Zikir dan Doa

Begini Adab dalam Berzikir dan Berdoa, Merendahkan Diri dan Khusyuk

Bacalah zikir sesuai dengan panjang pendeknya. Meskipun, sebenarnya bacaan sesuai dengan kaidah tajwid hanya diwajibkan

Editor: Nur Nihayati
Tribunnews
Ilustrasi berzikir 

Namun, memperhatikan panjang-pendek, lafaz, dan huruf-hurufnya, merupakan sebuah ikhtiar seseorang dalam menjaga adab saat berdzikir, apalagi bila lafaz zikir atau doa itu memang bersumber dari Al-Qur’an.

3. Mengetahui makna dan arti doa yang dibaca

Dengan mengetahui makna doa yang kita baca kita akan lebih menghayati dan meresapi doa tersebut. Sehingga bukan hanya lisan saja yang bekerja, akan tetapi hati pun turut membantu.

4. Makan makanan yang halal

Hal tersebut dikuatkan dengan hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam kitab Shahîh Muslim:

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم. أيها الناس إن الله طيب لا يقبل إلا طيبا،ً وإن الله أمر المؤمنين بما أمر به المرسلين فقال: يا أيها الرسل كلوا من الطيبات واعملوا صالحاً إني بما تعملون عليم. وقال: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ. ثم ذكر الرجل يطيل السفر، أشعث أغبر، يمد يديه إلى السماء يا رب يا رب، ومطعمه حرام، ومشربه حرام، وملبسه حرام، وغذي بالحرام، فأنى يستجاب لذلك  

Artinya : Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik, dan sungguh Allah memerintahkan orang-orang mukmin sebagaimana yang telah diperintahkan kepada para rasul.”

Sebuah hadis menyebutkan:

Nabi bercerita tentang seorang laki-laki yang menempuh perjalanan jauh, rambutnya kusut dan berdebu, sambil menengadahkan tangannya ke langit berkata, “Wahai Tuhan, Wahai Tuhan,” sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan kenyang dengan makanan haram, maka bagaimana mungkin ia akan dikabulkan permohonannya’” (HR Muslim).  

5. Mengkhusyukkan hati dan tadlarru’ (merendahkan diri) saat berdoa atau berzikir

Selanjutnya adalah melaksanakannya dengan mengkhusyukkan hati dan tadlarru’ (merendahkan diri).   Sayyid Utsman menafsirkan tadlarru’ di sini sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an Surat al-A’raf ayat 55:

  ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ  

Artinya: “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” (QS. Al-A’raf: 55). (*)

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Adab dalam Berzikir dan Berdoa, Merendahkan Diri Saat dan Khusyuk Jadi Hal Wajib, 

Berita terkait lainnya

Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved