Wabah PMK

Di Aceh, PMK Baru Ditemukan di Aceh Tamiang, Daerah Lain Baru Sebatas Gejala Klinis

Berdasarkan data terakhir, ternak sapi di Aceh Tamiang yang terjangkit sudah mencapai 2.227 ekor. Meski begitu, dia meminta masyarakat tidak panik kar

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Ansari Hasyim
Dok Humas Pemkab Aceh Tamiang
Kadistanbunak Aceh Tamiang, Safuan menyuntikkan vitamin ke sapi yang terindikasi terjangkit PMK. 

Laporan Rahmad Wiguna I Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Kepala Dinas Peternakan Aceh, Rahmadi mengungkapkan penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) baru ditemukan di Aceh Tamiang.

Rahmadi mengatakan data ini sesuai dengan hasil labtoratorium yang menyatakan ternak sapi di Aceh Tamiang positif PMK.

“Baru ditemukan di Aceh Tamiang, daerah lain baru gejala klinis,” kata Rahmadi ketika ditemui di sela kunjungan Menteri Pertanian ke Aceh Tamiang, Kamis (12/5/2022).

Berdasarkan data terakhir, ternak sapi di Aceh Tamiang yang terjangkit sudah mencapai 2.227 ekor. Meski begitu, dia meminta masyarakat tidak panik karena dampak kematian penyakit ini tidak tinggi.

“Dari 2.227 kasus, hanya 13 yang mati. Artinya jangan panik, penyakit ini sangat bisa disembuhkan,” ungkapnya.
Dia pun memastikan petugasnya hingga kini masih terus melakukan penyembuhan terhadap ternak masyarakat yang terinsikasi terjangkit. Pola penyembuhan sejauh ini dilakukan dengan penyuntikan vitamin, antibiotik dan penurun panas.

“Ini sangat efektif, terbukti ada yang sudah susah bangun, ketika kita dekati sekarang udah lari,” kata Rahmadi.

Sebelumnya Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo meminta masyarakat tidak panik menghadapi penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang seribuan sapi di Aceh Tamiang.

Dia memastikan daging sapi yang terjangkit PMK tetap aman dikonsumsi. Hal ini disampaikan Syahrul Yasin Limpo saat rapat koordinasi dengan sejumlah perwakilan kepala daerah di Aceh Tamiang, Kamis (12/5/2022).

Diakuinya penyakit ini paling ditakuti dunia, namun di Indonesia sudah hilang sejak 1990. Dipastikannya pula penyakit ini tidak menimbulkan penularan kepada manusia.

Selain tidak menulari manusia, Syahrul menjamin daging sapi yang sudah terjangkit tetap aman dikonsumsi.

"Aman dikonsumsi, selama sekitar mulut dibuang karena di situ ada sariawan, usus buang dan kuku dibuang. Lainnya masih layak dimakan," jelasnya.

Syahrul mengatakan serangan PMK ini tidak perlu direspon berlebihan karena sangat bisa disembuhkan. Persoalan saat ini kata dia lebih disebabkan sikap panik peternak ketika sapinya diserang PMK.

"Ini mirip kasus migor yang dipicu panic buying, stok dua bulan habis sebulan karena ada aksi borong," jelasnya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved