LAPORAN HAJI 2022
Bahasa Indonesia Kian Populer di Madinah, Dipakai untuk Penunjuk Arah, Tausyiah, hingga Jual Beli
Karena bahasa Indonesia kini sangat populer di kota ini, baik berkomunikasi dengan penjual maupun arah petunjuk jalan, termasuk di Masjid Nabawi.
Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Nurul Hayati
Karena bahasa Indonesia kini sangat populer di kota ini, baik berkomunikasi dengan penjual maupun arah petunjuk jalan, termasuk di Masjid Nabawi.
Laporan Muhammad Nasir I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, MADINAH - Bahasa Indonesia saat ini semakin populer di Madinah, Arab Saudi.
Saat ini banyak digunakan, mulai penunjuk arah hingga tausyiah agama.
Hal itu disampaikan oleh Petugas Haji Indonesia asal Aceh di sektor 3 Madinah, Muhammad Nasril.
Nasril mengatakan, puluhan ribu orang calon jamaah haji (CJH) Indonesia gelombang I telah tiba di Kota Madinah, Arab Saudi.
Sebagian jamaah kini telah bertolak ke Makkah setelah menetap lebih kurang delapan hari di Madinah.
Ia menceritakan, selama di Madinah, jamaah melaksanakan salat berjamaah di Masjid Nabawi sebanyak 40 kali berturut-turut atau yang dikenal dengan Arbain.
Kemudian berziarah ke makam Rasulullah SAW dan mengunjungi Raudhah, serta tempat-tempat bersejarah di Kota Madinah, seperti Masjid Quba, Jabal Uhud, Maqbarah Baqi, Masjid Qiblatain, dan Museum Hejaz Railway.
Baca juga: LAPORAN HAJI 2022 - Makan Nasi Briyani dan Madhi, Nostalgia Petugas Haji Aceh di Madinah
Setelah 8 hari atau 40 kali waktu salat, jamaah akan berangkat ke Mekkah untuk persiapan melaksanakan ibadah haji.
Kota Madinah merupakan kota yang dirindukan banyak insan, menjadi kota tujuan yang dihuni dan disinggahi oleh banyak peziarah dari berbagai penjuru dunia, termasuk dari Indonesia.
Karenanya keberagaman orang dari berbagai negara di kota itu, sudah menjadi hal yang sangat lumrah.
Meskipun berada di wilayah Arab Saudi dan bahasa yang digunakan adalah bahasa Arab, bagi jamaah Indonesia yang tidak menguasai bahasa Arab tidak perlu risau dan panik lagi saat berada di tempat-tempat publik di Madinah, seperti masjid, toko-toko penjualan suvenir, maupun kawasan komersial lainnya.
Karena bahasa Indonesia kini sangat populer di kota ini, baik berkomunikasi dengan penjual maupun arah petunjuk jalan, termasuk di Masjid Nabawi.
"Memasuki area Masjid Nabawi, kita akan menemukan sejumlah papan informasi petunjuk arah dalam bahasa Arab dan Inggris dan juga bahasa Indonesia, seperti petunjuk tempat salat dan wudu wanita," ujarnya.
Hal ini sangat memudahkan jamaah Indonesia memahaminya untuk mengurangi salah arah, tanpa harus penerjemah.
Baca juga: Jamaah Haji Aceh di Madinah Mulai Bergerak ke Mekah
Seorang penjaga di kawasan Masjid Nabawi, Abdurrahman, mengatakan, penggunaan bahasa Indonesia pada tanda-tanda jalan tersebut karena Indonesia merupakan salah satu negara yang paling banyak jamaah di Madinah.
Apalagi musim haji, khususnya di Masjid Nabawi, jamaah Indonesia sangat ramai.
Maka bahasa Indonesia untuk memudahkan tamu Allah tersebut.
"Untuk memudahkan jamaah dari Indonesia, mereka sangat ramai di sini," ujar Abdurrahman.
Hal tersebut sesuai dengan realita.
Saat ini ada ribuan orang jemaah Indonesia setiap hari memenuhi Masjid Nabawi.
Maka tak heran, kalau di dalam masjid di sudut manapun pasti bertemu dengan jemaah asal Indonesia.
Baca juga: Makna Haji Mabrur
Saat ke luar masjid, dari pintu manapun pasti bertemu dengan jamaah Indonesia.
Bahkan, di salah satu sudut majelis ilmu di Masjid Nabawi pengajarnya adalah orang Indonesia.
Kehadiran banyak jemaah Indonesia ternyata mampu menjadi duta dalam mengampanyekan bahasa Indonesia di kota Madinah.
Mereka layak dikatakan duta, karena berhasil menarik para pedagang-pedagang di sekitar Masjid Nabawi untuk belajar bahasa Indonesia.
Maka tak heran ketika menuju atau pulang dari Masjid Nabawi, kita akan melewati toko di sisi kiri dan kanan dengan penjaga yang menyapa menggunakan bahasa Indonesia.
Walaupun penggunaan kosa kata dan ungkapannya singkat, sekadar mengajak kita singgah di toko tersebut.
Dialog sederhana itu, seperti murah-murah, mari lihat dulu, barang bagus, model baru, ada diskon, dan lihat gratis ambil bayar.
Saat kita memasuki toko-toko tersebut, meskipun bisa sedikit berbahasa Arab, mereka akan memilih menjawab dan menggunakan bahasa Indonesia.
Misal, ini harganya sekian riyal, boleh kurang, harga murah, oh tidak bisa, terima kasih; dan tentu saja nama-nama barang yang mereka jual serta angka-angka dan perhitungan dalam bahasa Indonesia.
Penggunaan bahasa Indonesia oleh pedagang ini tentu punya tujuan untuk memikat pembeli dari Indonesia,
Meskipun kadang-kadang pengucapan dan arti kata yang diucapkan kerap salah.
Selain di pasar, di tempat umum lainnya seperti penjaga hotel juga kerap berbahasa Indonesia.
Apalagi rata-rata pekerja bukan dari Arab, melainkan dari Bangladesh, India, dan negara lain.
Kini jamaah haji Indonesia dengan mudah dapat berkomunikasi di tempat-tempat umum.
Selain bahasa Indonesia, bahasa isyarat juga menjadi andalan jamaah haji Indonesia.
Menjadi jamaah haji Indonesia adalah sebuah keistimewaan.
Meskipun pelaksanaan rukun dan wajib haji berfokus di Makkah, jamaah Indonesia diberikan kesempatan selama 8 hari untuk menetap di Madinah dan ini termasuk pengunjung paling lama yang menetap di Madinah selama musim haji. (*)
Baca juga: VIDEO Kisah Mariano dan Mariana, Nenek Kembar asal Medan Pergi Haji Ingin Minta Jodoh