Luar Negeri

Kedua Lengan Felix Gretarsson Diamputasi, Berhasil Jalani Operasi Transplantasi, Pertama di Dunia

Felix Gretarsson (49 tahun), dari Lyon, Perancis, terpaksa menjalani amputasi dua lengan dan bahunya setelah tersetrum di tempat kerja pada 1998

Editor: Faisal Zamzami
ALMAGOCH via TWITTER
Felix Gretarsson (49 tahun), dari Lyon, Perancis, terpaksa diamputasi kedua lengannya setelah dia disetrum di tempat kerja pada 1998 di Kópavogur, Islandia. (ALMAGOCH via TWITTER) 

SERAMBINEWS.COM, LYON - Seorang pria yang menjalani transplantasi dua lengan dan bahu pertama di dunia 16 bulan lalu, telah menjalani proses pemulihan yang luar biasa dan sekarang dapat berolahraga di gym dan memeluk cucu-cucunya dengan kedua tangan barunya.

Felix Gretarsson (49 tahun), dari Lyon, Perancis, terpaksa menjalani amputasi dua lengan dan bahunya setelah tersetrum di tempat kerja pada 1998 di Kopavogur, Islandia.

Setelah beberapa dekade tanpa tangan, penduduk asli Islandia itu berhasil meyakinkan ahli bedah untuk melakukan transplantasi lengan dan bahu ganda.

Dia menjalani operasi 15 jam yang melelahkan pada Januari 2021.

Pria yang kini telah menjadi kakek ini sekarang mengejutkan ahli bedah yang melihat kemajuan pemulihan operasi transplantasi yang luar biasa.

Sekarang, dia dapat menyikat giginya sendiri, berjalan dan melempar bola untuk anjingnya dan memeluk anak-anaknya dengan lengan hasil transplantasi.

Terakhir dia memeluk putrinya adalah saat anaknya berusia tiga bulan. Kini dia bahkan bisa memeluk cucunya untuk pertama kalinya.

“Setelah melihat mereka menangis saat bayi dan tidak mampu memeluk mereka, itu (bisa memeluknya sekarang) tak terlukiskan rasanya,” katanya sebagaimana dilansir Daily Mail pada Senin (23/5/2022)

“Baru saja pagi ini kami mengajak anjing kami jalan-jalan dan saya meletakkan tangan saya ke luar jendela dan merasakan angin di tangan saya, itu adalah momen yang sangat aneh.”

Felix mengungkap kegembiraan karena mampu menggaruk tanpa menggosok diri pada beberapa furnitur.

 
“Anda tidak menyadari ketika Anda kehilangan tangan seberapa sering dalam sehari Anda perlu menyentuh hidung atau mata Anda atau menggaruk kepala Anda, dan sekarang saya terus melakukannya.”

Bagi Felix, kehadiran dua tangan transplantasi ini menjadi hadiah spesial di hari ulang tahunnya ke-50 yang dirayakan minggu depan. Dia pun berencana mengadakan pesta di rumah dan tamannya sebagai ungkapan rasa syukur.

Sensasi menggunakan tangan transplantasi

Menggambarkan apa rasanya memiliki tangan transplantasi, Felix mengatakan awalnya pada titik tertentu dia belum sepenuhnya merasakan “tangan barunya”.

“Gerakan mulai datang tetapi tidak ada kekuatan di awal, hanya sebagian kecil saraf di otot sehingga saya bisa mengontraksikan otot sampai tingkat tertentu.”

Meskipun bisa menggunakan kakinya untuk mengemudikan mobil sebelum operasi, dia sekarang menggunakan roda kemudi dengan tangannya untuk pertama kalinya.

“Saya baru melepaskan kaki saya ketika saya mengemudi dengan sangat lambat ketika tidak ada bahaya. Saya berhasil memegang kemudi dan mengayunkan mobil maju mundur agak jauh. Pertama kali saya melepaskan roda kemudi di bawah mobil, itu luar biasa,” kenangnya.

Untuk membentuk otot di lengan barunya, Felix mulai pergi ke gym untuk berolahraga. Dia tidak menambah banyak beban berat, karena tujuannya adalah untuk menambah otot tetapi pada saat yang sama menumbuhkan saraf.

Dia juga mulai memperhatikan suhu di lengan dan tangannya beberapa bulan yang lalu, dan sensasinya semakin jelas setiap hari.

“Pada titik tertentu saya agak bingung apakah panas atau dingin, tetapi sekarang jika saya meletakkan tangan saya di bawah wastafel, saya dapat merasakan suhunya secara instan.

“Saya menggunakan gerakan untuk memerintahkan saraf untuk melakukan sesuatu, itulah dasar dari rehabilitasi saya.”

 
Menurutnya proses pemulihan operasi transplantasi ini sangat menantang dan membuat frustrasi. Dia harus terus-menerus mencoba melakukan sesuatu tapi awalnya otot-otot tidak bergerak dengan mudah.

Namun setelah pelatihan terus menerus, dia mengaku kerja kerasnya mendapat imbalan setimpal yang luar biasa ketika tiba-tiba gerakan yang diinginkan mulai terwujud.

Bulan lalu Felix memegang ponsel untuk pertama kalinya dalam hidupnya. Sebelum transplantasi, ia akan menjilat atau menggunakan hidungnya untuk mengetuk layar.

“Kami memiliki marmer di meja dapur kami dan saya hanya meletakkan tangan saya di atas meja dan saya merasakan dingin dengan tangan saya, itu luar biasa.”

Saat ini, dia merasa lengan sampai ke pergelangan tangan terasa melekat dengan baik dan sudah bisa merasakan sensasinya. Dia bahkan bisa merasakan setiap bagian dari tangan meski belum sempurna.

Tangan memiliki sistem saraf yang jauh lebih rumit daripada lengan, menyentuh sesuatu dengan siku atau ujung jari sensasi akan sama sekali berbeda.

“Saya masih berusaha berkembang. Saya memiliki harapan bahwa saya akan mendapatkan (hasil) yang lebih banyak dari ini.”

Baca juga: Dokter Bedah di Austria Didenda Rp 43,8 Juta karena Salah Amputasi Kaki Pasien

Baca juga: Cara Merawat Luka Bagi Pasien Diabetes untuk Cegah Amputasi, Salah Satu Hindari Pakai Sepatu Runcing

Insiden sebelum amputasi

Felix tersengat listrik saat mencoba memperbaiki kabel listrik dan kedua lengannya dibakar pada 1998.

Dia menjalani 54 operasi saat koma selama tiga bulan, dan dokter harus mengangkat kedua lengannya untuk menyelamatkan hidupnya.

Ketika dia terbangun dari koma yang diinduksi tiga bulan kemudian, dia merasa lega mengetahui bahwa dia belum sepenuhnya lumpuh, meskipun terluka dan kehilangan lengan.

 
Tujuh bulan kemudian, dia dipindahkan ke pusat rehabilitasi di mana dia menjadi bergantung pada rokok dan obat terlarang setelah obat penghilang rasa sakitnya berkurang.

Gretarsson kehilangan kariernya, pacar lamanya, dan tidak bisa melihat kedua putrinya yang masih kecil, Rebekka dan Dilja, yang sekarang berusia 27 dan 23 tahun.

Dia menghabiskan uang yang dia dapat dari perusahaan asuransi untuk kecanduannya setelah gagal dalam rehabilitasi narkoba spesialis.

Felix kemudian melacak seorang ahli bedah terkenal di dunia dan memohon padanya untuk melakukan transplantasi yang belum pernah dicoba sebelumnya. Dia harus pergi menyebrang hampir separuh dunia untuk kemudian mengantre operasi.

Pada peringatan 23 tahun kecelakaannya, ia menjalani transplantasi lengan dan bahu ganda dalam operasi 15 jam, pada Januari tahun ini.

Berkat ratusan jam kerja rehabilitasi, enam bulan kemudian dia bisa menggerakkan sikunya saat berada di air.

Setelah sembilan bulan, dia mengumumkan kepada pengikutnya di media sosial bahwa dia bahkan bisa menggerakkan jarinya. Gerakan yang tidak terbayangkan bisa dia lakukan sampai dua tahun pascaoperasi.

Sensasi itu mulai kembali ke telapak tangannya pada awal Oktober tahun lalu, dan dia mulai merasakan bahwa dia bisa menggerakkan jari-jarinya.

Perlahan-lahan jari tengah dan jari manisnya mulai bergerak dengan jari telunjuknya, yang membuat tim bedahnya terkesima.

“Ketika kami melakukan operasi ini, jika saya bisa menggerakkan siku, operasinya sukses, sekarang saya menggerakkan siku, bahu, dan jari dan kami hanya sembilan bulan dalam prosesnya. Jauh, jauh lebih cepat dan lebih baik dari yang kami duga."

Dia mengumpulkan video kompilasi pencapaiannya untuk dipresentasikan pada konferensi medis dan menunjukkan kemajuannya. Unggahannya sejak itu menjadi viral.

“Saya berharap di beberapa titik di masa depan ada banyak orang yang bisa menggunakan operasi seperti itu, dan membuat mereka mendapat apa yang diharapkan.”

Baca juga: Angin Kencang Terbangkan Atap Rumah Warga Pidie, Ini Titik-titik Lokasinya

Baca juga: Lagi! Remaja Palestina Meninggal Ditembak Pasukan Israel, Puluhan Lainnya Terluka

Baca juga: Kesepian Ditinggal Istri, Pria Duda Rudapaksa Nenek 67 Tahun, Pelaku Kabur Saat Korban Ambil Parang

Kompas.com: Perjuangan Pria yang Sukses Jalani Operasi Transplantasi Dua Lengan dan Bahu Pertama di Dunia

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved