Idul Fitri 1443 H
Gemuk Setelah Lebaran? dr Zaidul Akbar Berbagi Tips Membakar Lemak di Badan
Di balik aneka hidangan lezat yang tersedia saat lebaran, tentunya membuat tubuh tidak sehat lantaran banyaknya kandungan lemak.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Mursal Ismail
Di balik aneka hidangan lezat yang tersedia saat lebaran, tentunya membuat tubuh tidak sehat lantaran banyaknya kandungan lemak.
SERAMBINEWS.COM - Momen lebaran menjadi hari spesial yang tersedia aneka segala hidangan lezat, mulai dari sajian lontong, opor ayam, rendang hingga kue kering.
Namun ternyata, di balik aneka hidangan lezat itu, tentunya membuat tubuh tidak sehat lantaran banyaknya terkandung lemak.
Banyaknya lemak dalam tubuh terutama setelah mengonsumsi makanan lebaran akan terjadi penumpukan lemak di dalam tubuh akibat dari berbagai macam makanan yang dikonsumsi.
Agar lemak di dalam tubuh pasca lebaran dapat kembali rontok, dr Zaidul Akbar kali ini akan mengungkap cara yang bisa dilakukan.
Adapun tips merotokkan lemak setelah lebaran adalah dengan cara mengatur pola tidur.
Seperti diketahui, kelebihan lemak di dalam tubuh memang sangat tidak diinginkan bagi sebagian orang yang mengerti kesehatan.
Baca juga: Hari ke-5 Lebaran, Masih Suka Makan Kue Kering dan Makanan Manis? Ini Bahayanya Kata dr Zaidul Akbar
Pasalnya, kelebihan lemak di dalam tubuh bisa membuat perut menjadi buncit atau bahkan memicu datangnya berbagai penyakit.
Lantas, jam berapa baiknya waktu tidur malam yang tepat untuk merontokkan lemak?
Berikut ini waktu tidur malam yang tepat menurut ahli kesehatan sekaligus pendakwah, Zaidul Akbar.
Cara terbaik untuk mengistirahatkan tubuh dari aktivitas sehari-hari adalah dengan tidur.
Tidur dapat membuat tubuh kembali segar dan energi kembali bertambah agar bisa digunakan untuk beraktivitas.
Menurut para ahli, waktu tidur yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah 8 jam.
Baca juga: Perut Sering Kembung dan Bergas? Hati-Hati! dr Zaidul Akbar Sarankan Segera Lakukan 3 Hal Ini
Namun kapankah waktu tidur malam yang bagus untuk merontokkan lemak pada tubuh?
Menurut dr Zaidul Akbar yang juga sebagai Ketua Umum Perkumpulan Bekam Indonesia ini mengatakan, waktu tidur malam yang paling baik adalah setelah shalat Isya.
"Selain menjadi kebiasaan Nabi SAW, ternyata tidur malam setelah salat Isya juga sangat baik untuk kesehatan dan sudah terbukti secara ilmiah.
Nabi SAW ba'da (setelah) Isya tidur, malam nanti bangun, ternyata barulah sains sekarang menunjukkan bahwa mulai dari Isya sampai jam 12, jam 1 mulai terjadi pick," kata dr Zaidul Akbar dikutip Serambinews.com dari kanal YouTube Bisikan.com, Jumat (6/5/2022).
"Satu pick penaikan atau kenaikan satu hormon dikenal dengan growth hormon," sambung dr Zaidul Akbar.
Jika growth hormon yang meningkat akan membakar lemak.
Namun, apabila terjadi kenaikan berat badan, hal tersebut diakibatkan karena waktu tidurnya yang kurang, sehingga growth hormonnya tidak keluar.
Baca juga: Ingin Santap Makanan saat Hari Raya Idul Fitri Aman Kolesterol, Ini Tips dr Zaidul Akbar
"Growth hormon itu kalau meningkat pak bu sekalian, maka otomatis apa? Dia ngebakar lemak.
Jadi banyak orang berat badan naik gara-gara apa? Gara-gara tidurnya kurang. Karena apa? Karena growth hormonnya gak keluar," papar dr Zaidul Akbar.
Dalam kesempatan tersebut, dr Zaidul Akbar juga mengatakan jika ingin mencintai Allah SWT, maka ikutilah Rasulullah, termasuk mengikuti pola tidurnya yakni setelah shalat Isya.
"Maka saya katakan kalau kita mau benar-benar mencintai Allah, kata Allah di situ inkuntum tuhibbunallah fattabiuni, ikutilah aku kata Rasulullah.
Ikutin bagaimana polaku dan para sahabat telah mencotohkan itu semua," kata dr. Zaidul Akbar.
Itulah penjelasan dr Zaidul Akbar mengenai waktu tidur malam yang tepat untuk kesehatan dan mampu merontokan lemak dalam tubuh. (Serambinews.com/Firdha Ustin)
Baca juga berita lainnya
Baca juga: Daftar Daerah Penyumbang TKI Terbanyak, Indramayu Bertahan Sejak Beberapa Tahun Terakhir
Baca juga: Sepuluh Provinsi di Indonesia dengan Jumlah Pencari Kerja Terbanyak, Nomor Satu Jawa Barat
Baca juga: Istri Tewas Dipukuli Suami, Gara-gara Masakan Buatan Korban Terlalu Banyak Garam alias Keasinan