Peluncuran Buku
Luncurkan Buku di Akhir Jabatan, Nova Iriansyah: Saya Sabar Tingkat Dewa
Sehari jelang berakhirnya masa jabatan, Nova Iriansyah meluncurkan sebuah buku berjudul Nova Iriansyah "Darah Pun Kami Sumbangkan".
Penulis: Subur Dani | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Tepat pada pukul 00.00 WIB, Selasa 5 Juli besok, Nova Iriansyah secara resmi akan menanggalkan jabatan Gubernur Aceh yang telah diembannya sejak 5 November 2020, setelah sebelumnya sempat menjabat Plt Gubernur sejak 5 Juli 2018 hingga 5 November 2020.
Lebih kurang, selama 20 bulan, Nova menakhodai Pemerintah Aceh, tanpa wakil hingga akhir masa jabatannya.
• Nova Iriansyah Tanggapi soal Label Gubernur Terburuk Sepanjang Sejarah Aceh
Sehari jelang berakhirnya masa jabatan, Nova Iriansyah meluncurkan sebuah buku berjudul Nova Iriansyah "Darah Pun Kami Sumbangkan".
Buku berisi 441 halaman dan tujuh bagian itu ditulis oleh Jurnalis Senior Aceh, Adi Warsidi bersama Almuniza Kamal, Marthunis Muhammad, Muhammad Iswanto, Mukhlisuddin Ilyas, Munawar A Djalil, Nashrun Marzuki, Risman A Rachman, Wiratmadinata, Yusrizal Ibrahim, dan Zulkifli Daud.
Peluncuran buku tersebut digelar dalam acara seremonial sekaligus "malam perpisahan" Gubernur Aceh dan istri Dyah Erti Idawati bersama seluruh Kepala SKPA dan para pejabat di lingkungan Pemerintah Aceh di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Minggu (3/7/2022) malam.
Bersamaan dengan itu, Gubernur Nova juga melaunching Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bank Aceh Syariah Pulau Banyak, Aceh Singkil.
Kegiatan peluncuran buku tersebut berlangsung sedikit emosional, seorang ASN dari Dinas Perhubungan Aceh, Nesia Sastafiana juga membaca puisi berjudul sama dengan buku di hadapan Nova.
• Nova Iriansyah Tanggapi soal Label Gubernur Terburuk Sepanjang Sejarah Aceh
Puisi itu membuat Nova terkagum dengan bacaan yang sangat emosional.
Sebelum menandatangani Cover buku itu, Nova sendiri sempat membacakan puisi berjudul "Samarkilang" yang pernah ditulisnya di Gunung Salak, 12 September 2020 lalu.
Nova membacanya pelan, dengan suara rendah dan lugas. Suasana hening dengan lampu remang-remang membuat suasana jadi haru, seluruh tamu undangan memberi tepuk tangan di akhir puisi Nova.
"Wahai negeri aku datang,
Rindu kan kujelang,
Sumbang kan kuhapus hilang,
Samarkilang…aku datang," ucap Nova.
Dalam sambutannya, Nova menyampaikan banyak hal, ia merewind banyak hal yang telah dilakukan dan dilewatinya sejak memimpin perahu besar Pemerintah Aceh.
Nova tak juga menampik bahwa selama ini mendapat berbagai kritik pedas dan hujatan dari berbagai kalangan di Aceh.
Ia mengaku, selama ini sering berpolemik terutama dengan DPRA, namun sayangnya polemik itu hanya untuk hal-hal yang tidak potensial.
Namun atas semua kritik bahkan hujatan itu, Nova mengaku sangat bersabar.
"Saya memang lebih sering bersabar menahan diri, saya sabar tingkat dewa, tidak boleh bertepi sabar kita di Aceh ini," kata Nova.
Belum lekang ingatan Nova saat Ia harus menghadapi interpelasi di DPRA.
"Hanya Pak Nurnin Abdullah yang pernah diinterpelasi di Sulsesl, ada satu lagi di kabupaten Banyuwangi. Tapi di Aceh saya menjalani dua kali interpelasi dan satu kali angket, dan banyak sekali pertengkaran tidak perlu, banyak sekali potensi yang mendorong kami ke jurang oleh oknum, bukan lembaga," ucap Nova.
"Artinya yang besar-besar bisa lewat, kita bertengkar di hal-hal kecil, tapi saya sabar tingkat dewa," katanya disambut senyum tamu undangan yang hadir.
Nova mengatakan, hanya dengan kesabaran tingkat dewa ia bisa melewati itu semua dan tetap bisa memimpin Pemerintah Aceh.
"Dengan kesabaran tingkat dewa bisa kami lalui dan besok hari terkahir saya berkewenangan memimpin Aceh," katanya.
Nova juga menyentil isu viral dua hari lalu, di mana Fraksi PA di DPRA dalam penyampaian pendapat akhir dari Gubernur Aceh, memberikan predikat kepadanya sebagai “Gubernur Terburuk Sepanjang Sejarah Aceh” dan berharap ke depannya tidak ada lagi Gubernur seperti Nova yang dikirimkan oleh Allah kepada rakyat Aceh.
"Kritik sih oke, tapi membawa nama Allah, Allah tidak seperti kawan-kawan di situ. Artinya jangan Allah dibawa-bawa. Tapi itu ya politik," kata Nova.
Ia sendiri mengaku mengenal baik para personal di Partai Aceh, meski ia dinobatkan sebagai gubernur terburuk.
"Secara personal saya kenal mereka baik sekali, orang per orang. Itu tercermin dalam proses penyampaian pendapat akhir itu, saat bersalaman, mereka membisik
ke saya "nepeumuah loen Pak Gubernur, sebetoijih loen dan seterusnya dan seterusnya," ucap Nova.
Dalam sambutannya, Nova mengucapkan terima kasih kepada semua jajaran Pemerintah Aceh atas semua keberhasilan yang telah diraih selama ini dalam berbagai pekerjaan dan pelayanan kepada masyarakat Aceh.
"Tanpa kerja sama tidak ada keberhasilan, tanpa kolaborasi kita tidak akan sukses, semuanya akan sukses kalau ditangani oleh tim," sebutnya.
"Terima kasih, saya tentu tidak bisa membalas jasa bapak ibu membantu saya. Selama menjabat saya tentu pasti ada kondisi marah, dalam kesempatan ini saya memohon maaf sebesar-besarnya dan mudah-mudahan bapak ibu memaafkan saya," pinta Nova.
Nova sendiri belum tahu setelah 5 Juli nanti mau apa. Ia mungkin lebih memilih beristirahat dan menghabiskan waktu bersama keluarga.
"Saya tidak tahu mau ngapain, mau dilantik lagi, tahun depan tidak ada Pilkada, Pileg pun tidak ada. Mulai tanggal 6 Juli ya saya bisa istirahat. Mungkin saya jadi staf khusus Pak Sekda, tapi tak sanggup saya jadi staf khusus Pak Sekda," sebut Nova disambut tawa tamu undangan.
Terkait peluncuran buku Nova Iriansyah "Darah Pun Kami Sumbang", Nova mengaku sangat surprise dan menjadi hadiah di akhir masa jabatannya.
Ia mengaku tidak menyuruh tim untuk menulisnya bahkan tidak membayar para tim penulis.
"Ini tanpa perintah tanpa biaya, saya tidak tahu. Itu surprise dan menjadi sesuat yang tidak bisa saya ukur dengan harga rupiah, valuenya tinggi sekali," katanya.
Menurut Nova, sebagainya besar sejarah hidupnya sejak kecil hingga menjadi sosok nomor satu di Aceh telah dikulas dalam buku tersebut.
"Terima kasih kepada semua tim atas hadiah ini," sebut Nova.(*)