Internasional

Ukraina Akan Berusaha Rebut Kembali Donbas, Walau Harus Menyerang dari Wilayah Rusia

Pasukan Ukraina telah merencanakan untuk merebut kembali Donbas di wilayah timur, walau harus menyerang dari wilayah Rusia.

Editor: M Nur Pakar
AFP/MAXAR
Pergerakan pasukan Rusia yang difoto melalui satelit sedang menuju Donbas, Ukraina Timur. 

SERAMBINEWS.COM, KIEV - Pasukan Ukraina telah merencanakan untuk merebut kembali Donbas di wilayah timur, walau harus menyerang dari wilayah Rusia.

Berbicara di saluran televisi Ukraina 24, penasihat Menteri Dalam Negeri Viktor Andrusiv, Minggu (5/6/2022) mengatakan merebut kembali Donbas harus dilakukan.

Dikatakan, walau pasukan Ukraina harus menyeberang ke wilayah Rusia untuk menyerang Donbas.

Menurut Andrusiv, sudah waktunya bagi warga Ukraina mengobarkan perang defensif, tetapi memasuki wilayah Federasi Rusia mungkin memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan.

"Ini akan jauh lebih sulit, saya pikir, untuk merebut kembali Donbas," kata Andrusiv.

"Mengapa? Karena untuk memenangkan Donbas kembali dari sudut pandang taktis, kita perlu memahami harus memasuki wilayah Rusia," jelasnya.

Baca juga: Pertempuran di Donbas Jadi Penentu Kemenangan Rusia, Pembenaran Invasi Presiden Vladimir Putin

"Hal ini akan memiliki banyak konsekuensi internasional yang luas jangkauannya," tambahnya.

Seorang gubernur di Donbas menyatakan tentara Rusia menderita kerugian besar saat Ukraina merebut kembali sebagian dari pusat industri Severodonetsk.

Sergiy Gaidai, Gubernur Luhansk, mengatakan Rusia sebelumnya berhasil merebut sebagian besar kota.

Tetapi, pasukan Ukraina telah merebut kembali 20 persen wilayah yang hilang.

Dia mengatakan itu tidak realistis, kota itu akan jatuh dalam dua minggu ke depan, meskipun pasukan Rusia melemparkan semua cadangan tentara ke Severodonetsk.

“Begitu kami memiliki cukup senjata jarak jauh Barat, kami akan mendorong artileri mereka menjauh dari posisi kami," harapnya.

Baca juga: VIDEO Rusia Fokuskan Serangan ke Donbas, Belasan Gedung Tinggi Dihancurkan

"Dan kemudian, percayalah, infanteri Rusia, mereka akan lari," kata Gaidai.

Para pejabat Ukraina mengandalkan sistem rudal canggih yang baru-baru ini dijanjikan oleh Amerika Serikat dan Inggris.

AS dan Inggris mulai melatih pasukan Ukraina, cara menggunakan senjata canggih itu.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved