Internasional

Warga Tujuh Kota Belarusia Dikejutkan Ledakan Keras, Fasilitas Militer Ukraina Dihantam Rudal Rusia

Penduduk di tujuh kota di Belarusia, perbatasan utara Ukraina mendengar ledakan keras pada Rabu (16/3/2022) malam.

Editor: M Nur Pakar
AFP/Sergei SUPINSKY
Sepasang tentara Ukraina berjalan bergandengan tangan di tengah puing-puing yang hancur terkena serangan roket dan rudal Rusia di Kiev, Ukraina, Kamis (17/3/2022). 

SERAMBINEWS.COM, LVIV - Penduduk di tujuh kota di Belarusia, perbatasan utara Ukraina mendengar ledakan keras pada Rabu (16/3/2022) malam.

Mereka melaporkan ledakan pada waktu yang hampir bersamaan di media sosial.

Salah satu kota, Hantsavichy, di mana Rusia memiliki stasiun radar peringatan dini yang mampu mendeteksi peluncuran rudal balistik dari Uni Eropa.

Dilansir AP, Kamis (1/3/2022), tidak ada komentar dari pemerintah Belarusia, sekutu Rusia.

Belarusia telah mengizinkan Rusia untuk menggunakan wilayahnya untuk melakukan invasi ke Ukraina.

Termasuk membombardir Ukraina, tetapi pasukan Belarusia tidak mengambil bagian dalam serangan darat.

Baca juga: Aktivis Polandia Hentikan Konvoi Truk Bantuan Rusia dan Belarusia ke Pasukan Rusia di Ukraina

Kepala wilayah Brest di Belarusia baratdaya, Alexander Rogachuk mengumumkan beberapa unit tentara Belarusia mengadakan latihan dengan tembakan langsung.

Surat kabar independen Belarusia, Nasha Niva menyatakan ledakan itu mungkin terkait dengan penembakan oleh pasukan Rusia.

Khususnya, di persimpangan kereta api penting Ukraina di Sarny, sepanjang perbatasan Belarusia.

Walikota Sarny melaporkan rudal Rusia menghancurkan fasilitas militer di kota itu pada Rabu (16/3/2022) malam.

Sementara itu, Dewan Keamanan (DK) PBB melakukan petemuan di Ukraina pada Kamis (17/3/20220 sore.

Hanya satu hari sebelum pemungutan suara yang diharapkan pada Jumat (18/3/2022) mengenai resolusi kemanusiaan Rusia.

Baca juga: Ukraina Tuduh Belarusia Sedang Mempersiapkan Pengiriman Pasukan ke Negaranya

Tetapi, tidak menyebutkan tanggung jawab Rusia atas perang melawan tetangganya yang lebih kecil, Ukraina.

“Rusia melakukan kejahatan perang dan menargetkan warga sipil," cuit misi PBB Inggris, salah satu dari enam negara yang meminta pertemuan badan paling kuat PBB itu.

"Perang ilegal Rusia di Ukraina adalah ancaman bagi kita semua,” tambahnya.

Tweet itu mengatakan AS, Prancis, Irlandia, Norwegia, dan Albania juga meminta pertemuan itu.

Keenam negara tersebut adalah anggota Dewan Keamanan.

Rusia mengedarkan resolusi Dewan Keamanan yang diusulkan Selasa (15/3/2022) menuntut perlindungan bagi warga sipil dalam situasi rentan di Ukraina.

Baca juga: Ukraina Berhasil Bebaskan Wali Kota Melitopol dari Penculik Tentara Rusia, Presiden Sangat Senang

Kemudian, jalan yang aman untuk bantuan kemanusiaan dan orang-orang yang ingin meninggalkan negara itu tetapi tidak pernah menyebutkan perang.

Rancangan resolusi tersebut menggarisbawahi perlunya pihak-pihak terkait menyepakati jeda kemanusiaan untuk segera mengevakuasi semua warga sipil.

Tetapi tidak pernah mengidentifikasi pihak-pihak tersebut.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved