Berita Banda Aceh
Stok Darah di PMI Banda Aceh Kosong, Pengurus Ungkap Ada Pengiriman ke Tangerang
Padahal stok darah yang ada di PMI dalam beberapa hari terakhir ini sedang kosong dan belum mampu memenuhi sepenuhnya kebutuhan darah bagi masyarakat
BANDA ACEH - Palang Merah Indonesia (PMI) Banda Aceh dilaporkan mengirim darah ke Tangerang.
Padahal stok darah yang ada di PMI dalam beberapa hari terakhir ini sedang kosong dan belum mampu memenuhi sepenuhnya kebutuhan darah bagi masyarakat.
Adanya pengiriman darah ke Tangerang itu diungkapkan Sekretaris PMI Banda Aceh, Syukran Aldiansyah, kepada wartawan, Rabu (11/5/2022).
Turut mendampingi Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Sosial & Unit Donor Darah (Yankessos & UDD) dr Natalina, Wakil Ketua PMI Banda Aceh Didi Agustinus, dan Wakil Sekretaris PMI, M Pasya, serta Bendaraha Umum, Munzir.
Syukran Aldiansyah mengatakan, pengiriman darah ke Tangerang itu diputuskan sepihak oleh Ketua PMI Banda Aceh.
"Kita dari pengurus tidak dilibatkan sama sekali.
Ini jelas kekecewaan besar dari kami, ada apa sebenarnya," kata Syukran.
Selama ini, kata dia, masyarakat mengetahui stok darah di PMI Banda Aceh selalu ada.
Hal itu karena selama ini PMI rutin menggelar kegiatan donor darah di setiap dinas dan melibatkan hampir seluruh ASN.
Baca juga: PMI Kota Banda Aceh Apresiasi Donor Darah ASN Pemerintah Aceh
Baca juga: Malam Lebaran Bersimbah Darah, Baru Sehari Mudik Adik Tikam Kakaknya hingga Tewas
Bahkan, dalam satu dinas, sebut Syukran, bisa terkumpul darah 50 sampai 60 kantong.
"Selama ini stok darah memang selalu ada di PMI.
Tapi, darah-darah itu selanjutnya dikirim ke Tangerang," ungkap Syukran yang juga turut didampingi Bidang Organisasi, Rahmat Kurniawan dan Bidang Penanggulangan Bencana, Boy Firdaus.
Ia menambahkan, kekecewaan terberat semua pengurus karena tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan itu.
Syukran pun menerangkan, berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub), untuk setiap darah satu kantong berkisar Rp 360 ribu.
"Berdasarkan kabar dan info yang kami peroleh, biaya pengganti yang didropping ke Tangerang berkisar Rp 300 ribu.
Sementara jika didropping ke RSUZA berkisar Rp 335 ribu yang harus dibayarkan ke PMI," terangnya.
Harus Sesuai SOP
Kabid Yankessos & UDD, dr Natalina menambahkan, pengiriman darah ke Tangerang tepatnya di UDD PMI Tangerang sebenarnya sudah dilakukan sejak Januari 2022.
Tetapi pengiriman itu harus berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP).
"Untuk pengiriman darah ke luar daerah dibenarkan dengan catatan stok darah di kita berlebih, daripada kedaluwarsa lebih bagus jika ada manfaat untuk orang lain.
Lalu, ada permintaan dari daerah yang kekurangan darah.
Kemudian sepengetahuan pengurus dan PMI satu tingkat di atasnya atau PMI Provinsi, serta sesuai dengan BPPD yang ditetapkan Permenkes 91 Tahub 2015," terang dr Natalina.
Pengiriman itupun menjadi kecurigaan bagi para pengurus, karena menurut pengurus PMI Banda Aceh lainnya, pengiriman hanya dilakukan di satu lokasi saja.
Dikirim saat Stok Berlebih
Ketua PMI Banda Aceh, Dedi Sumantri saat dikonfirmasi tak membantah perihal adanya pengiriman darah ke Tangerang.
Namun dia menegaskan bahwa pengiriman itu dilakukan di saat stok darah di PMI Banda Aceh sedang berlebih.
Dedi menyebut, pengiriman darah oleh Unit Kerja PMI Banda Aceh ke Tangerang dilakukan pada bulan Januari dan Februari 2022, ketika stok darah sedang banyak.
Pengiriman itu juga merupakan hal yang lumrah.
"Ini sering dilakukan sesama UDD PMI.
Dulu kita juga sering dibantu oleh luar, tapi kondisi saat ini ada yang ingin memanfaatkan isu ini, karena saya kan masih baru jadi Ketua PMI," ungkap Dedi yang dihubungi Serambi tadi malam.
Dia menjelaskan bahwa pengiriman darah itu sudah dibahas dengan Sekretaris Daerah Aceh, Taqwallah dan sudah clear.
"Karena ada permintaan dan kita ada stok berlebih, makanya kita kirim," sebut Dedi.
Terkait tidak dilibatkan pengurus PMI Banda Aceh lainnya dalam hal pengiriman darah, hal itu tegas dibantah Dedi.
"Kami membantah kalau dikatakan tidak dilibatkan pengurus PMI dalam proses pengiriman darah ini.
Karena, bagaimanapun Kepala UDD itu ada sendiri dan memiliki SOP-nya sendiri.
Bagaimana permintaan itu bisa dilakukan dan dikirim ke Tangerang kalau tidak ada persetujuan dari Kepala UDD? Logikanya begitu," pungkas Dedi. (mir)
Baca juga: Punya Masalah dengan Darah Tinggi? Coba Minum Air Rebusan Ketumbar, Begini Cara Meraciknya
Baca juga: DPD BKPRMI Bireuen Gelar Donor Darah Usai Shalat Tarawih