Internasional
Jasa Layanan Haji dan Umrah Jalur Gaza Kembali Bergairah, Seusai Ditutup Dua Tahun
Perusahaan jasa layanan haji dan umrah di Jalur Gaza, Palestina kembali bergairah. Arab Saudi telah melanjutkan penerbangan umrah, dua tahun setelah
SERAMBINEWS.COM KOTA GAZA - Perusahaan jasa layanan haji dan umrah di Jalur Gaza, Palestina kembali bergairah.
Arab Saudi telah melanjutkan penerbangan umrah, dua tahun setelah ditutup karena pandemi Covid-19.
Sehingga, kehidupan telah kembali normal untuk perusahaan haji dan umrah yang berbasis di Jalur Gaza.
Wisata religi menjadi andalan perusahaan haji dan umrah Jalur Gaza, meski harus beroperasi dalam keadaan rumit akibat blokade Israel.
Mayoritas dari 2 juta orang Palestina yang tinggal di sana dilarang melakukan perjalanan dan pariwisata internasional.
Perusahaan-perusahaan ini mengandalkan pemulihan di sektor ini untuk mengkompensasi kerugian besar yang terjadi selama pandemi Covid-19.
Dua perjalanan umrah per minggu dari 600 peziarah berangkat dari Jalur Gaza.
Gelombang pertama berangkat pada 14 Maret 2022, melalui penyeberangan Rafah menuju Bandara Internasional Kairo, dan dari sana ke Madinah, seperti dilansir ArabNews, Jumat (1/4/2022).
Baca juga: Ibadah Haji dan Umrah Tak Lagi Jaga Jarak, Arab Saudi Cabut Aturan Pembatasan Covid-19
Perjalanan umrah terakhir dari Jalur Gaza pada Februari 2020, sebelum merebaknya pandemi yang melumpuhkan dunia dan mengganggu banyak aspek kehidupan.
Warga Gaza mengungkapkan kebahagiaan mereka dengan kembalinya penerbangan umrah.
Banyak yang bergegas mendaftar untuk melakukan ritualnya selama bulan suci Ramadhan, meskipun harga lebih tinggi daripada sebelum pandemi Covid-19.
Beberapa tahun lalu, Ikram Al-Asmar mendaftarkan dirinya di antara mereka yang ingin menunaikan ibadah haji.
Namun tidak beruntung menjadi salah satu jamaah haji terpilih dari Jalur Gaza.
“Ketika saya menunggu lama, saya memutuskan mendaftar untuk melakukan umrah,” katanya kepada Arab News.
Kata-kata Al-Asmar tidak cukup untuk mengungkapkan perasaannya yang kuat dan kebahagiaan yang luar biasa untuk bepergian, setelah bertahun-tahun menabung untuk haji.
Baca juga: Arab Saudi Buka Kembali Jamaah Umrah dari Luar Negeri, Ini Syaratnya
Banyak warga Gaza menemukan perjalanan umrah sebagai kesempatan untuk melakukan perjalanan pertama kalinya.
Mengingat banyak pembatasan yang diberlakukan pada mereka selama 15 tahun oleh Israel, dan memburuknya kondisi kehidupan mereka.
Muhammad Hammad melakukan umrah lima tahun lalu, dan berniat mengulangi pengalaman itu lagi bersama istrinya di bulan Ramadhan.
“Umrah di bulan Ramadhan memiliki cita rasa yang istimewa dan pahala yang besar,” ujarnya.
Muhammad telah berjanji kepada istrinya, akan menemaninya melakukan umrah.
“Kami tidak melakukan perjalanan saat itu, karena Allah menyembunyikan yang terbaik untuk kami dengan melakukan umrah di bulan Ramadhan," ujarnya.
"Dengan perasaan spiritual yang indah dan ritual yang dibawa oleh bulan suci ini,” katanya.
Hammad percaya mayoritas warga Jalur Gaza ingin melakukan umrah, dan yang menghalangi mereka adalah kemiskinan dan pengangguran yang merajalela di antara mayoritas penduduk.
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk pengungsi Palestina memperkirakan 80 persen dari 2 juta populasi Jalur Gaza, sebagian besar adalah pengungsi, bergantung pada bantuan kemanusiaan.
Meskipun demikian, perusahaan haji dan umrah mengatakan jumlah kunjungan umrah musim ini baik.
Pendaftaran tersebut mengalami pertumbuhan setelah keputusan Arab Saudi membebaskan jamaah haji dari Jalur Gaza dari karantina institusional.
Biaya juga diturunkan dari 1.270 dinar Jordania atau $ 1791 menjadi 1.150 dinar, menurut Muhammad Hamdan, pemilik perusahaan Doyouf Rahman untuk haji. dan umrah.
Jumlah jamaah akan meningkat selama bulan Ramadhan, yang membantu perusahaan-perusahaan di Jalur Gaza untuk keluar dari resesi dan menghentikan “pendarahan” kerugian, menurut Hamdan.
“Harganya bagus dibandingkan dengan layanan yang diberikan dan waktu yang dihabiskan oleh para peziarah di tanah suci," jelasnya.
Baca juga: Aceh Direncanakan Buka Umrah dengan Kapal Pesiar
"Tetapi kondisi kehidupan yang sulit di Jalur Gaza yang membuat warga merasakan biaya yang tinggi,” kata Hamdan.
Jamaah umrah dari Gaza menggunakan Bandara Internasional Kairo untuk kedua perjalanan.
Tidak memiliki pilihan lain untuk menggunakan rute darat, seperti jamaah umrah dari Tepi Barat, yang menjelaskan perbedaan besar dalam biaya.(*)