Info Kesehatan
Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap untuk Anak Aceh Terus Mengalami Penurunan, Ini Penyebabnya
"Bisa dibilang dari total 6.507 desa di Aceh, untuk cakupan Universal Child Immunization (UCI) hanya 24,9 persen saja yang sudah lengkap imunisasi.
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh mengumumkan tren cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) di Aceh sejak lima tahun terakhir terus mengalami penurunan.
Hal itu tidak terlepas karena masih rendahnya tingkat kesadaran orang tua akan pentingnya imunisasi meski sosialisasi terus gencar dilakukan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Aceh, dr Iman Murahman, menuturkan, grafik cakupan imunisasi dasar lengkap untuk anak Aceh terus mengalami penurunan.
Bahkan, se-Indonesia tingkat capaian imunisasi Aceh merupakan provinsi terendah.
Pada tahun 2017 tren cakupan IDL Aceh sebesar 59,7 persen, 2018 sebesar 58 persen, 2019 sebesar 48,9 persen, 2020 sebesar 42,7 persen dan 2021 sebesar 38,4 persen.
"Trend cakupan imunisasi dasar lengkap di Aceh terus mengalami penurunan tiap tahunnya. Seluruh Indonesia kita paling rendah, kalau saya boleh jujur mungkin bukan se-Indonesia tapi sedunia. Karena, seluruh dunia melakukan imunisasi. Tidak bisa kita tutupi karena capaian kita memang terendah,” katanya.
Dijelaskan Iman, rata-rata nasional cakupan IDL Aceh paling rendah berkisar 11,8 persen saja dari target nasional sebesar 54,6 persen. Dari 6.500 desa hanya 1.600 desa imunisasi anaknya lengkap.
"Bisa dibilang dari total 6.507 desa di Aceh, untuk cakupan Universal Child Immunization (UCI) hanya 24,9 persen saja yang sudah lengkap imunisasi. Atau tiga perempat diantaranya," ucap Iman.
Iman mengaku, kendala sehingga capaian imunisasi di Aceh rendah pertama masih kurangnya tingkat sosialisasi, pemahaman orangtua tentang akan efek atau gejala berbahaya jika anaknya tidak diimunisasi.
“Juga keengganan dari orang tua, terkait kejadian paska imunisasi seperti demam atau lainnya sehingga tidak mau membawa anaknya diimunisasi,” tutur Iman.
Iman mengkhawatirkan jika capaian imunisasi di Aceh masih terus rendah, maka akan terjadinya angka difteri yang besar atau angka kematian. Kemudian adanya kasus hepertosis, pada orang dewasa panyakit ini tidak masalah tapi pada bayi itu bisa menyebabkan kematian.
Begitu juga dengan campak dan lebih menakutkan lagi adalah rubella, sebab jika sang ibu kena maka bayinya bisa terjadi kelainan jantung, kelainan pada telinga, mata, dan ini bisa terjadi jika anak-anaknya tidak diimunusasi.
“Ini sangat kita khawatirkan bisa terjadi pada anak-anak Aceh, mudah-mudahan semua masyarakat akan mau membawa anak-anaknya untuk diimunisasi,” ungkapnya.
Karena itu, Iman mengajak, perlu ada kesadaran bersama baik dari masyarakat maupun unsur terkait. Sebab, dengan imunisasi anak akan mendapatkan imunitas atau kekebalan secara individu dan eradikasi atau pembasmian suatu penyakit dari penduduk suatu daerah atau negeri.
“Karena itu saya mengajak kita semua agar sama-sama bisa menyukseskan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) ini,” pungkasnya.(*)