Komoditi Ekspor
Kakao Dioptimalkan jadi Komoditi Ekspor, Harga Bergerak Naik Antara Rp 30.000-Rp 40.000/Kg
Cut Huzaimah mengatakan, pada Selasa (24/5/2022), pihaknya bersama Bupati Pidie Jaya Aiyub Bin Abbas, telah melakukan kegiatan pemangkasan tanaman kak
Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Herianto I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanmbun) Aceh Ir Cut Huzaimah MP mengatakan kegiatan pemangkasan tanaman kakao setiap tahun di daerah yang memiliki areal perkebunan kakao rakyat, adalah untuk membina petani dalam meningkatkan produksi biji kakao agar produksi kakaonya bisa terus diekspor melalui Aceh.
“Rata-rata produksi biji kakao kita saat ini memang belum maksimal, masih sekitar 800 Kg/hektar, tapi dengan adanya program dan kegiatan pemangkasan tanaman kakao berkala, produksinya bisa meningkat di atas 1 ton/hektare,” kata Kadis Pertanian dan Perkebunan Aceh, Ir Cut Huzaimah MP yang didampingi Kabid Perbenihan, Produksi dan Perlindungan Perkebunan Distanbun Aceh, Ir Fakhrurrazi kepada Serambinews.com, Kamis (26/5/2022) di Banda Aceh.
Cut Huzaimah mengatakan, pada Selasa (24/5/2022), pihaknya bersama Bupati Pidie Jaya Aiyub Bin Abbas, telah melakukan kegiatan pemangkasan tanaman kakao (coklat) di lokasi kebun kakao Panton Weng Gampong Masjid Peudeuk , Kecamtan Tringgadeng , Kabupaten Pidie Jaya.
• Implementasi Germas Kakao, Distanbun Aceh dan Bireuen Pangkas Tanaman Kakao di Makmur
Program pemangkasan tanaman kakao sudah menjadi program dan kegiatan rutin tahunan Distanbun Aceh untuk membina petani kakao di daerah, dalam rangka peningkatan produksi kakao, peningkatan pendapatan petani kakao dan kegiatan eskpor kakao dari Aceh ke luar negeri.
Luas areal tanaman kakao di Pijay, sebut Cut Huzaimah, cukup lumayan sekitar 15.095 hektare.
Areal tanaman belum menghasilkan sekitar 4.618 hektare, tanaman sudah menghasilkan 8.773 hektare dan tanaman rusak 1.704 hektare. Sedangkan produktivitas tanaman kakao baru sekitar 800/kg/hektare.
Sementara jumlah petani sekitar 17.863 orang. Harga jual kakao saat ini, sebut Kadistanbun Aceh itu, untuk yang belum dipermentasi antara Rp 29.000 – Rp 30.000/Kg, sedangkan yang sudah dipermentasi Rp 40.000/Kg.
Kabid Perbenihan, Produksi dan Perlindungan Perkebunan Distanbun Aceh, Ir Fakhrurrazi mengatakan, areal tanaman kakao di Aceh, tersebar di sejumlah daerah.
• Pemkab Pidie Jaya dan Dinas Perkebunan Aceh Pangkas Tanaman Kakao Milik Petani di Trienggadeng
Di antaranya, di Aceh Besar, Pidie, Pijay, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur, Nagan Raya, Aceh Barat, Abdya, Gayo Lues, Aceh Tenggara, dan beberapa daerah lainnya.
Untuk memotivasi semangat petani kakao, dalam memelihara tanaman kakaonya, kata Fakhrurrazi, Distanbun Aceh, membuat program pemangkasan tanaman kakao, secara bergilir ke daerah.
Pada tahun anggaran 2022 ini, anggaran yang tersedia terbatas, program kegiatan pemangkasan tanaman kakao, hanya dilakukan di dua kabupaten saja yaitu Kabupaten Bireuen dan Pijay.
“Untuk Kabupaten Bireuen, sudah dilakukan dua bulan sebelumnya dan bulan ini kita lakukan di Pijay,” ujarnya.
Kenapa Distanbun Aceh, perlu membuat program dan kegiatan pemangkasan tanaman kakao, kata Fakhrurrazi, tujuannya untuk mempermudah penanganan manajemen hama, penyakit, panen buah dan peningkatan produktivitas buah yang akan di panen.
Selanjutnya, mengajarkan kepada petani kakau, tentang cara dan sistem pemangkasan tanaman kakao yang benar, untuk peningkatan produktivitas buah kakao. Dalam pelaksanaan pemangkasan kakao ada aturannya, ranting dan cabang mana saja yang bisa dipotong, ada petunjuk teknisnya.
Karena kalau petani salah melakukan tata cara pemangkasan tanaman kakao yang baik dan benar, produktivitas hasil panen kakaonya jadi rendah.
Jadi, kata Fakhrurrazi, kegiatan pemangkasan yang kita lakukan ini, sebenarnya untuk membantu petani kakao, dalam pemeliharaan tanaman kakao, peningkatan produksi, pendatapan, kegiatan ekspor dan perbaikan taraf hidup petani kakao.
Harga jual kakao, menurut Fakhrurrazi, sangat dipengaruhi oleh kualitas buah kakao yang di panen. Semakin bagus kualitas biji buah kakao yang dipanen, harga jualnya semakin tinggi. Selain itu, cara petani melakukan permentasi biji kakao yang sudah dikupas.
Harga jual kakao saat ini, menurut Fakhrurrazi, mulai bergerak naik. Antara Rp 29.000 – Rp 30.000/Kg untuk biji kakao yang belum dipermentasi. Sedangkan biji kakao yang sudah dipermentasi, harganya lebih tinggi lagi mencapai Rp 40.000/Kg.
Produksi kakao petani di Aceh, ungkap Fakhrurrazi, pemasarannya lebih banyak ke luar Aceh, yaitu Medan, Sumut. Setiap musim panen biji kakao, pedagang pengumpul dari Medan, Sumut, datang ke lokasi perkebunan kakao di Aceh untuk membeli biji kakao yang sudah dipermentasi maupun belum.
Di Pijay, kata Fahrurrazi, sudah ada industri pengolahan minuman dan makanan buah kakao (coklat) menjadi barang siap saji, yaitu produsen Socalate Kakao Pijay.
Produksi coklat Socolate Pijay juga sudah mulai diekspor produsennya ke berbagai negara, melalui pengiriman via udara, Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar.
Volume ekspornya, kata Fahrurrazi, memang masih kecil, tapi jika kegiatan ekspor ini terus berlanjut, akan memberikan dampak positif bagi harga jual biji kakao petani di Aceh.
“Harga jual biji kakao di Pijay saat ini berkisar Rp 30.000-Rp 40.000/Kg itu, sudah masuk dalam kategori harga yang bagus, memberikan keuntungan bagi petaninya,” ujarnya.(*)