Berita Pidie Jaya
11 Stakeholder Aceh Kembangkan 100 Hektare Bawang Merah di Pidie dan Pidie Jaya, Ini Rincian Lokasi
Program ini untuk menjadikan Pidie dan Pidie Jaya sebagai sentra penghasil bawang merah di Aceh.
Penulis: Idris Ismail | Editor: Mursal Ismail
Program ini untuk menjadikan Pidie dan Pidie Jaya sebagai sentra penghasil bawang merah di Aceh.
Laporan Idris Ismail I Pidie Jaya
SERAMBINEWS.COM, MEUREUDU - Sebelas Stakeholder Aceh segera melakukan investasi penanaman 100 hektare bawang merah di Pidie dan Pidie Jaya (Pijay) secara bertahap.
Program ini untuk menjadikan Pidie dan Pidie Jaya sebagai sentra penghasil bawang merah di Aceh.
Adapun sebelas Stakeholder Aceh yang terlibat dalam program ini, yaitu CSR GM Paramont Bed Indonesia, OJK Aceh, Kanwil DJBC Aceh, Perwakilan BI Aceh, GM PLN Aceh, Bank Aceh Syariah.
Kemudian APINDO Aceh, BPR Artha Bendahara Konsorsium, BPKP Aceh, serta pihak Universitas Teuku Umar (UTU) .
Koordinator Stakeholder Aceh, Ir H Zakaria A Gani, yang juga Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Aceh Bidang Industri menyampaikan hal ini kepada Serambinews.com, Senin (21/3/2022).
"Saat ini stok bibit bawang yang tersedia untuk lahan 50 hektare untuk area Pidie dan Pidie Jaya," kata Zakaria yang akrab disapa Zakcba.
Zakaria menyebutkan tahap pertama penanaman bawang merah ini 21 hektare di Pidie Jaya, yakni di Kecamatan Bandar Baru.
Tepatnya di Desa Blang Glong, Lueng Nibong, dan Ujong Leubat.
Kemudian 29 hektare di Kabupaten Pidie, yaitu di Gampong Seukee, Kecamatan Glumpang Baro dan Gampong Cot Kuthang, Kecamatan Mutiara Timur.
Selanjutnya di Gampong Tungoe, Kecamatan Simpang Tiga, Gampong keumala, Kecamatan Keumala, Gampong Neulop, Tuha Seuwiek, dan Blang Gapu, Kecamatan Indra Jaya.
Namun, saat ini karena sedang musim hujan, maka pengerjaan bedeng bawang tetap dilakukan pelan-pelan sambil menunggu hujan reda.
"Kami berharap program penanaman bawang merah ini dapat membuahkan hasil maksimal sebagaimana tahun sebelumnya mencapai 7 hingga 8 ton per hektare.
Jika rata-rata harga tampung Rp 20 ribu per kilogram, maka setiap hektare hasilnya mencapai Rp 50 juta. (*)