Berita Aceh Tamiang
Bantuan Obat tak Kunjung Tiba, Ternak Terjangkit PMK di Aceh Tamiang Disembuhkan Secara Swadaya
“Semuanya dilakukan sendiri, yang membuat sedih, mantri hewan juga terkesan tidak langsung bersedia dipanggil masyarakat,” kata Ridwan...
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Nurul Hayati
“Semuanya dilakukan sendiri, yang membuat sedih, mantri hewan juga terkesan tidak langsung bersedia dipanggil masyarakat,” kata Ridwan, Rabu (15/6/2022).
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Sebanyak 1.819 ekor sapi di Aceh Tamiang dinyatakan masih sakit, akibat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Nihilnya bantuan obat dari Kementerian Pertanian, memaksa peternak melakukan pengobatan secara swadaya.
Kondisi ini disampaikan Kepala Mukim Simpang Empat, Aceh Tamiang Muhammad Ridwan yang memastikan warganya harus berjuang sendiri untuk melindungi ternaknya dari ancaman wabah ini.
Menurutnya, warga harus menelepon sendiri mantri hewan dan menggunakan uang pribadi untuk biaya suntik.
“Semuanya dilakukan sendiri, yang membuat sedih, mantri hewan juga terkesan tidak langsung bersedia dipanggil masyarakat,” kata Ridwan, Rabu (15/6/2022).
Pri yang akrab disapa Wan Paya Awe ini juga menyoroti biaya penyuntikan yang bervariasi mulai dari Rp 30 ribu, Rp 50 ribu dan Rp 70 ribu.
Seharusnya kata dia, biaya penyuntikan ini tidak dibebankan kepada masyarakat.
“Ini kan sudah wabah, seharusnya ada perhatian pemerintah,” sambungnya.
Baca juga: Vaksinasi PMK untuk Hewan Ternak akan Dimulai Besok, Butuh 3 Juta Dosis dari Luar Negeri
Wan Paya Awe juga menyinggung kunjugan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo ke Aceh Tamiang, beberapa waktu lalu tidak memberikan dampak apapun.
Bahkan mdia menyesalkan, sikap sang menteri yang sama sekali tidak membuka ruang komunikasi dengan masyarakat yang sudah lama menunggu.
“Masyarakat sudah lama menunggu dengan harapan berkomunikasi, sayangnya kesempatan ini tidak disediakan, dia datang cuma foto-foto,” ujarnya berapi-api.
Terpisah, Kadis Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (Distanbunak) Aceh Tamiang, Safuan mengakui kalau hingga kini belum ada bantuan obat dari pemerintah pusat.
Safuan mengaku, dirinya rutin menelepon orang Kementerian menagih bantuan obat.
“Sudah capek kita menelepon pusat, tapi tetap tidak ada yang dikirim,” kata Safuan.
Terkait biaya yang dikeluarkan masyarkat untuk penyuntikan ternak, Safuan mengakui kalau penanganan PMK masih dilakukan secara swadaya.
Hal ini tidak terlepas dengan kondisi kosongnya obat di daerah, dampak belum adanya distribusi dari Jakarta. (*)
Baca juga: Empat Kecamatan di Aceh Besar Bebas Infeksi Wabah PMK, Ternak Terjangkit Capai 3.052 Ekor