Konflik Rusia vs Ukraina

Gunakan Standar Ganda Dalam Merespon Masalah Ukraina, Warga Timur Tengah Anggap Barat Munafik

Ketika Ukraina diserbu Rusia, negara Barat bergerak cepat dan langsung tancap gas memberikan bantuan.

Editor: Amirullah
AFP
Tentara Ukraina berjalan melewati bangunan yang hancur terkena serangan rudal jet tempur Rusia di Kota Mariupol. 

SERAMBINEWS.COM - Banyak penduduk Timur Tengah menganggap negara-negara Barat munafik karena menggunakan standar ganda dalam merespons masalah di Ukraina dan Timur Tengah.

Ketika Ukraina diserbu Rusia, negara Barat bergerak cepat dan langsung tancap gas memberikan bantuan.

Bahkan, negara Barat mulai menerima jutaan pengungsi Ukraina dan menghujani Rusia dengan banyak sanksi.

Namun, menurut sebagian penduduk Timur Tengah, Barat menunjukkan perilaku berbeda dalam merespons masalah di Timur Tengah.

Menteri Luar Negeri Palestina, Riad Malki, turut memberikan penilaiannya tentang hal ini.

"Kami telah melihat setiap alat yang dikatakan kepada kami tidak bisa diaktifkan selama lebih dari 70 tahun, dapat dikerahkan dalam waktu kurang dari 7 hari," kata Malki dikutip dari Associated Press.

"Kemunafikan yang luar biasa," kata dia menambahkan.

Sebagai contoh, perang di Irak yang diniasiasi oleh AS dianggap sebagai invasi yang tidak dapat dibenarkan.

Namun, warga Irak yang melawan pasukan Amerika dicap sebagai teroris. Selain, itu para pengungsi Irak juga tidak diterima oleh negara Barat.

Ketika Rusia ikut campur dalam perang saudara Suriah, ada kecaman internasional. Namun, hanya ada sedikit tindakan yang dilakukan.

Di Yaman, perang panjang antara koalisi yang dipimpin Saudi dan pemberontah Houthi yang didukung Iran menyebabkan belasan juta warga sipil terancam kelaparan.

Namun, kabar adanya kelaparan di sana tidak mendapat perhatian besar dari dunia internasional.

Menurut mantan intelijen CIA bernama Bruce Riedel, anggapan penduduk Timur Tengah bahwa Barat menggunakan standar ganda dapat dipahami.

"AS dan Inggris telah mendukung perang 7 tahun di Yaman yang melibatkan Arab Saudi dan menciptakan bencana kemanusiaan terburuk dalam beberapa dasawarsa," kata dia.

Selain itu, masalah pendudukan Israel atas wilayah Palestina juga mendapat sorotan.

AS, Israel, dan Jerman telah mengeluarkan undang-undang yang bertujuan menekan aksi boikot yang dipimpin warga Palestina.

Hal ini berbeda dengan perusahaan Barat seperti McDonald, Exxon Mobil, dan Apple yang dipuji karena angkat kaki dari Rusia.

Di media sosial, masyarakat internasional terlihat menyemangati warga Ukraina yang berjuang melawan tentara pendudukan.

Namun, ketika warga Palestina dan Irak melakukan hal yang sama, mereka justru dicap sebagai teroris.

"Kami melawan tentara pendudukan, bahkan meski dunia mendukung Amerika, termasuk Ukraina yang merupakan bagian dari sekutu mereka," kata Sheikh Jabbar al-Rubai yang turut melawan pasukan AS dalam perang di Irak tahun 2003-2001.

"Karena dunia mendukung Amerika, mereka tidak memberi kami kemuliaan ini dan tidak menyebut kami melakukan perlawanan patriotik," kata dia.

"Tentu saja ini standar ganda, seolah kami adalah manusia yang lebih rendah."

Sementara itu, warga Baghdad bernama Abdulameer Khalid mengatakan tidak ada perbedaan antara perlawanan yang dilakukan warga Irak dan Ukraina.

"Perlawanan terhadap tentara Amerika di Irak lebih dapat dibenarkan, karena tentara Amerika melakukan perjalanan ribuan kilometer ke negara kami, sedangkan Rusia mengejar [dugaan] ancamaman yang berada di sebelah mereka," kata Khalid.

Namun, pakar politik Aaron David Miller mengatakan konflik di Timur Tengah jauh lebih rumit.

Menurutnya, konflik di Timur Tengah bukan "drama moralitas". Sementara itu, konflik di Ukraina bersifat khusus dalam hal moralitas.

Rusia dianggap melancarkan agresi dan perang besar terhadap negara tetangganya.

Kata Miller, analogi yang mirip adalah invasi Irak ke Kuwait pada tahun 1990.

Saat itu AS meresponsnya dengan membuat koalisi militer untuk melawan pasukan Irak.

Kendati demikian, Miller mengakui bahwa kebijakan luar negeri AS penuh dengan anomali, ketidakkonsistenan, kontradiksi, dan kemunafikan.

(Tribunnewswiki)


Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul Bandingkan Masalah Timur Tengah dengan Ukraina, Warga Timur Tengah Anggap Negara Barat Munafik

Baca juga: Dampak Perang Rusia vs Ukraina - Erdogan ‘Selamatkan’ Rakyat, Joe Biden ‘Sengsarakan’ Rakyat

Baca juga: Tukang Siomay yang Rudapaksa Bocah Ditangkap, Sempat Disembunyikan Istri Selama Buron

Baca juga: Nasib Tukang Ojek yang Lapor Polisi karena Ditipu saat Beli Ganja Dapat Rumput, Sempat Ditertawakan

Sumber: TribunnewsWiki
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved