Pembantaian 12 Warga Sipil di Papua Diduga Didalangi Pimpinan Egianus Kogoya, Berikut Sosoknya
"Kami sangat yakin ini kelompok Egianus," kata Direskrimum Polda Papua, Kombes Faizal Ramadhani, Sabtu
Punya Persenjataan Canggih
Egianus Kogoya, pemimpin KKB paling berbahaya di Kabupaten Nduga. Keberadaannya sudah terpantau, tapi tak terlihat. Ia tak pernah meninggalkan Kabupaten Nduga sehingga sulit ditangkap. Hingga kini pergerakannya pun susah dideteksi. (Istimewa)
KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya diduga menguasai persenjataan canggih.
Hal ini diketahui ketika KKB Papua pimpinan Egianus menyerang pos marinir di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga menggunakan pelontar granat atau Grenade Launcher Module (GLM).
Direskrimum Polda Papua, Kombes Faizal Ramadhani, menyebutkan setidaknya ada tiga senjata berat yang dikuasai kelompok Egianus Kogoya.
"Mereka punya dua pucuk GLM dan satu pucuk Minimi," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (28/3/2022) malam, dikutip dari Kompas.com.
Dua pucuk GLM yang dikuasai Egianus berasal dari rampasan pada 2019 dan 2020.
Faizal menjelaskan, Minimi merupakan senjata otomatis buatan Belgia yang mampu menembakan seribu peluru hanya dalam waktu satu menit.
Senjata tersebut pernah terlihat digunakan Egianus ketika mengadang rombongan TNI di Danau Habema pada 23 Agustus 2018 dan mengakibatkan dua anggota TNI gugur.
Selain tiga senjata api tersebut, Faizal memperkirakan, setidaknya masih ada belasan pucuk senjata yang dikuasai oleh kelompok Egianus.
"Mereka juga punya 11 pucuk senjata laras panjang dan enam pucuk senjata laras pendek," kata Faizal.
Baca juga: FAKTA 12 Warga Sipil Dibantai KKB Papua, 10 Orang Tewas Termasuk Pendeta, Berikut Identitas Korban
Kronologi KKB Papua Bantai 12 Warga Sipil
Pembantaian 10 warga sipil ini bermula saat seorang anggota KKB masuk ke sebuah kios milik H Sabu di Kampung Nanggolait dengan membawa pisau, Sabtu (16/7/2022) sekitar pukul 09.40 WIT.
Anggota KKB itu kemudian meminta orang yang berada di dalam kios untuk keluar.
Di dalam kios, anggota KKB itu melakukan perusakan.
Tak lama kemudian, sekitar 20 orang anggota KKB yang membawa 15 senjata laras panjang datang dan berteriak meminta semua laki-laki yang ada di dalam kios untuk keluar.