Haji 2022
Haji Akbar di Tanah Suci, Hari Raya Haji di Tanah Air
Pemerintah Kerajaan Arab Saudi sudah menetapkan 1 Zulhijjah 1443 Hijriah jatuh pada Kamis, 30 Juni 2022
Pemerintah Kerajaan Arab Saudi sudah menetapkan 1 Zulhijjah 1443 Hijriah jatuh pada Kamis, 30 Juni 2022.
Ini berarti 9 Zulhijjah yang menjadi waktu pelaksanaan wukuf di Arafah pada Jumat
Wukuf pada hari Jumat sering disebut sebagai haji akbar.
Setelah terakhir terjadi pada tahun 2006.
Lain di Tanah Suci, lain juga di Tanah Air.
Pemerintah menetapkan 1 Zulhijjah kali ini jatuh pada Jumat, 1 Juli 2022.
Dengan demikian, 9 Zulhijjah di Indonesia bertepatan dengan hari Sabtu, 9 Juli 2022, bergeser satu hari dengan 9 Zulhijjah di Tanah Suci.
Tanggal 9 Zulhijjah merupakan hari penting bagi setiap muslim baik yang berhaji maupun yang tidak.
Bagi yang berhaji, 9 Zulhijjah merupakan puncak dari seluruh ritual haji, wukuf di Arafah.
Baca juga: 2.056 Jamaah Haji Aceh Sudah Terima Rp 12,3 Miliar Dana Wakaf Baitul Asyi di Mekkah
Baca juga: Petugas Bandara Arab Saudi Apresiasi Para Jamaah Haji Indonesia: Mereka Baik, Tertib dan Sopan
Pelaksanaan wukuf berkaitan dengan dua hal yaitu tempat dan waktu.
Tempatnya harus dalam kawasan Arafah dan waktunya harus pada tanggal 9 Zulhijjah.
Wukuf yang dilakukan di luar Arafah dan di luar tanggal 9 Zulhijjah tidak sah.
Sedangkan bagi yang tidak berhaji, 9 Zulhijjah juga menjadi hari penting.
Karena pada hari itu Nabi berpuasa dan sangat menganjurkan (sunnah mu'akkadah) umatnya untuk ikut berpuasa.
Namun yang jarang dipahami oleh banyak orang adalah wukuf di Arafah dan puasa pada 9 Zulhijjah sebenarnya tidak saling berkaitan.
Dengan kata lain, wukuf di Arafah bukanlah sebab yang menjadikan kesunahan berpuasa pada 9 Zulhijjah.
Kedua ibadah tersebut independen, masing-masing berdiri sendiri.
Dalam sejarah, Nabi sudah berpuasa 9 Zulhijjah jauh sebelum disyariatkannya ibadah haji.
Dalam riwayat shahih Muslim diceritakan bahwa Nabi sudah mulai berpuasa 9 Zulhijjah sejak tahun 2 Hijiriah, tahun yang sama dengan disyariatkannya puasa Ramadhan.
Sedangkan ibadah haji baru diperintahkan Allah pada tahun 4 Hijriah melalui Surat Ali Imran: 97, menurut sebuah riwayat.
Bahkan dalam riwayat yang lain, ibadah haji disyariatkan Allah lebih belakangan, tahun 6 Hijriah melalui Surat Al-Baqarah: 196.
Nabi sendiri baru melaksanakan haji pada tahun 10 Hijriah, yang dikenal dengan haji wada'.
Berarti, Nabi sudah mengerjakan puasa 9 Zulhijjah jauh sebelum turun syariat dan pelaksanaan ibadah haji.
Dalam penanggalan Islam, hilal menjadi satu-satunya acuan, seperti dijelaskan Allah dalam Surat Al-Baqarah: 189.
Namun, para ulama memiliki bermacam metode dalam ‘mengeker’ hilal.
Rukyat, hisab, hisab wujudul hilal, dan hisab imkanur rukyah.
Penggunaan metode yang berbeda-beda ini berpotensi besar terjadinya perbedaan dalam penentuan awal tanggal.
Perbedaan bahkan niscaya terjadi jika kita memasukkan satu lagi variabel yaitu ikhtilaf mathali' (perbedaan tempat terbitnya hilal).
Hilal yang terbit di Arab Saudi tidak berlaku bagi Indonesia, karena Indonesia punya hitungan hilalnya sendiri yang berbeda dari Arab Saudi.
Perbedaan metode ‘keker’ hilal, maupun perbedaan tempat terbitnya hilal menjadi faktor utama berbedanya penentuan jadwal 9 Zulhijjah.
Karena wukuf dan puasa 9 Zulhijjah tidak saling berkaitan, maka dalam penentuan kapan kedua ibadah tersebut dilakukan sangat bergantung dengan tempat dari masing-masing ibadah itu dikerjakan.
Wukuf hanya sah dikerjakan di Arafah.
Maka pelaksanaan wukuf terikat dengan waktu yang berlaku di Mekkah atau Arab Saudi.
Begitu juga yang tidak berhaji tapi berada di wilayah Arab Saudi, mereka terikat dengan waktu di Arab Saudi.
Sedangkan bagi umat Islam di Indonesia, maka pelaksanaan puasa 9 Zulhijjah terikat dengan waktu Indonesia yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Sekedar perumpamaan, muslim di Indonesia tidak wajib mengikuti waktu shalat di Mekkah.
Saat muslim di Tanah Air shalat Isya, kami yang saat ini berada di Mekkah sedang mengerjakan shalat Ashar.
Jika penjelasan di atas dapat diterima, tidak seharusnya perbedaan ini membuat kita bingung apa lagi ribut antarsesama.
Hanya dengan ilmu lah kita bisa mengatasi semua kebimbangan ini.
Selamat haji Akbar bagi tamu Allah di Tanah Suci, dan selamat berhari raya bagi saudara ku di Tanah Air. (*)
Baca juga: Masjid Quba Jadi Tempat Favorit Jamaah Haji
Baca juga: Masjidil Haram Terima Jamaah Haji pada Jumat Pertama Dzulhijjah, Petugas Siap di Seluruh Penjuru