Polisi Lakukan Lockdown Lokal, Cegah Penyebaran Penyakit Kuku dan Mulut Hewan Ternak
Pihaknya siap membantu Kementan atau Dinas Peternakan untuk melakukan patroli dan melakukan pengawasan terhadap aktivitas keluar masuk hewan ternak.
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Polri menyatakan pihaknya telah menyiapkan upaya mitigasi untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) hewan ternak.
Di antaranya adalah melakukan lockdown di wilayah yang ditemukan penyakit tersebut.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengungkapkan, lockdown tersebut dilakukan sebagai upaya Bio Security dalam rangka mencegah penyebaran penyakit hewan ternak tersebut.
"Mitigasi penyebaran virus PMK di wilayah Provinsi Jatim dengan laksanakan lockdown lokal guna mengentikan sementara mobilitas angkutan ternak ke luar wilayah atau biosecurity," kata Dedi, Rabu(11/5).
Dedi juga menyebutkan kepolisian akan bersinergi dengan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk berkoordinasi dalam rangka penanganan penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak itu.
Baca juga: Ragukan Soal Pelecehan, Denise Chariesta Juluki Iqlima Kim Tukang Pansos
Baca juga: Harga TBS Kelapa Sawit di Aceh Utara Anjlok dalam Dua Pekan Terakhir, Ini Penyebabnya
Baca juga: 86 Sapi di Langsa Alami Gejala Mirip PMK, Sudah Dilapor ke Dinas, Apakah Tertular dari Aceh Tamiang?
"Terus bersinergi dan kolaborasi dengan dinas peternakan daerah untuk pendataan, vaksinasi dan langkah-langkah seperti potong paksa dan penguburan hewan yang sudah mati dengan memberikan disinfektan atau obat-obat pembunuh virus," ujar Dedi.
Tak hanya itu, Dedi mengungkapkan, pihaknya siap membantu Kementan atau Dinas Peternakan setempat untuk melakukan patroli dan melakukan pengawasan terhadap aktivitas keluar masuk hewan ternak di suatu wilayah.
"Melakukan patroli terpadu di tingkat kecamatan dan sentra-sentra peternak sapi dengan terus memberikan imbauan dan edukasi kepada masyarakat untuk tenang dan memisahkan ternak yang sakit atau suspek PMK dan dinas peternakan akan memberikan obat/ vaksin," kata Dedi.
Selain itu, kata Dedi, pihaknya juga melakukan pengawasan terhadap keluar masuk hewan di perbatasan kota hingga provinsi "Melakukan pengawasan di pos keluar masuk hewan di perbatasan kab/kota dan provinsi," tukas Dedi.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam rangka membantu melakukan pendampingan serta pengawasan terkait penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK) hewan ternak sapi.
Sigit menyatakan bahwa dinas peternakan daerah nantinya sebagai leading sector untuk mengawasi penanganan PMK. Mereka dapat berkoordinasi dengan kepolisian setempat dalam rangka pengawasan agar tidak terjadinya penyebaran penyakit tersebut ke luar wilayah temuan.
Baca juga: 3 Keistimewaan Bulan Syawal, Disebut Sebagai Bulan Keceriaan bagi Umat Muslim
Baca juga: Simak, 4 Doa yang Bisa Mendatangkan Rezeki dan Kesuksesan Dalam Hidup
Baca juga: Simak, 4 Doa yang Bisa Mendatangkan Rezeki dan Kesuksesan Dalam Hidup
"Polri akan bekerjasama dengan dinas peternakan daerah untuk membantu mengawasi penanganan penyakit tersebut agar tidak terjadi pergeseran ke luar dari wilayah temuan," kata Sigit.
Mantan Kabareskrim Polri ini menyatakan, dengan adanya sinergitas antara dinas peternakan dan jajaran Polri di setiap wilayah, dapat dilakukan tracing dan pengecekan untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut ke hewan ternak lainnya.
"Sehingga penyakit tersebut bisa kita bantu lokalisir dan tidak meluas dengan bantuan penjagaan dan pengawasan," ujar eks Kapolda Banten itu.
Lebih lanjut, Sigit menyatakan pihaknya siap untuk mendukung langkah Kementan melakukan upaya lockdown sebagai upaya untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut. Pihak Kepolisian, kata Sigit, juga akan turut ikut membantu melakukan pengecekan ketat terhadap proses perdagangan hewan ternak dengan merujuk dari hasil pemeriksaan dokter hewan dari Balai Karantina Dinas Pertanian dan Peternakan.
"Melakukan pengawasan dengan cara penyekatan perdagangan hewan ternak keluar atau masuk pada wilayah tersebut yang mengacu pada dokumen hasil pemeriksaan dokter hewan dari Balai Karantina Dinas Pertanian dan Peternakan," papar Sigit.
Sigit juga telah menginstruksikan kepada seluruh jajaran Satgas Pangan Polri untuk turun ke lapangan guna memastikan ketersediaan stok pangan hewan ternak serta melakukan pengendalian harga di pasaran. Dalam hal ini, Sigit mengungkapkan, Kepolisian bersama dengan dinas peternakan juga sudah melakukan pendataan untuk menentukan luas penyebaran serta jumlah ternak yang berpotensi tertular penyakit PMK.
Tak hanya itu, Sigit menyebut, dinas peternakan juga telah menyiapkan vaksinasi serta obat-obatan untuk diberikan kepada hewan ternak sapi setelah adanya temuan tersebut.
Lebih lanjut, Sigit pun mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik terkait dengan adanya laporan temuan penyakit itu. Menurutnya, semua pihak terkait telah bekerja secara maksimal untuk menangani hal tersebut.
"Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat tetap tenang terkait adanya laporan temuan ini," tutup Sigit.
Diketahui, temuan wabah penyakit mulut dan kuku terhadap hewan ternak sapi ini dilaporkan pertama kali terjadi di Gresik, Sidoarjo, Mojokerto dan Lamongan, Jawa Timur. Pihak Kementerian Pertanian (Kementan) pun telah menyiapkan langkah antisipatif untuk melakukan pencegahan penularan setelah adanya laporan temuan penyakit terhadap hewan ternak tersebut.
Masih Terkendali
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengunjungi Kabupaten Gresik sebagai salah satu wilayah yang terkonfirmasi positif akan adanya penyakit ini. Usai mengunjungi peternak dan posko penanganan PMK di daerah tersebut, Syahrul memastikan penanganan dan penanggulangan PMK di Jawa Timur berjalan baik dan terkendali. Ia menyebut Kementerian Pertanian (Kementan) akan mendukung penuh upaya berjenjang yang dilakukan pemerintah daerah dalam penanganan dan pengendalian PMK di wilayah masing - masing.
Baca juga: Nagan Raya Masih Aman Wabah Penyakit PMK Ternak, Polres Panggil Dinas Lakukan Pencegahan
"Saya bersama seluruh Dirjen di Kementan dan Forkopinda beserta Bupati Gresik dan Empat Bupati lainnya kami hadir di lapangan, ini menandakan apa yang diminta Bapak Presiden agar seluruh kekuatan di pemerintah pusat dan daerah secara serius melakukan penanganan yang maksimal," ujarnya.
Syahrul berharap berbagai upaya mitigasi yang dilakukan pihaknya bersama pemerintah daerah dapat secara optimal menekan penyebaran PMK di sejumlah wilayah dan mengantar kembali Indonesia sebagai negara bebas PMK.
"Indonesia menjadi negara yang bebas PMK di Asia dari 1990, dan ternyata beberapa hari lalu kita harus berhadapan dengan PMK, tetapi dari hasil tes dan pemantauan di lapangan, disertai jumlah yang terinfeksi dengan tingkat kematiannya yang bisa dikatakan rendah, kita harapkan PMK kali ini berada pada level ringan" terang Syahrul.
Dukungan yang diberikan Kementan, lanjut Syahrul, tidak hanya sebatas pengerahan tim lapangan maupun obat - obatan. Ia memastikan pihaknya akan bekerja cepat meneliti dan menghasilkan vaksin PMK.
"Kami akan terus bekerja, kami lakukan langkah - langkah terpadu yang dapat meminalisir angka penyebaran, baik dengan isolasi, lockdown wilayah atau kandang, kita lakukan tracing, dan intervensi obat - obatan, dan secepatnya kami dapatkan serotype dari PMK ini dan kami dapat segera mungkin menghasilkan vaksinnya" kata Syahrul.
Tidak Menular
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan tanggapan terkait wabah penyakit kuku dan mulut ini. Menurutnya penyakit tersebut tidak menular ke manusia.
"Kami sudah diskusi dengan WHO, dan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) terkait penyakit mulut dan kuku, dan ini dominan di hewan. Hampir tidak ada loncat ke manusia," ujar Menkes.
Penyakit ini menurut Budi tidak sama seperti SARS-CoV-2 yang loncat dari kelelawar ke manusia. Atau flu babi, dari babi loncat ke manusia.
Menurut Budi, khusus virus mulut dan kuku, virus ini memang hanya ada di hewan berkuku dua. Sangat jarang loncat ke manusia. "Jadi tidak perlu khawatir dari sisi kesehatan manusia. Ini memang penyakit sangat menular di kesehatan hewan. Kalaua manusia sangat jarang meloncat ke manusia," tegasnya.(Tribun Network/ais/igm/ktn/wly)