Berita Aceh Jaya
Antisipasi Penyakit Mulut dan Kuku Hewan, Kapolres Imbau Warga Lebih Selektif Beli Sapi Luar Daerah
Hal ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi wabah penyakit mulut dan kuku atau PMK pada hewan ternak tersebut, seperti yang sudah terjadi Aceh Tamian
Penulis: Riski Bintang | Editor: Mursal Ismail
Hal ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi wabah penyakit mulut dan kuku atau PMK pada hewan ternak tersebut, seperti yang sudah terjadi Aceh Tamiang.
Laporan Riski Bintang | Aceh Jaya
SERAMBINEWS.COM, CALANG - Kapolres Aceh Jaya, AKBP Yudi Wiyono, mengimbau masyarakat di wilayah hukumnya lebih hati-hati dan selektif membeli hewan ternak.
Terutama sapi maupun kerbau dari daerah lain.
Hal ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi wabah penyakit mulut dan kuku atau PMK pada hewan ternak tersebut, seperti yang sudah terjadi Aceh Tamiang.
Imbauan tersebut disampaikan Yudi saat mengecek hewan ternak bersama instansi terkait di Desa Aluepit, Kecamatan Panga, Kabupaten Aceh Jaya, Kamis (12/5/2022).
Yudi mengingatkan masyarakat yang memiliki hewan ternak untuk dikandangkan dan jangan dibiarkan berkeliaran.
Baca juga: 86 Sapi di Langsa Alami Gejala Mirip PMK, Sudah Dilapor ke Dinas, Apakah Tertular dari Aceh Tamiang?
Baca juga: Antisipasi PMK, Personel Polres Lhokseumawe Turun ke Sejumlah Gampong Sosialisasi kepada Peternak
Baca juga: VIDEO - Tim Balai Veteriner Medan Ambil Sampel Sapi Yang Terindikasi PMK di Langsa
"Hal tersebut perlu dilakukan sebagai upaya mencegah PMK di Kabupaten Aceh Jaya," tandasnya.
Selain itu, kata Yudi lagi, pihaknya juga akan terus mengawasi keluar masuknya angkutan hewan ternak di perbatasan Aceh Jaya - Aceh Barat maupun Aceh Jaya - Aceh Besar.
Ia berharap, seluruh stakeholder baik dari muspika maupun tokoh masyarakat untuk membantu mengatasi ancaman penyebaran PMK pada hewan.
Caranya menyosialisasikan ke desa-desa, sehingga Aceh Jaya terhindar dari penyakit pada hewan tersebut.
Seperti diketahui, PMK merupakan wabah penyakit yang menyerang hewan ternak, seperti sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi yang tingkat penularannya sangat tinggi. (*)