Minyak Goreng
Harga Minyak Goreng Curah Kelapa Sawit Terus Turun Dampak dari Turunnya Harga CPO dan TBS
Pada minggu pertama bulan Juli ini, ungkap Aldy, jumlah pembeli minyak goreng curah kelapa sawit cukup banyak, tidak hanya dari pedagang kelontong dan
Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
Yusuf, pedagang grosir minyak goreng curah kelapa sawit di Pasar Kampung Baru, Kota Banda Aceh menyatakan, daya beli masyarakat terhadap minyak goreng curah kelapa sawit pada minggu pertama bulan Juli 2022 ini, masih cukup tinggi.
Kondisi ini, menurutnya, mengindikasikan bahwa permintaan pasar atau konsumen, terhadap minyak goreng curah kelapa sawit menjelang Lebaran Idhul Adha 1443 Hijjriah, sampai minggu pertama bulan Juli masih tinggi, sementara harganya cenderung turun.
Yusuf mengatakan, penurunan minyak goreng curah ini, ada kaitannya dengan menurunya harga CPO dan Tandan Buah Segar (TBS) biji kelapa sawit.
Informasi dari petani sawit yang ada di wilayah Nagan Raya, Abdya, Aceh Selatan, Subulussalam dan Aceh Singkil, Aceh Tamiang, harga beli TBS Biji Kelapa Sawit petani oleh pedagang pengumpul di daerah saat ini, sudah turun dari Rp 1.200 – Rp 800/Kg menjadi Rp 400 – Rp 800Kg. Sebelumnya harga TBS pernah mencapi angka tertinggi Rp 2.500 – Rp 3.300/Kg. Sementara CPO turun dari Rp 14.000 menjadi Rp 9.000/Kg
Penurunan harga minyak goreng curah, kata Yusuf, di satu sisi sangat meringankan beban biaya produksi pedagang gorengan dan retauran maupun rumah makan serta ibu rumah tangga.
Pada sisi lain, dengan menurunnya harga beli CPO, bahan baku minyak goreng dari Rp 14.000/Kg menjadi Rp 9.000/Kg, di tingkat Pabrik Kelpa Sawit (PKS) membuat harga beli hasil panen TBS petani kelapa sawat berubah dan cenderung menurun terus.
Sebelumnya Rp 3.300 – Rp 2.500/Kg, minggu pertma Juli 2022 ini, harganya turun lagi menjadi Rp 800 – Rp 400/Kg.
Penurunan harga TBS ini ada kaitannya dengan belum membaiknya ekspor CPO secara nasional ke luar negeri, setelah pada tanggal 23 Mei 2022 lalu, larangan sementara ekspor CPO ke luar negeri sudah dicabut Presiden Joko Widodo.
“Tapi anehnya, larangan pencabutan ekspor CPO nya, sudah berjalan hampir dua bulan, namun volume ekspor CPO nya ke luar negeri belum membaik, sampai pada minggu pertama bulan Juli 2022 ini," ujar Yusuf.(80