FAKTA-FAKTA Pegawai Kantor Pajak Kena Tonjok Atasan, Kesal Tak Digubris saat Dihubungi Pas Libur

Kesal tak digubris saat dihubungi pas libur, ternyata jadi penyebab pegawai kantor pajak ini kena tonjok oleh atasannya sendiri.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Agus Ramadhan
Kolase Serambinews
Kasus pegawai kantor pajak yang kena tonjok dan viral di media sosial, kesal tak digubris saat dihubungi pas liburan jadi alasan kena bogem atasan. 

SERAMBINEWS.COM - Kesal tak digubris saat dihubungi pas libur, ternyata jadi penyebab pegawai kantor pajak ini kena tonjok atasannya sendiri.

Video penonjokan pun beredar di media sosial dan ramai jadi perbincangan warganet.

Polisi pun ikut menangani kasus tersebut, usai mendapat laporan dari korban. Bagaimana ceritanya?

Penyebab Kena Tonjok

Dikutip dari Sonora.id, video berdurasi beberapa detik yang memperlihatkan pemukulan pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan itu benar adanya.

Pemukulan tersebut diketahui dilakukan oleh atasannya sendiri yakni Muhammad Asrul Zani.

Kapolsek Bekasi Timur AKP Ridha Aditya membenarkan kejadian tersebut.

Menurutnya, peristiwa itu terjadi pada Senin (6/6/2022), pukul 08.00 WIB.

Ridha mengatakan terduga pelaku adalah atasan korban yang memberikan pekerjaan untuk diselesaikan.

Pada hari itu, korban disebut dipanggil untuk ditanyai hasil kerjanya.

"Korban dipanggil oleh pelaku dan menanyakan tentang pekerjaan tersebut," ucap Ridha dikutip dari Sonora.id, Selasa (7/6/2022).

"Dan dijawab oleh korban bahwa sudah dikerjakan dan ditunjukkan buktinya,"

Kemudian, lanjut Kapolsek Bekasi Timur, pelaku masih bersikeras bahwa korban belum mengerjakan.

Setelah diberi penjelasan oleh korban, pelaku disebut masih tidak percaya.

Pelaku diduga menanyakan korban yang tidak menjawab panggilannya pada hari Sabtu dan Minggu.

Atas kejadian tersebut, pihak DJP membenarkan video yang beredar dan akan melakukan proses evaluasi internal agar peristiwa tersebut tidak terulang kembali.

Tindakan kekerasan sedang dalam proses penanganan sesuai ketentuan unit kepatuhan internal DJP.

DJP juga akan terus memantau kondisi pegawai yang menjadi korban kekerasan tersebut.

Kabar terbarunya, diketahui korban yang bernama Dian Hardianto sepakat untuk damai, karena hubungan rekan kerja di kantor tempat mereka berdua bekerja.

Dian Hardianto juga enggan melanjutkan kasus tersebut dan memilih mencabut laporan polisi yang sebelumnya sudah ia buat.

Dian yang sebelumnya dipukul hingga tersungkur ke lantai.

Dikabarkan rahangnya bergeser akibat dipukul juga sudah dinyatakan sembuh dan dapat menjalani aktivitasnya kembali.

Mengutip Leadership Forces, pemimpin toxic didefinisikan sebagai orang yang memiliki perilaku destruktif dan kepribadian buruk yang menimbulkan gangguan.

Seorang pemimpin toxic tidak hanya membuat karyawannya mudah stres.

Ia secara langsung juga menciptakan budaya kerja negatif dan lingkungan kerja yang tidak sehat.

Berikut adalah ciri seorang pemimpin toxic yang perlu kamu waspadai di kantor.

Baca juga: VIRAL Pria Ditarik Orangutan, Ternyata Langgar Aturan, Niatnya Bikin Konten

Tidak Mau Dikritik

Atasan yang baik tentu dapat menerima feedback yang membangun dari anggotanya.

Namun, sebaliknya atasan toxic tidak senang menerima masukan dan saran yang kamu utarakan.

Semua hal yang kamu sampaikan hanya akan dianggap sebagai serangan dan penolakan yang melukai harga dirinya.

Gampang Tersinggung

Karena sifatnya yang antikritik tadi, tak heran atasan yang toxic juga seringkali mudah tersinggung.

Dilansir dari laman Y Scout, atasan toxic umumnya tidak terbuka terhadap ide-ide baru yang berbeda dari miliknya.

Mereka membenci pertanyaan dan menghindarinya sebisa mungkin.

Hal ini tentu juga dapat berakibat buruk bagi perusahaan, karena perusahaan jadi tidak inovatif dan kekurangan ide-ide baru.

Manipulatif

Tidak memiliki empati adalah ciri lainnya dari seorang pemimpin toxic.

Mereka tidak peduli dengan apa yang dibutuhkan orang-orang di sekitar mereka.

Pemimpin yang seperti ini hanya tertarik pada kesuksesan dan keuntungan pribadi daripada pertumbuhan jangka panjang lingkungannya.

Dalam prosesnya, mereka akan menyalahgunakan jabatan, hubungan, dan sistem organisasi demi meraih keuntungan sendiri.

Mereka juga akan mencari peluang dan menghalalkan segala cara untuk bisa tampak lebih baik di mata orang lain.

Baca juga: Jokowi saat Ditanya Kemungkinan Beda Pilihan Politik di Depan Megawati: Ini Tanyanya Aneh-aneh Saja

Tidak Konsisten

Mengutip Psychology Today, pemimpin yang toxic juga seringnya tidak konsisten.

Mereka bisa sewaktu-waktu mengubah atau mencampuradukkan aturan yang sebelumnya mereka sudah tetapkan untuk setiap karyawan.

Meski begitu, ciri pemimpin toxic ini bukan berarti berlawanan dengan infleksibilitas.

Perubahan pada protokol atau prosedur di tempat kerja boleh saja diterapkan jika pemimpin merasa itu perlu.

Akan tetapi, setiap perubahan harus dikomunikasikan secara jelas dan gamblang ke semua orang di perusahaan.

Ketika seorang pemimpin secara semena-mena mengubah aturan atau membuat peraturan baru tanpa pemberitahuan massal, hal ini dapat memicu konflik.

Selain konflik, juga persaingan tidak sehat di antara karyawan di kantor.

Tukang Bully

Suka mengintimidasi bawahan adalah ciri seorang pemimpin toxic yang paling kentara.

Ya! Pemimpin toxic biasanya memerintah dengan tangan besi.

Selain dengan taktik manipulasi, mereka juga menggertak bawahan mereka untuk menjalankan perintahnya demi kesuksesan pribadi.

Dalam skenario terburuk, seorang pemimpin yang toxic bisa menunjukkan sikap kasar dan meremehkan orang-orang di sekitarnya dengan cara-cara yang buruk.

Baca juga: Akhir Cerita Kakek Berkali-kali Cabuli Bocah 13 Tahun, Ketahuan Orangtua dari WA & Ditangkap Polisi

Diskriminatif

Ciri toxic lainnya dari seorang pemimpin yang buruk adalah sikap diskriminatif.

Pemimpin yang toxic tidak menghargai keberagaman.

Malah, mereka memandang keberagaman sebagai hal yang mengancam kepemimpinannya.

Atasan yang toxic tidak ingin ditantang oleh orang-orang dengan sudut pandang berbeda.

Maka itu, mereka hanya akan mengelilingi diri mereka sendiri dengan orang-orang yang sependapat dengannya.

Demikan update terbaru mengenai kasus pegawai kantor pajak yang kena tonjok dan viral di media sosial. Kesal tak digubris saat dihubungi pas liburan jadi alasan kena bogem atasan. (Serambinews.com/Sara Masroni)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved