senang karena gagasan ini muncul dari petani, bukan dari pemerintah, makanya Kawasan food estate SieBreuh ini bisa diresmikan hari ini.
Tentunya, ini pro-aktif dari koperasi SieBreuh untuk mengawal dan menyiapkan dokumen perencanaan dan meyakinkan tim verifikasi dari kementrian.
Kadistanbun Aceh juga menjelaskan tahun 2022 sudah menyiapkan beberapa program yang mendukung berjalannya program di kawasan SieBreuh ini.
Pada kesempatan tersebut, Kadistan Aceh Besar, Jafar SP ikut menegaskan keseriusan jajarannya.
Buktinya peran BPP selama ini sudah sangat maksimal dan ke depan membangun kerangka kerja yang lebih rapi dan serius lagi.
Hadir pada acara peresmian tersebut, perwakilan BPN Aceh, Badan Karantina, Bank Aceh Syariah, Bank Indonesia, Dinas peternakan Aceh, perwakilan HKTI Aceh, seluruh BPP Aceh Besar.
Kemudian Bappeda Aceh, PUPR Aceh Besar, Muspika Sukamakmur, imum mukim dan keuchik, dan kelompok tani se-Sukamakmur.
Mentan Resmikan Kawasan SieBreuh Aceh Besar
Seperti diberitakan sebelumnya lagi, Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia, Dr H Syahrul Yasin Limpo SH, meresmikan kawasan SieBreuh sebagai kawasan pertanian berbasis korporasi petani.
Koperasi SieBreuh ini di Gampong Blang Miro, Kecamatan Simpang Tiga, Aceh Besar.
Peresmian, Jumat (4/3/2022) itu ditandai penandatanganan prasasti oleh Mentan RI didampingi Gubernur Aceh Nova Iriansyah, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Ir Cut Huzaimah, MP.
Kemudian Wabup Aceh Besar, Tgk Husaini A Wahab dan pejabat lainnya saat menghadiri panen raya padi di Gampong Blang Miro.
Mentan dalam sambutannya mengatakan Aceh memiliki potensi alam yang sangat indah.
Ada perbukitan, pepohonan, pegunungan, laut dan hamparan persawahan yang luas. Tanaman padi bagus menguning dengan penghasilan mencapai 7,5 ton per hektare.
“Saya berharap, kawasan Pertanian Berbasis Korporasi Petani (SieBreuh) panen 4 kali setahun dari sebelumnya dua kali setahun.
Jadikan contoh luas lahan 1.000 hektare menjadi korporasi petani di Blang Miro, Kecamatan Simpang Tiga, Aceh Besar menjadi projek percontohan,” harap Mentan.
Syahrul Yasin Limpo menjelaskan syarat sebagai juara dimiliki oleh area persawahan Aceh Besar.
Kabupaten ini juga memiliki alam yang luar biasa.
"Jumlah orang Aceh yang banyak, pekerja yang pantang menyerah, ada pemerintahan yang peduli, dan adanya intervensi ilmu pengetahuan serta doa-doa yang baik serta kedamaian," kata Mentan.
Katanya, keseluruhan syarat tersebut dimiliki di wilayah Aceh Besar. Oleh karena itu Mentan sangat mendukung area persawahan tersebut dijadikan Kawasan Integrated Farming.
Integrasi tersebut tentunya diharapkan dapat meningkatkan potensi peternakan ke arah yang lebih menguntungkan.
“Tiga hal yang mendukung keberhasilan program ini, yaitu adanya tanaman dan diatur dengan berbagai sistem.
Adanya komoditi tambahan, jangan bergantung pada pupuk subsidi,” tambah Mentan RI.
Mentan menyebutkan lahan seluas satu hektare menghasilkan panen mencapai Rp 30 juta dengan modal Rp 10 juta. Ini tentunya sangat menguntungkan dan menyejahterakan petani.
Di sisi lain, Dr Syahrul Yasin Limpo, menyinggung Pemerintah daerah yang maju adalah pemerintah yang mau turun ke desa-desa untuk membangun desa.
“Sering-sering lah Pak Gubernur Aceh turun ke desa. Tikus aja takut dengan pak Gubernur kalau sering turun ke desa," ujarnya dengan canda tawa.
Mentan meminta petani di Aceh untuk memanfaatkan dana dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) agar hasil pertanian bisa lebih maksimal setiap tahun.
"Pertanian harus berskala ekonomi dan semua bisa dihitung.
Kita bisa hitung budidayanya pasca panennya dan tentu marketnya. Ini membuat Aceh akan lebih cepat maju di bidang pertanian," katanya.
Mentan Syahrul Yasin mengatakan, tidak ada cara lain dalam meningkatkan kesejahteraan petani, selain meningkatkan hasil produksi pertanian maupun peternakan.
Untuk menuju ke arah sana, pengelolaan pertanian harus dilakukan secara integrasi, terkorporasi, serta adanya intervensi pemerintah dalam memudahkan petani mendapatkan dana lunak.
"Produksitasnya harus ditingkatkan. Efektivitas kegiatannya harus dikelola, kan beda kalau terkoperasi dengan jalan sendiri.
Intervensi permodalan melalui KUR dengan jaminan Pak Gubernur, Pak Bupati, jaminan Kementan," ujarnya.
Mentan mengungkapkan bahwa program KUR dihadirkan untuk membantu petani dalam mendapatkan permodalan berbunga rendah.
"KUR kita buka untuk rakyat. Karena pak presiden kita berharap KUR itu menjadi intervensi permodalan yang selama ini kita keluhkan.
Tentu saja bunga KUR dibayarkan oleh pemerintah. Saya minta pak gubernur backup ini," ujar Mentan.
Di sisi lain, Mentan, juga meminta Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten Aceh Besar menghidupkan kawasan integrated farming padi-sapi di kawasan tersebut.
Selain itu juga menggenjot hasil pertanian melalui penambahan musim tanam dari dua kali setahun menjadi empat kali. Dengan demikian, rakyat bisa mendapatkan hasil lebih baik.
"Saya meminta agar meningkatkan tiga sampai empat kali panen dalam setahun.
Ini tentu tidak seperti membalik telapak tangan, tapi butuh konsepsi, korporasi, kelembagaan petaninya harus bisa jalan, kemudian budidayanya bisa lebih efektif," harapnya.
Acara itu dihadiri Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, Wabup Aceh Besar, Tgk H Husaini A Wahab atau akrab disapa Waled Husaini, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Ir Cut Huzaimah, MP.
Kemudian pihak UPT Pusat, Sekretaris Jenderal Kementan, Dirjen Tanaman Pangan, Dirjen Sarana dan Prasarana Pertanian, Kepala Badan Ketahanan Pangan.
Selanjutnya Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Dirjen Perternakan dan Kesehatan Hewan.
Berikutnya Direktur Pupuk dan Pestisida, Direktur Sayuran Tanaman Obat Hultikultura, Kepala Dinas Perternakan Aceh, Kepala Dinas Pangan Aceh, unsur Forkopimda Aceh Besar dan pejabat pertanian.
Seperti diketahui, ini kali kedua Mentan Syahrul Yasin, melakukan panen padi di Aceh Besar setelah sebelumnya di Gampong Tumbo Baro, Samahani, Kecamatan Kuta Malaka, 30 September 2020.
Dua hari lalu itu, setiba di lokasi panen, Mentan Syahrul Yasin langsung dikalungi kain syal oleh Wabup Aceh Besar, Tgk Husaini A Wahab. (*)