Konflik Rusia vs Ukraina
Wali Kota Mykolaiv Sebut Kotanya Dibombardir oleh Pasukan Rusia dengan Bom Tandan
Wali Kota Mykolaiv Oleksandr Senkevych menyebut kotanya terus dibombardir oleh pasukan Rusia.
SERAMBINEWS.COM, KYIV – Wali Kota Mykolaiv Oleksandr Senkevych menyebut kotanya terus dibombardir oleh pasukan Rusia.
Dia mengatakan bom tanda (cluster munitions) sekarang digunakan di wilayah sipil di Mykolaiv yang tidak memiliki nilai militer, untuk menciptakan kepanikan dan mempersiapkan operasi darat Rusia.
Mykolaiv adalah kota yang berada di Ukraian selatan.
Itu adalah kota pelabuhan Laut Hitam.
Senkevych telah meminta semua wanita dan anak-anak untuk meninggalkan Mykolaiv untuk membatasi korban sipil.
“Kami dibombardir setiap hari. Kemarin kami mengalami dua pengeboman," ungkap dia, dilansir dari BBC Newsday.
"Adapun pengeboman kemarin mereka membombardir kami dengan bom cluster, dengan rudal cluster yang jatuh ke lingkungan, semua itu hanya rumah-rumah di mana orang-orang datang untuk tidur dan di pagi hari pergi bekerja," ungkap Senkevych.
Rusia sebelumnya juga pernah dilaporkan menggunakan bom tandan ketika menyerang wilayah Ukraina.
Amnesty International pun meminta Rusia berhenti menggunakan bom tandan di Ukraina.
Bom tandan adalah jenis senjata yang didesain untuk menyelimuti kawasan dengan suatu kekuatan ledakan yang dihasilkan oleh ratusan bom-bom kecil.
Dikutip dari AFP, organisasi non-pemerintah yang fokus pada hak asasi manusia (HAM) itu mengatakan serangan fatal menggunakan senjata sembarangan di rumah sakit dan sekolah bisa merupakan kejahatan perang.
Amnesty International mengatakan bom tandan telah menghantam sebuah preschool di timur laut Ukraina pada Jumat (25/2/2022), yang digunakan untuk melindungi warga sipil, menewaskan tiga orang, termasuk seorang anak.
Mereka mengatakan serangan di Kota Okhtyrka mungkin merupakan kejahatan perang, setelah gambar menunjukkan bom tandan menghantam setidaknya tujuh lokasi di atau dekat sekolah.
Amnesty mengatakan serangan itu tampaknya dilakukan oleh pasukan Rusia, yang beroperasi di dekatnya, dan yang memiliki catatan menggunakan bom tandan di daerah berpenduduk.
"Tidak ada pembenaran yang mungkin untuk menjatuhkan bom tandan di daerah berpenduduk, apalagi di dekat sekolah," kata Sekretaris Jenderal Amnesty International, Agnes Callamard dalam sebuah pernyataan, Minggu (27/2/2022).
Lebih dari 100 negara telah menandatangani Konvensi 2008 tentang Bom Tandan yang melarang produksi dan penggunaan senjata tersebut, tetapi memang tidak bagi Rusia atau Ukraina.
Rudal yang membawa bom tandan akan meledak di udara dan mengirim lusinan atau ratusan bom kecil ke area yang luas.
Bom ini sering gagal meledak pada benturan, sehingga menjadi ranjau darat bagi siapa saja yang menemukannya.
Baca juga: Rusia Heran, Tiba-tiba Sudah Berserakan Mayat di Bucha, Bahkan Ada Yang Masih Hidup
Baca juga: Foto Satelit Tunjukkan Jasad di Bucha Dibunuh Dua atau Tiga Minggu Sebelum Pasukan Rusia Mundur
Rusia Dikecam Setelah Gunakan Bom Tandan
Amnesty International meminta Rusia berhenti menggunakan bom tandan (cluster munitions) di Ukraina.
Bom tandan adalah jenis senjata yang didesain untuk menyelimuti kawasan dengan suatu kekuatan ledakan yang dihasilkan oleh ratusan bom-bom kecil.
Organisasi non-pemerintah yang fokus pada hak asasi manusia (HAM) itu mengatakan serangan fatal menggunakan senjata sembarangan di rumah sakit dan sekolah bisa merupakan kejahatan perang.
Amnesty International mengatakan bom tandan menghantam sebuah preschool di timur laut Ukraina pada Jumat (25/2/2022), yang digunakan untuk melindungi warga sipil, menewaskan tiga orang, termasuk seorang anak.
Mereka mengatakan serangan di Kota Okhtyrka mungkin merupakan kejahatan perang, setelah gambar menunjukkan bom tandan menghantam setidaknya tujuh lokasi di atau dekat sekolah.
Amnesty mengatakan serangan itu tampaknya dilakukan oleh pasukan Rusia, yang beroperasi di dekatnya, dan yang memiliki catatan menggunakan bom tandan di daerah berpenduduk.
"Tidak ada pembenaran yang mungkin untuk menjatuhkan bom tandan di daerah berpenduduk, apalagi di dekat sekolah," kata Sekretaris Jenderal Amnesty International, Agnes Callamard dalam sebuah pernyataan, Minggu (27/2/2022), dikutip dari AFP.
Lebih dari 100 negara telah menandatangani Konvensi 2008 tentang Bom Tandan yang melarang produksi dan penggunaan senjata, tetapi tidak Rusia atau Ukraina.
Rudal yang membawa bom tandan akan meledak di udara dan mengirim lusinan atau ratusan bom kecil ke area yang luas.
Bom ini sering gagal meledak pada benturan, sehingga menjadi ranjau darat bagi siapa saja yang menemukannya.
Human Rights Watch (HRW) mengatakan pada Jumat, bahwa bom tandan Rusia telah menghantam sebuah rumah sakit di Vuhledar di Ukraina timur, menewaskan empat warga sipil dan melukai 10 orang, enam di antaranya petugas kesehatan.
"Serangan tak berperasaan ini telah membunuh dan melukai warga sipil, dan merusak sebuah rumah sakit," kata Direktur Senjata HRW Stephen Goose.
HRW mengingatkan, meluncurkan serangan tanpa pandang bulu yang membunuh atau melukai warga sipil merupakan kejahatan perang, dan rumah sakit serta sekolah diberikan perlindungan khusus lebih lanjut di bawah hukum internasional.
Situs web investigasi Bellingcat telah menyusun laporan penggunaan bom tandan di Ukraina dan mengatakan bahwa kota kedua Kharkiv tampaknya juga menjadi target beberapa serangan bom tandan.
"Gambar dan video yang diunggah online menunjukkan penggunaan senjata ini secara lebih luas di wilayah sipil," kata Bellingcat, mereproduksi rekaman dashcam dari seorang pengemudi yang mencoba menghindari hujan bom di Kharkiv.
"Jalan raya ini melewati area pemukiman dan berada tepat di sebelah rumah sakit anak-anak," kata Bellingcat.
Kampanye Internasional untuk Melarang Ranjau Darat dan Koalisi Bom Tandan (ICBL-CMC) sangat mengutuk penggunaannya dalam invasi Rusia ke Ukraina dan menyerukan segera diakhirinya penggunaan senjata tersebut .
Baca juga: Polisi Tangkap Dua Terduga Pemerkosa Anak Yatim Hingga Hamil
Baca juga: Sri Mulyani: Kenaikan Harga Barang Jadi Ancaman Masyarakat, tapi Menambah Penerimaan Negara
Baca juga: Polisi Khawatir Fakarich Kabur, Pernah Terima Rp 1,9 Miliar dari Indra Kenz
Kompas.com dengan judul "Wali Kota Mykolaiv Ukraina Sebut Rusia Gunakan Bom Tandan di Wilayah Sipil"