Internasional

Badai Disertai Hujan Deras Hantam Filipina, 22 Warga Tewas Tertimbun Longsor, Banjir Dimana-mana

Hujan deras mengguyur kawasan Filipina Selatan dan Tengah, sedikitnya 22 orang tewas terimbun longsor.

Editor: M Nur Pakar
AFP
Rumah-rumah terkubur di bawah lumpur setelah tanah longsor menghantam Desa Bunga, di Kota Baybay, Provinsi Leyte Selatan, Filipina Selatan, Senin (11/4/2022). 

SERAMBINEWS.COM, MANILA - Hujan deras mengguyur kawasan Filipina Selatan dan Tengah, sedikitnya 22 orang tewas terimbun longsor.

Hujan akibat depresi tropis musim panas menewaskan sedikitnya 25 orang di Filipina tengah dan selatan, sebagian besar karena tanah longsor.

Sebanyak 22 penduduk desa tewas tertimbun longsor di empat desa di kota Baybay, Provinsi Leyte pada Minggu (10/4/2022) dan Senin (11/4/2022), kata kepala polisi kota, Letnan Kolonel Joemen Collado.

Dilansir AFP, enam orang lainnya dilaporkan hilang tertimbun longsor dan pencarian sedang dilakukan.

Tiga kematian terkait badai lainnya dilaporkan oleh badan tanggap bencana utama pemerintah di provinsi selatan Davao de Oro dan Davao Oriental.

“Di satu desa, tanah longsor terjadi dan korban lainnya, sayangnya, juga hanyut oleh gelombang air,” kata Collado kepada jaringan radio DZBB.

Baca juga: Wapres Filipina Puji Perdamaian di Mindanao Selatan, Bangsamoro Berada di Tangan yang Tepat

"Setidaknya ada enam yang hilang tetapi mungkin ada lebih banyak lagi," tambahnya.

Hampir 200 banjir dilaporkan di berbagai daerah di provinsi tengah dan selatan selama akhir pekan.

Akibatnya menggusur sekitar 30.000 keluarga, beberapa di antaranya dipindahkan ke tempat penampungan darurat, kata para pejabat.

Penjaga pantai, polisi dan petugas pemadam kebakaran menyelamatkan beberapa penduduk desa di komunitas yang terendam banjir.

Termasuk beberapa yang terjebak di atap rumah mereka.

Baca juga: Departemen Keamanan Malaysia Bantah Pertemuan 19 Walikota Filipina Selatan untuk Invansi Sabah

Di pusat kota Cebu, sekolah dan pekerjaan dihentikan pada Senin (11/4/2022).

Wali Kota Cebu Michael Rama menyatakan keadaan bencana untuk memungkinkan pencairan dana darurat dengan cepat.

Setidaknya 20 badai dan topan melanda Filipina setiap tahun, sebagian besar selama musim hujan yang dimulai sekitar bulan Juni.

Beberapa badai telah melanda bahkan selama bulan-bulan musim panas yang terik dalam beberapa tahun terakhir.

Negara Asia Tenggara yang rawan bencana ini juga terletak di “Cincin Api” Pasifik, tempat banyak letusan gunung berapi dan gempa bumi dunia terjadi.(*)

Baca juga: Filipina Terima Kembali Turis Asing, Usai Dua Tahun Ditutup Total

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved