Harga Sawit
Harga Sawit di Aceh Singkil Rp 1.700 Per Kilogram
Akan tetapi, perbandingan yang dipakai petani kali ini dengan harga sawit awal tahun 2022 yang tembus Rp 3.000 per kilo. Sehingga kisaran Rp 1.400 di
Penulis: Dede Rosadi | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kabupaten Aceh Singkil, berada di kisaran Rp 1.730 sampai dengan Rp 1.800 per kilo, Senin (13/6/2022). Turun dari pekan lalu yang berada di kisaran Rp 1.800 sampai Rp 1.840 per kilo.
Harga tersebut di pabrik kelapa sawit perusahaan. Sementara di petani berada di kisaran Rp 1.400 sampai Rp 1.500 per kilo.
Selisih harga antara petani dengan pabrik untuk keuntungan pengepul, ongkos angkut dan biaya penyusutan.
Kisaran harga sawit tersebut sama ketika ekspor crude palm oil (CPO) distop. Sehingga dianggap aneh oleh petani, apalagi produksi TBS kelapa sawit sedang turun (trek).
• Menjanjikan! Harga Brondolan Sawit di Agara Naik Jadi Rp 3.200/Kg, TBS Stabil pada Rp 2.020/Kg
"Ekspor tidak dilarang lagi, tapi sawit murah padahal buah lagi trek," kata Kasman petani sawit di Aceh Singkil.
Memang sebutnya harga sawit dikisaran Rp 1.400 per kilo di tingkat petani terbilang lumayan. Sebab pada tahun 2020 ke bawah kerap berada di bawah Rp 1.000 per kilo.
Akan tetapi, perbandingan yang dipakai petani kali ini dengan harga sawit awal tahun 2022 yang tembus Rp 3.000 per kilo. Sehingga kisaran Rp 1.400 di tingkat petani terasa murah, apalagi harga pupuk tetap tinggi kendati sawit turun.
Sementara itu tinggi rendahnya harga TBS kelapa sawit ternyata tidak berpengaruh terhadap ongkos panen. Berapapun harga sawit ongkos panen tetap dikisaran Rp 180.000 per ton.
Tetapnya ongkos panen, menyebabkan penghasilan petani makin sedikit ketika sawit murah. Sebaliknya ketika sawit mahal, petani diuntungkan.
"Kalau ongkos panen mahal atau murah sama saja, sudah risiko yang punya kebun," kata Habibi pemanen kelapa sawit di Gosong Telaga Barat.
Bagi pemenen penghasilannya akan banyak per harinya bila, produksi sawit sedang maksimal. Sebaliknya bila musim trek seperti saat ini, penghasilnya berkurang, lantaran sedikit sawit yang bisa dipanen.(*)